Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Bank Indonesia bersama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal yang tergabung dalam Sekretariat Bersama (Sekber) Pariwisata menyelenggarakan Penjurian dan Penghargaan Kompetisi Inovasi Model Bisnis Desa Wisata Kreatif Unggul (DEWIKU) di Hotel Grand Hyatt Jakarta. Program Kompetisi DEWIKU diselenggarakan dengan tujuan untuk mendukung akselerasi pengembangan sektor pariwisata nasional guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kompetisi ini diharapkan dapat mendorong lahirnya inovasi model bisnis yang dapat mempercepat perkembangan Creative Entrepreneurship di desa wisata seluruh Indonesia. Program Kompetisi DEWIKU dilaunching secara daring pada tanggal 31 Juli 2024 yang diikuti oleh Desa-Desa Wisata seluruh Indonesia yang terbagi dalam 5 (lima) wilayah yaitu, Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali Nusa Tenggara (Balinusra) dan Sulawesi Maluku Papua (Sulampua). Secara khusus Kompetisi DEWIKU mengundang pada akademisi, pelaku atau pengelola desa dan pemerhati desa wisata untuk berinovasi bersama membangun desa wisata yang kreatif, unggul, dan inklusif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menyambut Kompetisi DEWIKU tersebut, Pemerintah Provinsi Papua Barat melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Papua Barat berkolaborasi dengan Program Studi Agribisnis Universitas Papua, dan Pengelola Ekowisata Kampung Kwau berpartisipasi untuk mengikuti kompetisi dengan menyusun proposal Inovasi Model Bisnis Pengembangan Ekowisata di Kampung Kwau. Kampung Kwau, di Kabupaten Manokwari sebelumnya merupakan Juara III Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Tahun 2023 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk kategori Desa Wisata Berkembang.
Penyusunan proposal inovasi model bisnis didahului oleh riset yang dikoordinir oleh BRIDA Provinsi Papua Barat pada akhir bulan Agustus 2024 untuk melihat kondisi faktual model pengelolaan Ekowisata berkelanjutan yang selama ini telah dijalankan oleh masyarakat Orang Asli Papua di Kampung Kwau secara berkelanjutan yang didasari oleh kearifan lokal masyarakat Arfak dengan konsep Igya Ser Hanjop (Berdiri Menjaga Batas ). Hasil awal dari riset tersebut memberikan gambaran yang kompherensif tentang kelebihan dan kekurangan model pengelolaan ekowisata di Kampung Kwau yang dijalankan masyarakat selama ini dan permasalahan yang dihadapi.
Pengembangan Ekowisata Ramah Lingkungan Berbasis Kearifan Lokal merupakan topik spesifik dari proposal yang disusun oleh Tim dengan fokus pada Peningkatan Kapasitas Masyarakat dan Pengelola Ekowisata, Penataan Lingkungan Kampung, serta Peningkatan fasilitas (Aminities) Homestay dan Sarana penunjang Obyek Wisata. Dari 100 lebih Desa Wisata seluruh Indonesia yang mendaftar Kompetisi DEWIKU dan lebih dari 60 Proposal yang diajukan, Kampung Kwau merupakan salah satu dari total 15 (lima belas) finalis nasional dan 4 (finalis) wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua (Kalimantan – Sulampua) yang terpilih dan kemudian diundang untuk mempresentasikan secara luring inovasi model bisnis yang diusulkan pada tangal 20 November 2024 di Jakarta.
Melalui penilaian Dewan Juri yang berasal dari berbagai Institusi seperti Bank Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Traveloka, Instellar, dan Wisesteps akhirnya Proposal Inovasi Model Bisnis yang diusulkan oleh Kampung Kwau keluar sebagai Pemenang Kompetisi DEWIKU untuk Wilayah Kalimantan-Sulampua dan berhak mendapatkan Piala dan Sertifikat serta hadiah uang Rp35 juta dan pendanaan maksimal sebesar Rp200 juta dari Bank Indonesia untuk implementasi model bisnis ekowisata ramah lingkungan yang diusulkan dalam proposal.
Selamat dan Sukses untuk Kampung Kwau. Berwisata? ke Kwau Saja! (*)