Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Ketua MPR Bambang Soesatyo mengajak seluruh kalangan, termasuk mahasiswa Muhammadiyah untuk berkolaborasi memajukan kualitas bangsa dan negara. Pernyataan tersebut dikemukakan saat menerima pengurus Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Jakarta, Rabu, 15 Februari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun kedatangan IMM untuk meminta dukungan Bamsoet terkait penyelenggaraan Tanwir XXXI Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang mengusung tema "Bergerak Bersama Membangun Peradaban" pada 14-16 Maret 2023 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengurus IMM yang hadir antara lain Sekretaris Jenderal Zaki Nugraha, Bendahara Umum Riyan Betra Delza, Ketua Bidang Politik dan Kebijakan Publik Baikuni Al-Shafa, Ketua Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan M. Zaki Mubarak, Wakil Sekjen Ihya Rizqi, Ketua Bidang Lingkungan Hidup Rimbo Bugis dan Ketua Bidang Hukum dan HAM Tri Laksono.
Dalam kesempatan tersebut, Bamsoet menjabarkan kondisi Indonesia yang tengah memasuki fase bonus demografi, komposisi penduduk didominasi oleh kelompok usia produktif. “Diperkirakan, mayoritas sekitar 70 persen dari kelompok usia produktif tersebut adalah generasi muda berusia 15-44 tahun," katanya.
Generasi muda memiliki peran penting dan strategis, baik sebagai agen perubahan, kontrol sosial, kekuatan moral, sebagai penjaga dan pelestari nilai kebangsaan, maupun sebagai generasi penerus bangsa yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan nasional.
"Penting kita sadari sepenuhnya, bahwa masa depan tidak hadir secara tiba-tiba. Masa depan dibentuk, dibangun, dan ditentukan oleh apa yang kita lakukan pada saat ini. Masa depan bangsa dan negara dicapai melalui tahapan pembangunan, dengan melewati berbagai tantangan kebangsaan, dan berproses melalui dinamika zaman," tutur Bamsoet.
Tantagan yang dihadapi bangsa ini terutama kaum muda adalah fenomena kekerasan dan vandalisme, faham radikal, sikap intoleran, dan berbagai arus pemikiran yang menegasikan ideologi serta menggerus nilai-nilai kearifan lokal bangsa Indonesia.
"Karena itu, membekali generasi muda kita dengan nilai-nilai dan wawasan kebangsaan, untuk melindungi jati diri dan identitas kebangsaan kita di masa depan, menjadi sebuah keniscayaan," kata Bamsoet. (*)