Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kembangkan Potensi, Jateng Akan Buka Warung Kopi di Prancis

Potensi wisatawan Perancis sangat besar, setiap bulan Agustus di Perancis selalu libur selama satu bulan.

10 Februari 2020 | 14.13 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Duta Besar Indonesia untuk Perancis, Arrmanatha Christiawan Nasir, saat beraudiensi dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di Puri Gedeh Semarang, Minggu, 9 Februari 2020. (dok Pemprov Jateng)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL — Duta Besar Indonesia untuk Prancis, Arrmanatha Christiawan Nasir, menawari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, untuk buka warung kopi di Paris. "Hal itu dikarenakan, kopi asal Jateng begitu terkenal dan diminati warga di sana," ujar Arrmanatha Nasir saat beraudiensi dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di Puri Gedeh Semarang, Minggu, 9 Februari 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Produk Kopi asal Jateng selalu diminati warga Prancis di sana. Untuk itu saya menawarkan agar Jateng membuka warung kopi di Paris, agar potensi ini bisa ditangkap," kata Nasir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain kopi, nama Jateng juga terkenal di Prancis karena destinasi wisata unggulannya, Borobudur. Menurut Nasir, selain Bali, warga Prancis banyak yang berkunjung ke Indonesia hanya untuk berlibur di Borobudur.

"Borobudur menjadi salah satu destinasi paling terkenal di Prancis. Sekarang orang Prancis tidak hanya tahu Bali saja, tapi sudah mengenal Borobudur dan banyak yang berwisata ke candi itu," ujarnya.

Potensi wisatawan Prancis lanjut dia sangat besar. Setiap bulan Agustus lanjut dia, di Prancis selalu libur selama satu bulan.

"Di bulan itu mereka orang Prancis selalu berpetualang ke berbagai tempat, salah satunya yang sekarang jadi idola adalah Borobudur. Potensi ini harus bisa ditangkap Pemprov Jateng, karena biasanya, orang Prancis selalu berlama-lama saat wisata, bisa sampai 10-20 hari length of stay-nya," tuturnya.

Dari beberapa warga Prancis yang pernah berkunjung ke Borobudur, Nasir mendapat cerita bagaimana terpukaunya mereka dengan beragam destinasi yang ditawarkan. Selain candi yang megah, aneka kuliner yang menarik serta kerajinan tangan membuat mereka terpesona.

"Bahkan ada beberapa orang yang tiap tahun ke Borobudur untuk makan di warung kecil depan candi seperti warteg dan warung-warung kuliner khas. Katanya makanan yang disajikan sangat enak dan membuat ketagihan. Ada pula yang terkesan dengan seni budaya yang ada di masyarakat," ucapnya.

Tawaran buka warung kopi di Paris dari Dubes Indonesia di Prancis itu langsung ditanggapi serius oleh Ganjar. Dirinya langsung meminta jajarannya melihat potensi itu, agar hal tersebut segera dillaksanakan.

"Sebenarnya sudah banyak produk asal Jateng yang laku di Prancis. Namun, tadi diceritakan bagaimana terkenalnya kopi Jateng, saya tertarik membuka warung kopi di sana. Memang harus membuat sesuatu yang konkret," ucap Ganjar.

Selain itu, beberapa potensi lain seperti fashion, industri games, dan lainnya juga memiliki peluang di Prancis. Ke depan, Ganjar akan melakukan penjajakan potensi mana saja yang bisa dieksekusi secepatnya.

"Termasuk bagaimana mendorong tourism di Borobodur, kan tadi dikatakan bahwa Borobudur menjadi salah satu destinasi paling diburu selain Bali. Ke depan, beberapa bisa kita dorong termasuk meningkatkan sport tourism di Borobudur, kuliner, kerajinan tangan dan lainnya," tegasnya.

Ganjar juga tertarik cerita dari Nasir, bahwa ada turis Prancis yang suka ke Borobudur karena ketagihan makanan enak di depan candi. Dirinya penasaran dan akan mencari tahu warung makan apa yang dimaksud.

Ternyata lanjut dia, orang Prancis suka kuliner khas dan mereka suka bereksplorasi soal rasa. Jadi, ke depan akan dilakukan dorongan-dorongan untuk meningkatkan kualitas kuliner di sekitar Borobudur. Tidak hanya rasanya, namun juga kebersihannya, kenyamanan, dan sebagainya.

"Kita bisa mengeksplorasi soal Borobudur. Kulinernya, event harus diperbanyak, sisi sejarah harus menarik, kerajinan dan potensi-potensi wisata petualangan yang biasanya disukai turis asing. Termasuk sisi seni budayanya," kata Ganjar. (*)

Bahasa Prodik

Bahasa Prodik

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus