Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Hortikultura tengah merintis pengembangan kawasan mangga terintegrasi berskala luas atau dikenal sebagai Food Estate Mangga. Food Estate hortikultura Mangga yang sedang dirintis di Gresik ini akan menjadi model untuk dikembangkan di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Upaya tersebut sebagai tindak lanjut terhadap arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, pada pertemuan G20 di Italia beberapa waktu lalu untuk memetakan wilayah yang potensial dikembangkan menjadi calon lokasi Food Estate baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto, Food Estate Mangga yang mulai dikembangkan tahun ini ditargetkan akan mencakup kawasan mangga seluas 1.000 hektar. Model yang dikembangkan berupa kemitraan antara kelompok tani dengan pelaku usaha (offtaker).
"Substansi Food Estate Mangga ini adalah penataan kawasan produksi dan pemasaran melalui skema kemitraan close-loop. Konsep tersebut selain menjadi solusi bagi petani juga mendorong daya saing mangga nasional," ujar Prihasto usai bertemu Bupati Gresik, H. Fandi Akhmad Yani, di Pendopo Bupati Gresik, Kamis, 12 Mei 2022.
Untuk tahap awal, Prihasto melanjutkan, tim Kementan telah melakukan survei, pendokumentasian, pemetaan lapangan, identifikasi kebutuhan dan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian setempat serta calon offtaker-nya. “Grand Design juga sudah disiapkan. Kami optimis substansi FE ini nantinya bisa berjalan dengan baik, dan sukses,” ucap pria yang akrab dipanggil Anton.
Bupati Gresik, H. Fandi Akhmad Yani, mengapresiasi langkah Kementan menjadikan daerahnya sebagai lokasi percontohan FE Mangga. "Dengan branding ini, pastinya akan mengungkit daya saing produk mangga lokal. Otomatis nantinya juga akan tumbuh unit-unit usaha pendukung lainnya termasuk riset inovatif dari perguruan tinggi di Jawa Timur ini. Selain mangga kami juga ada jeruk nipis seluas 400 hektar sebagai kawasan pendukung," kata Fandi.
Dalam kunjungan ke calon lokasi yang dikelola Kelompoktani dan PT Galasari di daerah Panceng Gresik, Prihasto mengatakan pihaknya akan mendorong pengembangan varietas mangga unggulan yang berorientasi ekspor.
“Desain tanamnya akan dilakukan dengan model klaster agar lebih tertata dan memudahkan petani atau eksportir melakukan proses panen dan pascapanen. Pola tanamnya bisa dilakukan secara integrated farming antara komoditas utama mangga, jagung serta ternak,” ucap Prihasto.
Dalam prosesnya nanti, Pemerintah akan menyediakan fasilitas pendukung berupa sarana dan prasarana, alat dan mesin pertanian, permodalan, serta infrastruktur pendukung lainnya. Kementan juga akan menggelar bimbingan teknis, penyuluhan berkala, studi banding dan pelatihan agroteknologi guna merangsang peningkatan produksi dan mutu mangga di kawasan tersebut.
Direktur PT. Galasari Gunung Sejahtera (GGS), Dinar, menyambut baik program FE Mangga yang digagas Kementan tersebut. “Kami dan masyarakat yang ada disini sangat senang jika Gresik di tetapkan jadi lokasi pengembangan Food Estate. Sebagai offtaker maupun mitra petani, kami siap mendukung. Saat ini PT. GGS memiliki 500 hektar, 200 hektar diantaranya sudah eksisting,” kata Dinar.
Perusahaannya berencana membangun Agroindustri termasuk pabrik olahan mangga. Nantinya, mereka akan menampung mangga hasil produksi petani sesuai grade. “Untuk grade A akan kita jual dalam bentuk buah segar, selebihnya kita olah jadi makanan dan minuman,” ucapnya.
Senada, Kepala Dinas Pertanian Gresik, Eko Andindito Putro, mengaku optimistis Food Estate hortikultura berbasis korporasi di daerahnya akan berhasil, pasalnya secara georgrafis Gresik sangat cocok untuk pertanaman mangga. Selain itu SDM petani Gresik juga dikenal pengalaman, ulet dan pekerja keras.
“Di Kabupaten Gresik setidaknya ada 700 hektar kebun mangga yang eksis dikelola petani dengan berbagai varietas. Kita upayakan nantinya bisa mencapai lebih dari 1.000 hektar. Apalagi melalui FE ini nantinya akan ada jaminan pasar dari off taker. Kami yakin petani akan antusias dengan program ini," kata dia. (*)