Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL – Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah berhasil menurunkan angka prevalensi stunting sebesar 9,4 persen dalam tiga tahun terakhir. Capaian itu menjadikan angka prevalensi stunting Kabupaten Pemalang terendah ke-2 di Jawa Tengah.
Sementara dalam penilaian kinerja stunting, dari 35 kabupaten kota di Jawa Tengah, Kabupaten Pemalang peringkat ke-6. Kabupaten ini juga berhasil menerima penghargaan CNN Awards 2024.
Bupati Pemalang Mansur Hidayat mengatakan, terdapat beberapa faktor penyebab turunnya angka prevalensi stunting di Kabupaten Pemalang. “Di antaranya aksi konvergensi di tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa sudah cukup baik,” kata dia, baru-baru ini.
Kedua, lanjut dia, semua desa sudah mengalokasikan anggaran terkait stunting. “Di tingkat kabupaten semua kegiatan organisasi perangkat daerah (OPD) bermuara kepada kegiatan penurunan stunting dan lokus stunting,” ujar Bupati Mansur.
Turunnya angka prevalensi stunting, kata bupati, juga dikarenakan adanya peningkatan pelatihan kader desa. “Di antaranya kader posyandu, kader KB, Kader TPK,” kata dia. Terdapat juga faktor peningkatan tindakan preventif dan pemantauan serta pelaporan yang berkelanjutan, juga pendampingan dari dinas kesehatan.
Bupati Mansur mengatakan, Pemerintah Kabupaten Pemalang juga melakukan ragam upaya agar jumlah kunjungan ke posyandu meningkat. Pertama, dengan melibatkan Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan Kader Pembangunan Manusia (KPM) dalam mengedukasi terkait pentingnya akses posyandu. Kedua, melibatkan babin dan babinsa. Ketiga, penyuluhan PMT dan gizi seimbang di posyandu yang menarik. Keempat, mengadakan konseling, dan kelima melengkapi sarana antropometri kit di setiap posyandu.
Hasilnya, berdasarkan data dari elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), tren prevalensi stunting Kabupaten Pemalang terus mengalami penurunan, yaitu 10,35 persen (tahun 2021), 9,84 persen (tahun 2022), dan 8,00 persen (tahun 2023).
Begitu pun data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI), prevalensi stunting di Kabupaten Pemalang turun 4,5 persen menjadi 15,3 persen pada 2023. Ini merupakan angka terendah kedua dari 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah.
Sementara itu, tren prevalensi stunting berdasarkan data ePPGBM telah mengalami penurunan di tahun 2021 yaitu (10,35 persen), tahun 2022 (9,84 persen) dan tahun 2023 (8, 00 persen). Adapun berdasarkan data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) juga mengalami penurunan dari tahun 2021 yaitu 24,7 persen menjadi 19,8 persen dan tahun 2023 berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) prevalensi stunting di Kabupaten Pemalang 15,3 persen. Angka ini merupakan angka terendah kedua se Jawa Tengah.
Bupati Mansur juga mengatakan, semua pencapaian itu juga tidak lepas dari kegiatan kampanye stunting yang dilaksanakan Dinas Kominfo seperti dengan penayangan iklan layanan masyarakat, dialog interaktif, pembuatan leaflet, pementasan FK Metra, dan pembuatan video Iklan layanan masyarakat oleh Kelompok Informasi Masyarakat.
Dengan upaya-upaya yang telah dia lakukan, dia pun optimistis target penurunan prosentase bayi stunting berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dapat tercapai di angka 10 pada tahun ini dan 9,5 di tahun 2025 dan 2026. (*)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini