Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jakarta - Penyakit kritis merupakan silent killer terbesar dengan angka kematian hingga 60 persen di Indonesia, dengan peringkat teratas diduduki oleh stroke dan penyakit jantung. Banyak faktor pendorong timbulnya penyakit kritis ini, bukan hanya pola makan yang kurang sehat namun juga tuntutan gaya hidup serta lingkungan modern saat ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Direktur Great Eastern Life Indonesia Clement Lien mengatakan banyak orang yang membeli perlindungan penyakit kritis ketika masih sehat. Namun, ketika terjadi hal yang tidak dinginkan, maka klaim dibayarkan yang dipertanggungkan akan berhenti. “Dengan kemajuan ilmu kedokteran saat ini, semakin banyak yang dapat bertahan hidup setelah mengalami penyakit kritis. Karena itu kita sering mendengar istilah penyintas serangan jantung atau penyintas kanker. Hal ini meningkatkan permintaan untuk perlindungan penyakit kritis yang berkelanjutan,” kata dia dalam keterangan tertulis, Senin 5 Juli 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melihat hal tersebut, kata Clement, Bank OCBC NISP, dan Great Eastern Life Indonesia meluncurkan Great Multiple Critical Illness. Hal ini sebagai wujud dari komitmen untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan perlindungan nasabah dari risiko penyakit kritis yang tidak terduga, tetapi juga untuk memperluas perlindungan tersebut kepada penyintas penyakit kritis.
“Dengan produk Great Multiple Critical Illness ini, nasabah akan terus memiliki perlindungan terhadap penyakit kritis lainnya di masa depan,” kata dia.
Adapun beberapa keunggulan dari Great Multiple Critical Illness antara lain, mempunyai proteksi maksimal yakni dengan memberikan manfaat 4x klaim untuk penyakit kritis major dengan grup yang berbeda serta pengembalian premi 100 persen dengan atau tanpa klaim.
Kemudian, dapat memberikann perlindungan komprehensif sampai usia 80 tahun terhadap 59 penyakit kritis major, manfaat Pembebasan Premi ketika Nasabah terdiagnosa penyakit kritis major serta dapat dilengkapi dengan asuransi tambahan (rider) Great Early CI yang memberikan perlindungan terhadap 63 jenis penyakit kritis minor atau tahap awal.
Keunggulan lain dari asuransi ini adalah, memiliki premi yang kompetitif sesuai dengan usia nasabah dan tersedia pilihan pembayaran yang fleksibel sesuai kebutuhan dan kemampuan Nasabah.
Wealth Management Head Bank OCBC NISP Juky Mariska mengatakan bahwa situasi pandemi semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi kesehatan. Mengutip riset dari Nielsen, bahwa kesadaran untuk memiliki produk asuransi jiwa di berbagai kota besar Indonesia telah mencapai 24 persen, ini tak jauh beda dengan Singapura yang tercatat sebesar 26 persen.
“Sejalan dengan visi kami menjadi mitra tepercaya untuk meningkatkan kualitas hidup, hal ini menuntut komitmen kami untuk dapat menghadirkan beragam solusi yang tepat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kami berharap Great Multiple Critical Illness dapat menjadi solusi nyata perlindungan finansial untuk risiko penyakit kritis yang menjadi silent killer terbesar di Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Vito A. Damay mengatakan, dalam masa pandemi, setiap orang akan berlomba-lomba mencapai hidup sehat dengan olahraga atau kegiatan lainnya. Namun yang perlu diketahui masyarakat adalah, pentingnya pemahaman yang menyeluruh terhadap kondisi tubuh itu sendiri. Sehingga kejadian yang tak diinginkan dapat terhindari.
“Kondisi yang sering terjadi adalah serangan jantung saat berolahraga. Cek selalu kondisi tubuh saat kita akan berolahraga dan setelahnya. Melakukan check-up secara rutin akan sangat membantu untuk tetap berada pada kondisi tubuh sehat, selain dari makan makanan bergizi dan istirahat yang cukup,” ujarnya.
Dengan keunggulan-keunggulan dari Great Multiple Critical Illness tersebut, Direktur Bancassurance Great Eastern Life Indonesia Nina Ong optimis produknya dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia, dan membantu mereka agar lebih siap jalani hidup. Diharapkan produk ini dapat membantu masyarakat dalam melindungi finansial keluarga ketika terjadi risiko penyakit kritis. Mengingat berdasarkan data BPJS Kesehatan, terdapat 2,5 juta kasus angka penanganan kanker di tanah air yang menghabiskan biaya pengobatan hingga Rp3,5 triliun.
“Dengan premi yang kompetitif dan perlindungan terhadap penyakit kritis yang lebih luas, Great Multiple Critical Illness melindungi mimpi dan harapan besar setiap keluarga Indonesia agar dapat terwujud di kemudian hari, juga memberikan perlindungan finansial yang maksimal kepada keluarga,” ujarnya.