Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL -- Paska adaptasi di masa pandemic Covid-19, wahana wisata Taman Impian Jaya Ancol resmi dibuka kembali untuk wisatawan. Kegiatan operasional berjalan kembali dengan ketentuan adaptasi kebiasaan baru. Salah satunya adalah penyediaan fasilitas yang nyaman kepada pengunjung, antara lain kawasan Symphony of the Sea yang merupakan bagian dari wajah baru Taman Impian Jaya Ancol. Selain itu penyediaan fasilitas ibadah dengan konsep yang unik dan berbeda di Pantai Ancol.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti diketahui bersama bahwa kawasan wisata Ancol selalu menjadi destinasi yang dipilih masyarakat di masa liburan dan berakhir pekan. Tidak hanya fasilitas rekreasi yang dibutuhkan, namun sarana ibadah sebagai penunjang fasilitas juga sangat dibutuhkan, Saat ini fasilitas tempat shalat di Ancol lokasinya menyebar di titik-titik keramaian pengunjung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Maka muncullah gagasan untuk melakukan Pembangunan Masjid Apung Ancol karena adanya kebutuhan tempat ibadah yang bisa menampung ribuan jamaah di area rekreasi Ancol.
“Masjid dengan kapasitas yang besar belum ada di Ancol. Jadi, ini adalah suatu kebutuhan penyediaan fasilitas tempat ibadah untuk pengunjung di tempat rekreasi,” kata Direktur PT Pembangunan Jaya Ancol, Agus Sudarmo kepada Tim Info Tempo, Kamis 30 Juli lalu.
Di samping kebutuhan, harus ada sesuatu yang menjadi ikon baru bagi Ancol. Untuk desain Manjemen sangat memerhatikan keindahan dan filosofi yang terkandung dalam bangunan Masjid Apung. Arsitektur terkemuka Andra Matin dipercaya merancang Masjid Apung Ancol yang futuristik dengan makna-makna keislaman dalam setiap ornamennya.
“Memang bangunannya tidak mengikuti bentuk masjid secara umum dengan kubah dan bulan bintang di atasnya. Namun, dalam setiap ornamennya kami masukan nilai-nilai keislaman, seperti misalnya dalam bentuknya yang segi lima merupakan gambaran dari Rukun Islam dan kewajiban sholat lima waktu,” kata Agus.
Bulan Bintang akan tercermin jika dilihat dari atas kejauhan, misalnya jika menggunakan drone kamera. Masjid juga akan terlihat layaknya siluet kapal dengan tiga komponen atau bagian utama. Dari sini terkandung makna sejarah masuknya Islam ke Indonesia melalui jalur pelayaran.
Bagian podium Masjid Apung mencerminkan badan kapal, bagian minaret layaknya tiang kapal, dan kubah digambarkan sebagai layar utama kapal. Minaret (Menara) yang berjumlah enam bermakna Rukun Iman dalam Islam.
Masjid Apung pertama di Jakarta ini akan menjadi sesuatu yang baru dan unik bagi pengunjung. Masjid berdiri di atas permukaan air seluas 2.000 meter persegi, dan memilliki luas bangunan sekitar 1.500 m2, termasuk Mezanine di dalamnya. Kapasitas masjid diperkirakan mampu menampung sekitar 2.000 jamaah.
Selain sebagai fasilitas ibadah, Masjid Apung Ancol bisa menjadi arena rekreasi dengan menyelami keindahan arsitektur sebuah bangunan. “Masjid ini bagi umat muslim bisa menjadi wisata religi. Fasilitas ini juga terbuka bagi wisatawan nonmuslim untuk menikmati keindahan bangunannya pada area-area tertentu di luar area salat,” ujar Agus.
Sejak dilaksanakan pemancangan tiang pertamanya pada akhir 2019, kehadiran Masjid Apung Ancol ini diharapkan dapat dinikmati oleh pengunjung setianya.(*)