Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL — Peran guru dan tenaga pendidikan merupakan instrumen utama untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM). "Kita tidak bisa memiliki SDM yang unggul tanpa membenahi guru terlebih dahulu," ujar Menteri Pendidikan Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P di depan 695 guru, pada 16 Agustus 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri yang juga aktif menulis buku ini mengutip pidato Presiden Joko Widodo di Gedung MPR/DPR terkait APBN 2020. Fokus pemerintah adalah penguatan kualitas SDM. Oleh sebab itu, Malam Penganugerahan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional 2019 di Hotel Sahid, Jakarta, menjadi momen penting membekali para pengajar menyiapkan generasi masa depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Prioritas pendidikan adalah pembenahan guru. Maka, saya berharap kehadiran kalian di sini merupakan yang terbaik. Guru berprestasi hasil seleksi," ucap Muhadjir Effendy.
Penganugerahan GTK Beprestasi dan Berdedikasi tahun ini berlangsung pada 13-18 Agustus. Guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah dari 34 provinsi datang ke Jakarta melalui seleksi berjenjang. Dari kabupaten/kota, provinsi, bermuara di tingkat nasional.
Di Jakarta, mereka mempresentasikan program di hadapan para juri, kemudian disaring hingga lima besar. Di tahap ini, kontestan memilih pertanyaan lalu menjelaskan kepada juri, seraya dicecar pertanyaan tambahan. Hasilnya, juara 1 sampai 3 dari masing-masing 28 kategori yang dilombakan, juara pertama mendapat Rp 20 juta, juara dua Rp 15 juta, dan terakhir Rp 10 juta.
Endah Kispani, S.Pd., M.Pd, Pengawas SMK Jawa Barat, tersenyum begitu disebut jadi juara pertama. "Alhamdulillah. Barokah Allah," ujarnya yang berniat mengajak suami pergi umroh dengan uang hadiah tersebut.
Membawahi 21 sekolah binaan di Leuwiliang, Bogor, Endah terpilih berkat program Modelling, Coaching, dan Scaffolding. Awal pembuatan program ini, cerita Endah, lantaran guru masih sulit membuat soal HOTS (Higher Order Thinking Skills).
Padahal soal HOTS yang mengedepankan keterampilan berpikir tinggi dan mementingkan analisis, penunjang penting untuk menyiapkan SDM unggulan.
"Saya jalin kerja sama dengan semua kepala sekolah. Kami kumpulkan guru Bahasa Inggris karena dasar saya dulu guru mata pelajaran tersebut. Kita bikin model soal HOTS. Rupanya banyak guru yang belum paham, maka dilanjutkan dengan coaching (pelatihan). Masih belum sempurna juga, kita tambah dengan scaffolding. Guru-guru saya beri kuesioner untuk refleksi," kata pengajar drama ini.
MCS rupanya diminati banyak sekolah. Endah Kispani pun menulis buku Practical Guide to Develop Hots Item for Language Learning and Assessment. "Saat ini lumayan sibuk diundang bedah buku ke daerah," ujarnya.
Bandung hingga Cirebon, dua di antara kota yang meminta ia menularkan ilmu.
Sementara pemenang Kepala TK Berprestasi, Sri Letari S.Pd., M.M, mengedepankan program Discover, Design, Do, dan Evaluate. Siswa di TK Penabur, Bogor, tempatnya mengajar, diajak berpikir melompat melampaui zaman.
"Karena sekarang masuk era 4.0 anak-anak sejak dini harus siap," katanya.
Awalnya, siswa diajak menemukan hal baru, misalnya tentang rumah sakit. Guru menerangkan melalui beragam instrumen, Internet hingga mengundang tenaga ahli. Selanjutnya, Design, siswa memikirkan apa yang harus mereka buat dengan imajinasi sendiri. "Bisa saja kalau sekarang melihat detak jantung pakai layar, tapi anak merancang yang lebih moderen," kata Sri Lestari.
Di langkah Do, anak membuat, baik gambar atau karya keterampilan. Orang tua ikut dilibatkan. Barulah hasilnya dievaluasi bersama. "Orang tua senang sekali. Hasilnya, jumlah pendaftar di TK kami ikut meningkat," ujarnya antusias. (*)