Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Kementerian Pertanian melibatkan dokter hewan dan tenaga paramedik kesehatan hewan di lingkup Polri untuk melaksanakan vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Langkah ini untuk menyiasati keterbatasan jumlah dokter hewan dan tenaga paramedik kesehatan hewan di seluruh Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Semua SDM terkait harus berperan serta dalam pencegahan penyebaran penyakit mulut dan kuku," kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk menyiapkan personel TNI/Polri dalam melaksanakan vaksinasi PMK, Kementan akan melakukan pelatihan secara offline selama tiga hari di BBPKH Cinagara Bogor, 5-7 Juli 2022. Pesertanya yakni tenaga dokter hewan sejumlah 20 orang dan paramedik Kesehatan hewan lingkup Polri yang berjumlah 3 orang, serta peserta dari TNI/Polri, Ditpolsatwa, Lemdiklat Polri, Hubinter Polri, Polda DIY, Polda Jateng, Polda Jabar, Polda Bali, Polda Kaltim, dan Polda Jambi.
"Mereka akan dilatih secara teknis dan metodologi sebagai fasilitator sehingga nantinya diharapkan dapat melatih anggota Polri lainnya yang menjabat sebagai petugas Kesehatan untuk ikut serta sebagai tim vaksinasi PMK," ujar Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi.
Pelatihan ini, Dedi melanjutkan, harus dilaksanakan segera, karena distribusi vaksin secara besar-besaran segera dilakukan. “Kita ingin penyebaran PMK segera ditekan, bahkan diputus," ucapnya.
Saat ini sebanyak 800 ribu dosis sudah tiba di tanah air. “Pak Mentan menargetkan sebelum iduladha vaksinasi yang 800 ribu tuntas. Ada 2 juta 220 ribu yang harus segera kita suntikkan. Tentu Kementerian Pertanian bersama PMDP, PDHI, PDHSI melakukan vaksin secara serempak berdasarkan prioritas lokasi yang sudah ditentukan bersama," ucapnya.
Menurut Dedi, Kesiapan SDM pertanian sangat krusial. Dunia sedang menghadapi krisis pangan global akibat perubahan iklim. Kondisi itu diperparah dengan perang antara Rusia dan Ukraina. Krisis Pangan Global ini ditandai dengan meroket nya harga pangan di pasar global.
"Selain itu juga akibat virus PMK yang melanda di negara timur Asia ini semakin meningkat. Virus PMK mulai menyeruak termasuk di Indonesia. PMK termasuk jenis virus yang penyebarannya melalui udara. Bahkan ukuran virus PMK ini jauh lebih kecil dari virus Covid-19 sehingga peluang menyebarnya luar biasa," kata Dedi.
"Tapi kita masih Syukuri PMK ini bukan jenis penyakit sinosis tidak menular kepada manusia tetapi sangat mudah menular kepada hewan yang sensitif terutama hewan ternak yang berkaki belah."
Ia melanjutkan, Kementerian Pertanian sudah bergerak cepat langsung mengidentifikasi serotim virus tersebut sejak awal kemunculannya.
"Dan Alhamdulillah serotimnya sudah ketemu sejak lama saat ini puspesma di Surabaya sedang mempersiapkan vaksin PMK yang menyebar di negara kita. Namun demikian untuk bergerak cepat kita memerlukan impor vaksin sambil menunggu vaksin yang kita buat siap semuanya," katanya.
Terkait dengan penanggulangan PMK, jelas Dedi, yang utama adalah sistem karantina yang harus disiplin, ketat dan waspada. Satgas PMK mulai dari pusat, provinsi, kabupaten kota bahkan Sampai level camat sudah mulai bekerja.
Satgas PMK juga sudah menetapkan peta dimana sebaran PMK di Indonesia dan bahkan sudah dipetakan sampai level kecamatan dan sudah ada SOP-nya di Permentan yang baru bahwa hewan ternak yang berasal dari zona merah tidak boleh bergerak alias stay at home.
"Oleh karena itu kita semua stakeholder juga memiliki kewajiban untuk menjaga mengkarantina hewan ternak yang berkuku belah. Oleh karena itu para peternak dan yang tergabung dalam PDHI, PDHSI kami mohon support dan bantuannya. Agar sistem perkarantinaan hewan benar-benar disiplin, benar-benar waspada, konsekuen terhadap segala peraturan jangan ada pergerakan ternak dari zona merah ke daerah hijau," tuturnya.
Ia menambahkan, hewan yang terdampak PMK perlu dirawat dengan vaksinasi. Berdasarkan data tingkat kesembuhan hewan ternak yang terpapar PMK relatif baik. Sistem sapu jagat ini adalah dengan melakukan vaksinasi. (*)