Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KKP dan Unair Ungkap Penyebab Terdamparnya Paus di Madura

Tim FKH Unair menemukan koloni paus pilot sirip pendek yang terdampar di Pantai Modung, Kabupaten Bangkalan sedang melakukan migrasi dan berburu makanan.

13 April 2021 | 11.04 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL – Sempat menjadi perhatian publik, penyebab terdamparnya 52 ekor Paus Pilot Sirip Pendek (Globicephala macrorhynchus) di Pantai Modung, Kabupaten Bangkalan, Madura pada Februari lalu akhirnya berhasil diketahui.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama tim Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (FKH Unair) menjelaskan hasil investigasi di depan awak media pada Senin, 12 April 2021 di media center KKP di Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Terdamparnya 52 ekor paus pilot sirip pendek  pada 18 Februari 2021 lalu jarang terjadi sehingga perlu diketahui penyebab mamalia tersebut terdampar di pesisir pantai. Pengetahuan ini dapat mengantisipasi kejadian serupa dan mencegah kematian mamalia laut ketika terdampar.

"Setelah menerima laporan kejadian pada 18 Februari 2021, Tim Respon Cepat BPSPL Denpasar segera merespon dan turun ke lokasi dan melakukan penanganan bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur, PSDKP Surabaya, BKSDA Jatim, FKH Unair, Jakarta Animal Aid Network, Dinas PU dan SDA Jawa Timur, DKP Provinsi Jawa Timur, DKP Kab. Bangkalan, TNI, Polair Polres Bangkalan dan Camat Modung," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Tb. Haeru Rahayu Tebe.

Dari hasil identifikasi, 51 ekor paus pilot matir dan satu ekor berhasil dilepasliarkan kembali di tengah laut pada 19 Februari 2021. Paus pilot yang terdampar memiliki panjang 2-3,5 meter dan yang terbesar memiliki panjang 5 meter, dengan berat rata-rata 300 kg sampai 3 ton.

"Tim FKH Universitas Airlangga melakukan tindakan nekropsi dengan mengukur ketebalan lemak dan mengambil tiga sampel untuk proses histopatologi dan pemeriksaan mikrobiologi dengan rincian dua sampel dari paus jantan dan satu sampel dari paus betina," kata Tebe.

Sementara itu Wakil Dekan FKH Unair Prof. Mustofa Helmi Effendi menyampaikan tim Unair bertugas menyampaikan hasil investigasi berdasarkan bukti-bukti ilmiah (scientific) melalui forensik patologi untuk menjawab apa yang terjadi pada mamalia terdampar ini. 

"Kami akan berikan hasil investigasi kami ke KKP. Dengan terkuaknya persoalan ini, kami berharap akan memberikan masukan bagi KKP dalam menentukan arah kebijakan pengelolaan mamalia laut ke depan," ujar Helmi.

Sementara itu, salah satu Tim Histopatologi FKH Universitas Airlangga, drh. Bilqisthi Ari Putra, menguraikan koloni paus pilot sirip pendek yang terdampar sedang melakukan migrasi dan berburu makanan.

"Koloni paus pilot sirip pendek dipimpin oleh betina produktif dengan kondisi lapar, lemah dan mengalami gangguan pernafasan (emfisema). Sedangkan pejantan kelaparan dan mengalami gangguan pernafasan (pneumonia granulomatosa) dan gangguan jantung (infark miokardiark)," ujarnya.

Penyebab paus pilot sirip pendek terdampar adalah disorientasi akibat kelainan otot reflektor melon pada betina utama diperburuk dengan kelaparan serta kondisi pernafasan dan pencernaan yang kurang baik. Disorientasi timbul ketika terjadi dinamika oseanografi seperti MJO (Madden-Julian Oscillation).

"Penyebab kematian pada betina utama dan pejantan adalah terjadinya gagal nafas sedangkan pada anggota koloni yang lain, kematian disebabkan karena dehidrasi dan kelemahan," kata Bilqisthi.

Paus merupakan biota laut yang dilindungi oleh negara melalui Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999. Guna penanganan lebih lanjut untuk peristiwa serupa, KKP memiliki rujukan pengelolaan mamalia laut dengan menetapkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Konservasi Mamalia Laut Periode 2018-2022 melalui Keputusan Menteri KP Nomor 79 Tahun 2018. Di dalamnya terdapat standar operasional prosedur mengenai edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang penanganan terhadap kejadian mamalia laut terdampar.(*)

Prodik Digital

Prodik Digital

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus