Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menerima kunjungan Pimpinan Daerah (PD) Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Jakarta Selatan. Pertemuan tersebut berlangsung di Ruang Kerja Wakil Ketua MPR, Gedung Nusantara III, lantai 9, Komplek Parlemen Jakarta, Jumat, 26 Oktober 2018. Pada kesempatan tersebut, delegasi KAMMI Jakarta Selatan dipimpin Ketuanya Muhammad Bahrudin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pertemuan, Bahrudin mengundang Hidayat menjadi pembicara pada acara Kumpul Kader, yang akan diselenggarakan pada 17 November mendatang. Undangan terhadap Hidayat diberikan dengan pertimbangan, bahwa Hidayat merupakan sosok yang sangat langka dalam dunia politik Indonesia. Karena selain politisi, Hidayat juga dikenal sebagai da'i dan juga ilmuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain menyampaikan undangan, pertemuan juga dimanfaatkan oleh KAMMI Jakarta Selatan untuk berdiskusi, dan meminta nasihat seputar tantangan aktivis dalam menyelesaikan tugas belajar. Selain itu juga mendengar kiat-kiat Hidayat mencapai sukses seperti yang diraih saat ini.
Menjawab pertanyaan itu, Hidayat mengatakan bahwa setiap perjuangan itu pasti membutuhkan pengorbanan. Tetapi pengorbanan tersebut tidak akan terasa berat jika niatnya adalah karena Allah.
"Kalau niatnya baik, jalannya juga pasti akan baik. Asal kita bisa menerima semua tugas itu sebagai amanah, maka kita pasti akan melaksanakannya dengan perasaan senang dan ikhlas," kata Hidayat.
Menurut Hidayat, dirinya tidak pernah merencanakan hidupnya menjadi seperti sekarang. Satu-satunya cita-cita yang pernah ingin diraih adalah masuk Fakultas Kedokteran UGM agar bisa menjadi dokter. Tetapi nasib berkata lain, ia harus masuk pondok, lantas pergi ke Madinah.
"Saya tidak pernah mengeluh terhadap apa yang saya peroleh. Boleh punya cita-cita, tapi kerjakan saja yang terbaik, dan terima saja hasilnya yang terbaik," ucap Hidayat.
Hidayat berpesan kepada tamunya agar memanfaatkan masa kuliah untuk mencari bekal ilmu sebanyak-banyaknya. “Saat kuliah itu adalah masa emas untuk belajar dan membaca. Karena setelah bekerja, kesenangan belajar dan membaca itu tidak bisa dilaksanakan sebebas seperti saat jadi mahasiswa,” katanya. (*)