Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hadir sejak tahun 1960-an di Indonesia, Syngenta sebagai sektor swasta telah berkontribusi dan mendukung tercapainya ketahanan pangan di Indonesia. Dukungan tersebut berupa menghadirkan inovasi teknologi perlindungan tanaman dan benih jagung untuk membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman demi memenuhi kebutuhan nasional dan juga pasar ekspor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Direktur Syngenta Indonesia, Kazim Hasnain, mengatakan, semua itu bisa dilakukan karena adanya penerapan praktik pertanian yang baik serta manajemen pengendalian hama dan penyakit yang tepat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada akhir tahun 2022, Syngenta telah meluncurkan sebuah ekosistem pertanian baru yang bernama Centrigo yang bertujuan membantu meningkatkan keuntungan petani melalui pendekatan model bisnis dari hulu ke hilir.
Inovasi pertanian dari hulu ke hilir menjadi salah satu kunci dalam mencapai keunggulan pasar dan peningkatan keuntungan bagi petani. Misalnya di hulu, peran riset dan pengembangan jagung Syngenta membantu akselerasi seleksi benih jagung. Di bagian hilir, Syngenta melakukan inovasi digitalisasi untuk menjangkau sekitar tujuh (7) juta petani jagung di Indonesia. PeTani Apps adalah aplikasi yang dikembangkan Syngenta untuk memberi akses satu pintu bagi petani jagung.
Saat ini Syngenta adalah pemimpin terdepan dalam pasar jagung di Indonesia. “Hal ini sangat mendukung tujuan besar pemerintah, yaitu pencapaian swasembada jagung yang berkelanjutan,” kata Fauzi Tubat, Seed Business Head Syngenta Indonesia.
Nanin Noorhajati, Crop Protection Development Head Syngenta Indonesia mengatakan, tim Riset dan Pengembangan Syngenta bekerja keras untuk memastikan bahwa aspek-aspek berkelanjutan harus selalu diintegrasi dalam pengembangan produk perlindungan tanaman yang berkualitas tinggi serta aman bagi petani dan lingkungan.
Teknologi-teknologi inovatif dan berkelanjutan yang baru saja Syngenta kembangkan adalah produk biologis dan biostimulan. Berbagai teknologi produk perlindungan tanaman yang dihasilkan ini telah melalui proses pengujian yang sangat panjang mulai dari uji kimia, toksikologi, biologi, dan lingkungan.
Untuk mendukung pertanian presisi, Syngenta mengembangkan penggunaan drone yang meningkatkan efisiensi tenaga kerja, serta jangkauan luas dalam aplikasi produk perlindungan tanaman untuk pemeliharaan tanaman.
Syngenta juga mengembangkan inovasi alat semprot produk perlindungan tanaman yang disebut Closed Loop Knapsack System (CLKS). Inovasi alat semprot CLKS mengadopsi konsep Closed Transfer System (CTS) yang telah digunakan oleh petani-petani di Amerika dan Eropa. Sementara CLKS didesain menyesuaikan kondisi praktik penyemprotan oleh petani kecil di Indonesia yang biasa menggunakan alat semprot punggung.
Mewujudkan pertanian berkelanjutan, kata Midzon Johannis, Head of Business Sustainability Syngenta merupakan misi dan tujuan besar yang harus terus diupayakan melalui inovasi. Hal itu untuk meningkatkan produktivitas petani, memperhatikan keanekaragaman hayati, kesehatan tanah, iklim, keamanan petani, dan rantai nilai yang memastikan ketersediaan pangan.