Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bamsoet Dorong Pentingnya Menjaga Kerukunan dalam Kebhinekaan

Para pendiri bangsa berhasil menjadikan perbedaan sebagai akar persatuan bagi perjuangan dalam mewujudkan sebuah identitas perjuangan bangsa. Menurut Bamsoet, anugerah tersebut menjadi tanda perlunya menghargai kemajemukan sebagai bagian dari kekayaan dan kekuatan bangsa.

28 Agustus 2024 | 20.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat menjadi pembicara Sapa Pengurus Cabang Keluarga Besar FKPPI, dari seluruh Indonesia secara daring di Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2024. Dok. MPR

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet mendorong keluarga besar Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI-Polri (FKPPI) untuk memupuk kebhinekaan agar dapat mendorong kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Menurutnya, dengan membangun rasa saling pengertian dan kerja sama antar berbagai elemen masyarakat akan menciptakan masyarakat yang harmonis dan produktif, sehingga berdampak pada kemajuan negeri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Bagaimanapun, kemajemukan telah menjadi realitas dan fitrah kemanusiaan yang tidak mungkin kita pungkiri. Tantangan kita adalah menjadikan kebhinekaan tersebut sebagai modal untuk menggerakan berbagai kekuatan yang ada, agar saling bersinergi, bekerja sama dan bergotongroyong untuk membangun bangsa," ujar Bamsoet saat menjadi pembicara Sapa Pengurus Cabang Keluarga Besar FKPPI secara daring, di Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bamsoet menjelaskan, para pendiri bangsa berhasil menjadikan perbedaan sebagai akar persatuan bagi perjuangan dalam mewujudkan sebuah identitas perjuangan bangsa. Menurutnya, anugerah tersebut menjadi tanda perlunya menghargai kemajemukan sebagai bagian dari kekayaan dan kekuatan bangsa.

“Karena itu, kerukunan dalam kebhinekaan haruslah menjadi kebutuhan bagi kita. Karena kebhinekaan adalah unsur pembentuk bangsa. Kebhinekaan bukan hanya fakta sosiologis yang hanya diterima sebagai sesuatu yang 'diberikan', tetapi harus terus menerus diperjuangkan,” kata Bamsoet.

Menurutnya, dinamika zaman dan pusaran peradaban global harus menjadi modal semangat dalam menjaga keutuhan bangsa, baik tantangan yang berasal dari dalam maupun dari luar. Ia menjelaskan, yang dimaksud tantangan dari dalam adalah lunturnya kepribadian dan jatidiri bangsa, berkembangnya paham-paham yang mendorong disintegrasi sosial dan disintegrasi bangsa.

Tak hanya itu, berkembangnya budaya individualistis, mengendurnya semangat kegotongroyongan, serta berbagai fenomena sosial lainnya juga menjadi bukti semakin tipisnya soliditas kebangsaan.

"Sementara tantangan dari luar terkait dengan kondisi geografis serta kekayaan sumber daya alam yang menempatkan Indonesia sebagai 'center of gravity' komunitas global,” katanya.

Bamsoet menilai, hal ini menjadikan bangsa Indonesia rapuh terhadap pengaruh dan infiltrasi asing. Jika lalai dan abai, kata Bamsoet, bukan tidak mungkin bangsa ini akan menjadi sebuah bangsa paradoks yang hidup miskin di tengah kekayaan sumber daya yang dimilikinya.

“Karenanya, penghormatan terhadap nilai kebhinekaan dalam bingkai NKRI menjadi syarat mutlak untuk menjaga kedaulatan kita sebagai sebuah bangsa," kata dia. (*)

Bestari Saniya Rakhmi

Bestari Saniya Rakhmi

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus