Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Lebih dari empat tahun, pemerintah telah membangun dan mengembangkan wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) dan perbatasan. Hal itu sejalan Program Prioritas sesuai Nawacita ke-3, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Pemerintah telah mengalokasikan anggaran yang relatif besar untuk mewujudkan Nawacita ke-3 tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kementerian Komunikasi dan Informatika juga berupaya mendukung pembangunan Kawasan 3T sebagai implementasi Nawacita ke-3. Melalui Proyek Palapa Ring, Pemerintah menyediakan konektivitas tulang punggung kabel serat optik mulai dari wilayah Barat, Tengah hingga Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Peresmian Gerakan Pembangunan Terpadu Perbatasan (Gerbangdutas) tahun 2019, Bupati Kabupaten Pulau Morotai Benny Laos mengaku sangat bergembira dan bersyukur karena daerahnya terpilih untuk melakukan video conference peresmian Proyek Palapa Ring bersama Presiden RI dari Jakarta.
“Menteri Koordinator Perekonomian hadir di Pulau Morotai untuk meresmikan Palapa Ring, terpusat di empat lokasi, salah satunya Kabupaten Pulau Morotai,”ujar Bupati Kabupaten Pulau Morotai Benny Laos, beberapa waktu lalu.
Kabupaten Pulau Morotai dipilih sebagai Pencanangan Gerbang Dutas pada 2019 karena ada hal-hal yang khas dan kelebihan dari daerah ini untuk terus melakukan akselerasi pembangunan perbatasan. Intinya ada semangat, perencanaan, pelaksanaan, koordinasi antara pusat dan daerah, antara kementerian dan lembaga yang diaplikasikan di Morotai.
Pulau Morotai berada di Kepulauan Halmahera, Kepulauan Maluku. Dengan luas 2.330.60 Km2 (902,38 mil persegi) dengan panjang garis pantai 311.217 Km, Pulau Morotai memiliki 33 pulau kecil yang mengelilinginya. Ada tujuh pulau yang berpenghuni, yaitu Pulau Morotai ,Pulau Kolorai, pulau Ngele-ngele kecil, Pulau Ngele-ngele besar, Pulau Golo-golo, Pulau Rao, dan Pulau Saminyamau.
Bali Baru Morotai di Jalur Palapa Ring. Foto: Hatma Nugraha
Nama Morotai berasal dari pemberian Kerajaan Moro di Abad 15-17 M. Pada 1942, Morotai dijadikan bandara tentara Jepang selama Perang Dunia II. Amerika Serikat me ngambil alih bandara tersebut pasca pertempuran di 1944.
Pada 2018 Pulau Morotai menjadi kabupaten yang memiliki enam kecamatan dan 88 desa. Daruba, Ibukota Kabupaten Morotai berada di ujung Selatan Pulau Morotai. Dengan daya tarik keunikan pulau-pulau, keanekaragaman biota laut, dan pesona sejarah yang kuat, Pulau Morotai menjelma jadi pulau wisata laut terindah.
Bahkan pada 2014, Presiden Jokowi menetapkan Pulau Morotai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata lewat Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2014. Setelah itu, pada 2016 Pulau Morotai ditetapkan sebagai salah satu dari 10 destinasi wisata utama di Indonesia sebagai 10 ‘Bali Baru’.
Ada 10 destinasi wisata yang menarik di Pulau Morotai. Tanjung Gorango merupakan wisata alam yang jarang dijamah orang. Tanjung Dehegila menawarkan pemandangan laut dengan hamparan rumput dari atas bukit. Pantai Nunuhu di Desa Bido, terdapat pulau kecil rimbun dan bisa menyeberang saat air laut surut.
Berikutnya Air Terjun Raja terdapat kolam kecil yang bisa digunakan untuk bermain air. Museum Trikora dan Perang Dunia II di Desa Wawama, berisi peninggalan bersejarah yang berhubungan dengan perang antar Amerika Serikat dan Jepang. Di Pulau Kolorai yang dipenuhi kampung berwarna-warni, hamparan pasir putih dengan beningnya air laut cocok buat snorkeling.
Air Kaca di Desa Wawama, pernah digunakan sebagai sumber air minum. Pulau Kokoya yang tidak berpenghuni ini dikelilingi terumbu karang dan pasir putih. Sedangkan Pulau Dodola memiliki hamparan pasir putih dengan air laut yang jernih. Di Pulau Tabailenge di Desa Bere-bere, bisa melakukan snorkeling dan memancing.
Lalu Pulau Kokoya menjadi salah satu spot snorkeling dan diving favorit pecinta wisata bahari. Sedangkan Pulau Mitita yang berjarak sekitar 1,5 mil laut arah Barat Daya Tanjung Dehegila, dikelilingi pantai berpasir putih dan laut dengan gradasi warna biru. Pulau ini juga dikenal sebagai rumah bagi ikan hiu di laut dalam. (*)