Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Iklan

Mengenal Lebih Dekat Bangunan Heritage di Kayutangan Malang

Berbagai bangunan bernuansa kolonial banyak ditemukan pada kompleks pertokoan di sepanjang Jalan Kayutangan seperti Tugu Jam, Toko Oen, dan Gereja Katolik Hati Kudus Yesus.

13 Juli 2021 | 06.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Kayutangan yang ditetapkan sebagai kawasan warisan budaya (heritage) Kota Malang menyimpan segudang sisi sejarah yang menarik untuk dikupas. Informasi dari berbagai sumber menyebutkan wilayah ini disebut Kayutangan karena konon sebelum 1914 di sebelah timur pertigaan Jl. Oro-oro Dowo dengan Kayutangan terdapat petunjuk lalu lintas terbuat dari kayu berbentuk telapak tangan yang sedang menunjuk. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Petunjuk tersebut mengarah ke tiga tempat. Ke arah barat menuju Batu, ke arah selatan menuju Blitar, dan ke arah utara menuju Surabaya. Selain itu, saat kawasan alun-alun mulai berkembang, di sepanjang jalan Kayutangan ditanami pohon-pohon yang daunnya berbentuk telapak tangan yang mengembang.

Berbagai bangunan bernuansa kolonial banyak ditemukan pada kompleks pertokoan di sepanjang Jalan Kayutangan yang saat ini menjadi Jalan Basuki Rahmat. Pada sekitar tahun 1960-1970-an kawasan pertokoan digunakan untuk perdagangan umum, perkantoran, gedung bioskop, pakaian jadi, kelontong, dan lain-lain. Lokasinya di koridor utama menuju arah alun-alun semakin menguatkan kawasan tersebut menjadi lokasi bisnis dan pusat perniagaan yang cukup penting.

Terdapat beberapa landmark dan bangunan tua yang kini masih relatif terjaga keasliannya saat melintas di kawasan Kayutangan Heritage Jalan Jenderal Basuki Rahmat, Jalan Jaksa Agung Suprapto dan Jalan Brigjen Slamet Riyadi . Tugu jam penunjuk arah di pertigaan Celaket berperan sebagai jam kota dan papan penunjuk arah atau jalan dalam  kota sekaligus juga landmark seperti tugu di Jogja. Jam penunjuk arah tersebut dibuat menggunakan bahan baku besi, dicat metalik dengan bentuk besi penyangga tembus pandang.

Di depan tugu jam penunjuk tersebut juga terdapat bangunan tua Kantor PLN Kota Malang di Jalan Basuki Rahmat No. 100 Malang. Gedung ini mempunyai beberapa ruang bawah tanah sebagai tempat berlindung atau menyelamatkan dan melindungi alat-alat vital listrik, dari perang dunia ke-II.

Keunikan bentuk arsitektur pertokoan di salah satu perempatan terkenal sepanjang Jalan Basuki Rahmat yang sering disebut perempatan Rajabaly. Bangunan kembar di sebelah kanan dan kiri yang dibangun pada 1936 oleh arsitek Karel Bos menggambarkan pintu gerbang menuju Jalan Semeru. 

Bila erjalan ke arah alun-alun Kota Malang, akan ditemui beberapa bangunan tua yang masih dipertahankan keasliannya seperti Toko Oen di Jalan Basuki Rahmat No. 5.Toko ini salah satu restoran di Kota Malang yang memiliki khas gaya klasik Belanda dalam setiap sudut bangunan hingga koki dan pelayannya. Pemilik lamanya menjadikan tokon ini sebagai Oen Ice Cream Palace Pattissier. 

Saat restoran ini berganti kepemilikan pada 1991, yang berubah hanyalah gayanya yang lebih modern dan komersil namun tidak mengubah ciri dari khas gaya klasik bangunan dan kulinernya. Restoran ini pernah menjadi tempat para peserta kongres se-Indonesia untuk beristirahat makan siang saat kongres KNIP pada 25 Februari 1947 dan selamat saat pendudukan kembali Belanda pada Juli 1947.

Selain itu terdapat Gereja Katolik Hati Kudus Yesus dengan dua menara menjulang yang populer dikenal dengan Gereja Kayutangan di Jalan Basuki Rahmat No.16, RW.3, Kelurahan Kauman, Kecamatan Klojen,. Gereja yang mempunyai gaya arsitektur yang unik dan mempunyai nilai sejarah dan arsitektur bergaya Gothic, saat ini usianya mencapai 114 tahun. 

Hingga saat ini bangunan gereja masih berfungsi sebagai tempat ibadah umat Katolik. Arsitek Gereja Kayutangan adalah Marius J. Hulswit yang juga merancang pembangunan gereja katedral di Lapangan Banteng Batavia pada 1898. Gereja ini dirancang dengan jendela dan pintu besar pada dinding yang dibangun dengan konstruksi skelet.

Pemerintah Kota Malang terus berbenah mempercantik kawasan Kayutangan Heritage. Salah satunya dengan penggantian dan pemasangan batu andesit di di pertigaan PLN dan perempatan Rajabali. Menurut Walikota Sutiaji, penataan Kayutangan Heritage sejatinya mulai dari PLN sampai Tugu Sarinah. Kayutangan dilihat secara integrasi, sehingga koridor depan dan dalam bisa sesuai konsep. 

“Akan banyak peluang usaha yang nantinya akan muncul, saat Kayutangan ditetapkan sebagai kawasan heritage. Kami yakin jika kawasan Kayutangan heritage ini akan menghidupkan geliat ekonomi”ujarnya.(*)

Prodik Digital

Prodik Digital

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus