Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL – Guru Besar IPB University Iswandi Anas menjelaskan bahwa pupuk organik lebih baik ketimbang pupuk buatan. Pupuk organik memiliki 16 unsur hara, sementara pupuk anorganik hanya terdapat tiga unsur hara, yaitu nitrogen (N), phospor (P), dan kalium (K).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Seharusnya kita menggunakan pupuk organik itu sebagai pupuk utama, bukan pupuk NPK. Kenapa? Karena pupuk organik memiliki 16 unsur hara yang diperlukan tanaman," kata Iswandi Anas belum lama ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Secara rinci, unsur hara dalam pupuk organik adalah C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Bo, Mo, Cl, Fe, dan Mn. Menurut Iswandi, pupuk organik memiliki kemampuan memperbaiki sifat tanah.
"Kemudian pupuk organik memperbaiki hampir semua sifat tanah, sifat fisik, kimia, dan sifat biologis. Sedangkan pupuk kimia tidak, hanya memperbaiki ketersediaan N, P, K," ujarnya.
Selain itu, pupuk organik membawa dampak positif bagi organisme renik penunjang kesuburan tanah, seperti cacing, bakteri, maupun jamur yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. "Sedangkan NPK tidak bisa meningkatkan jumlah cacing tanah dan sebagainya," ucap Iswandi.
Dari sisi ekonomi, kata dia, para petani bisa memproduksi sendiri pupuk organik. Tidak perlu bergantung pada keberadaan pupuk sintetis yang harganya terus merangkak naik.
"Jadi, sekali lagi istilah pupuk utama itu harusnya pupuk organik, bukan pupuk NPK. Semoga diketahui oleh semua petani, pejabat, sehingga kebijakan-kebijakan yang dilahirkan bisa menyokong bahwa pupuk organik adalah pupuk utama. bukan NPK," tutur Iswandi.
Terkait hal itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak para petani dan generasi muda untuk memproduksi pupuk organik, pupuk buatan dalam negeri. "Saatnya yuk kita pakai kekuatan kita buat pupuk sendiri, dari apa yang ada di sekitar," kata Mentan.
Penggagas pupuk organik Biosaka, Ansar, menambahkan pupuk organik diharapkan nantinya menjadi pupuk utama yang digunakan petani Indonesia. "Saya yakin nantinya dapat bersirkulasi dengan biaya pertanian yang murah, mudah, mudah-mudahan jadi profesi harapan anak-anak muda Indonesia di masa depan," kata dia. (*)