Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gubernur Harum Terima Langsung Keluhan Warga Soal Antrean BBM

Dalam inspeksi mendadak ke SPBU PM Noor Sempaja, Samarinda, Gubernur Kaltim H Rudy Mas'ud (Harum) menerima langsung pertanyaan dari warga terkait antrean panjang BBM. Momen ini menjadi cerminan kepemimpinan yang terbuka terhadap kritik dan memperkuat komitmen untuk menyelesaikan persoalan mendasar distribusi BBM di daerah.

6 April 2025 | 10.03 WIB

Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas'ud (Harum) melakukan inspeksi mendadak di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) PM Noor Sempaja, Samarinda, Sabtu 5 April 2025. Dok. Pemprov Kalimantan Timur
Perbesar
Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas'ud (Harum) melakukan inspeksi mendadak di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) PM Noor Sempaja, Samarinda, Sabtu 5 April 2025. Dok. Pemprov Kalimantan Timur

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Gubernur Kalimantan Timur H Rudy Mas’ud (Harum) menunjukkan kepemimpinan yang responsif dan terbuka saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke SPBU PM Noor Sempaja, Samarinda, pada Sabtu, 5 April 2025. Dalam kunjungan tersebut, Gubernur tidak hanya memeriksa kualitas bahan bakar, tetapi juga secara langsung menerima keluhan dari masyarakat yang tengah mengantre.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu momen yang mencuri perhatian terjadi saat sesi wawancara dengan para wartawan. Tiba-tiba, seorang warga yang sedang mengantre mengangkat tangan dan mengajukan pertanyaan. Pria paruh baya tersebut, yang mengenakan kaus biru, dengan spontan bertanya, “Satu lagi Pak Gubernur. Kapan tidak ada lagi antrean BBM seperti ini?”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Gubernur Harum langsung merespons dengan senyum ramah dan menunjukkan sikap terbuka. Ia tidak mengabaikan pertanyaan yang bukan berasal dari jurnalis itu, bahkan justru menjadikannya sebagai kesempatan untuk berdialog langsung dengan masyarakat.

“Bapak mengisi BBM jenis apa?” tanya Gubernur kepada pria tersebut, yang menjawab bahwa ia sedang mengisi pertalite, bahan bakar bersubsidi dengan nilai oktan 90.

Merespons hal itu, Gubernur menjelaskan bahwa antrean panjang pada BBM bersubsidi memang masih kerap terjadi. Salah satu penyebab utamanya adalah pertumbuhan kendaraan bermotor yang jauh lebih cepat dibandingkan penambahan jumlah SPBU di Kalimantan Timur.

“Kendaraan semakin banyak, tapi SPBU kita stagnan, bahkan ada yang tutup. Jadi memang antrean ini masih sulit dihindari,” ujar Gubernur Harum.

Momen ini mencerminkan pendekatan kepemimpinan yang proaktif, tidak hanya melihat dari balik meja, tetapi juga turun langsung menyerap aspirasi publik di lapangan.

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus