Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Semarang - Pelaksana Tugas Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu bercita-cita Kota Semarang menjadi Simpul Ekonomi Jawa. Simpul Ekonomi Jawa menjadi brand ibu kota Jawa Tengah sekaligus sebagai kota metropolitan. Menurut Hevearita atau biasa disapa Mbak Ita, penetapan brand Simpul Ekonomi Jawa itu melalui proses sekitar dua tahun dan melibatkan pemangku kepentingan di berbagai bidang, yakni pemeintahan, akademikus, pihak swasta, dan unsur masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Penetapan Kota Semarang sebagai Simpul Ekonomi Jawa telah melalui serangkaian kajian dengan melihat berbagai kondisi dan potensi, juga dari sudut pandang sejarah perkembangan kota ini sejak dulu hingga sekarang," kata Mbak Ita di kantornya. Melalui brand Simpul Ekonomi Jawa, dia melanjutkan, Kota Semarang berupaya mendorong konsep pemerataan ekonomi dengan bertumpu pada aktivitas perdagangan dan jasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah Kota Semarang, menurut Mbak Ita, ingin mewujudkan pemerataan ekonomi dengan bertumpu pada sektor perdagangan, jasa, dan pariwisata. Musababnya, Kota Semarang memiliki letak strategis sebagai penghubung kota-kota di Pulau Jawa. "Simpul Ekonomi Jawa ini diharapkan dapat menjadi semangat baru untuk mengangkat Kota Semarang dengan menguatkan aktivitas ekonomi sebagai perwujudan kota metropolitan yang memberikan pelayanan ke daerah di sekitarnya melalui sinergitas seluruh stakeholder terkait," kata Mbak Ita. "Dengan menjadi Simpul Ekonomi Jawa, kami berharap Kota Semarang mampu berkontribusi untuk perekonomian Provinsi Jawa Tengah dan nasional."
Mbak Ita menjelaskan, kajian branding Kota Semarang sebagai Simpul Ekonomi Jawa juga diangkat berdasarkan peran kota ini sejak zaman pra-kolonial, kolonial, dan paska-kolonial, yang berperan sebagai pusat perdagangan di Pulau Jawa bagian tengah. Pada era kolonial dikenal Oey Tiong Ham sebagai Raja Gula dari KOta Semarang. Ini mencerminkan bahwa Kota Semarang sudah lama menjadi pusat distribusi komoditas hasil pertanian dari daerah-daerah di sekitarnya, yang kemudian dikirimkan ke daerah lain, bahkan sampai ke luar negeri.
Pada masa sekarang, Kota Semarang diuntungkan dengan jalur Tol Trans Jawa dan pengembangan Kawasan Industri Kaliwungu, Batang, dan Sayung. Dengan begitu, peran Kota Semarang sebagai kota pusat aktivitas perdagangan, jasa, dan pariwisata, menjadi semakin kuat.
Dari sisi pariwisata, Mbak Ita mengatakan, Pemerintah Kota Semarang berusaha menciptakan destinasi wisata yang berasal dari pembangunan infrastruktur perkotaan dan kampung tematik. Destinasi wisata yang diciptakan dari potensi kampung-kampung tematik ini didorong untuk bersinergi dengan ekonomi kreatif. Sejumlah desatinasi wisata kampung tematik di Kota Semarang, misalkan Kampung Batik yang berkolaborasi dengan ekonomi kreatif sub-sektor fashion, Kampung Lumpia dan Kampung Bndeng dengan sub-sektor kuliner, serta sub-sektor film, animasi, game, fotografi, dan sebagainya yang mendukung kampung-kampung tematik lain.
Pemerintah Kota Semarang juga melkukan revitalisasi dan memelihara situs-situs bersejarah untuk melestarikan dan menjadikannya destinasi wisata yang menarik. Contoh, Museum Kota Lama Semarang yang semula hanya untuk memelihara situs Tram Kuno, kini menjadi destinasi wisata edukasi. Situs di Bundaran Bubakan itu sekarang menjadi Museum Kota Lama yang indah. (*)