Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Merawat Keberagaman di Jawa Tengah

Ganjar Pranowo sukses menjaga kerukunan antarumat beragama.#InfoTempo

17 September 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sepuluh tahun menjadi orang nomor satu di Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sukses menjaga dan merawat keberagaman di wilayahnya. Kerukunan dan toleransi harus terus dirawat sebagai perwujudan Pancasila beserta nilai-nilainya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Merawat Indonesia, menurut saya itu sesuatu yang penting, sehingga nilai-nilai inilah yang mesti kami kawal terus-menerus, agar sesama anak bangsa, rukun tanpa membeda-bedakan sukunya, agamanya, rasnya," kata Ganjar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Satu dekade memimpin Jawa Tengah, Ganjar juga menorehkan beragam prestasi dan kemajuan di wilayahnya. Tidak hanya membangun kerukunan umat beragama dan keberagaman, torehan prestasi lainnya, antara lain Pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan hingga menekan angka kemiskinan. Dia melakukan beragam terobosan dengan program yang berpihak kepada rakyat. 

Semua itu dilakukan Ganjar untuk membangun dan mensejahterakan warga Jawa Tengah selama sepuluh tahun kepemimpinannya. Pria yang akrab disapa Mas Ganjar ini paham benar tentang persoalan-persoalan ekonomi dan sosial di daerahnya. Bahkan dia tak ragu menyambangi warga dan berdialog untuk mendapatkan masukan dan solusi dari setiap persoalan yang dikeluhkan masyarakat. 

Pria kelahiran Desa Lereng Gunung Lawu, Karanganyar, 28 Oktober 1968, adalah anak kelima dari enam bersaudara dari pasangan Pamudji dan Sri Suparni. Ganjar lulus dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada pada 1995. 

Selepas dari kuliah, Ganjar sempat berkarir sebagai konsultan HRD di PT Prakarsa 1995 hingga 1999 sebelum total berkiprah di politik bersama PDI Perjuangan. Pada Pemilu 2004, Ganjar lolos menjadi anggota DPR-RI. Sebagai wakil rakyat, dia sempat duduk di berbagai komisi. Ganjar juga pernah menjabat sebagai anggota Pansus Angket Bank Century di DPR RI 2009-2010. 

Kiprah sebagai pemimpin di Jawa Tengah dimulai ketika Ganjar memenangi pemilihan gubernur pada 2013. Kala itu, dia berpasangan dengan Heru Sudjatmoko dan berhasil menang dengan perolehan suara 48,82 persen. Sukses dengan periode pertama, Ganjar kembali mencalonkan diri pada 2018 berpasangan dengan Taj Yasin dan kembali terpilih sebagai Jateng 1. 

Ganjar terus membangun keberagaman tentang perbedaan suku, ras, dan agama tidak mengurangi rasa toleransi, dan Kerukunan dalam hidup bernegara. Sejak dahulu sampai saat ini, kerukunan dan toleransi antarwarga selalu dijunjung. Masyarakat saling membantu dan hidup rukun, walaupun berbeda etnis. 

Ganjar menyebut batik memiliki filosofi keberagaman. "Pada batik, ada Jawa, ada Arab dan juga khas Tiongkoknya ada. Dinamis dan menarik. Negara harus bisa merawat itu,” ujarnya. 

Salah satu contoh kerukunan dan keberagaman adalah di Lasem, Kabupaten Rembang. “Di tempat ini bagaimana perbedaan suku, ras, dan agama tidak mengurangi rasa toleransi dan kerukunan dalam hidup bernegara,” ucap Ganjar. 

Masyarakat Lasem, kata dia, sejak dahulu sampai saat ini tetap rukun. “Kerukunan dan toleransi antarwarga selalu dijunjung. Mereka saling membantu dan hidup rukun, walaupun berbeda etnis,” tuturnya.

Menurut Ganjar, toleransi beragama bukan hal yang baru bagi warga Nusantara. Sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan, bahkan sudah dicontohkan sejak zaman nabi dan wali.

Keberpihakan Ganjar kepada toleransi dan keberagaman tidak hanya sekedar kata-kata. Pada 2020, dia memimpin Kirab Kebangsaan Merah Putih di Lapangan Pancasila, Simpanglima, Semarang. Acara tersebut dihadiri ulama Habib Luthfi bin Yahya, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, jajaran forkopimda dan masyarakat dari berbagai suku, agama, ras dan golongan. 

“Keberagaman itu sudah menjadi sunnatullah. Kebhinekaan di Tanah Air sudah termaktub di lauhul makhfudz. Maka para ulama telah mewanti-wanti, dahulukanlah adabmu sebelum kau junjung ilmumu,” kata Ganjar. 

Sebagai pemimpin Jawa Tengah, Ganjar merajut kerukunan dan toleransi umat beragama melalui kegiatan keagamaan dan masyarakat. Dia rajin mendatangi perayaan agama bersama forum komunikasi pimpinan daerah. Ganjar juga sering menerima rombongan perwakilan dari berbagai tokoh agama, juga turut serta penghayat kepercayaan di Jateng. 

Merajut kerukunan dan keberagaman di Jawa Tengah berbuah prestasi. Indeks Kerukunan Umat Beragama di Jawa Tengah meningkat pada 2022 mencapai 76,8 dari 72,4, pada 2021. Data itu memperlihatkan kondisi yang rukun antarumat beragama, disertai bukti empiris di masyarakat, melalui kerja sama saling bergotong-royong, menggalang solidaritas antarumat beragama.

Tidak hanya indeks kerukunan yang meningkat, Ganjar juga meraih penghargaan Harmony Award dalam dua kategori, yakni Kategori Program/Kegiatan Kerukunan Umat Beragama (KUB) Inovatif, dan Kategori Respons Cepat terhadap Dinamika KUB.

Ganjar Pranowo sukses menjaga kerukunan antarumat beragama.

 Apresiasi kepemimpinan Ganjar tentang kehidupan kerukunan antarumat beragama di Jateng diberikan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalimantan Timur. Para tokoh agama dari Bumi Etam melakukan studi tiru kehidupan kerukunan dan moderasi beragama di Jawa Tengah. 

Hal ini menjadi menjadi barometer nilai-nilai kerukunan antarumat di wilayah yang dipimpin Ganjar. Dia menyebutkan pentingnya komitmen menjaga keberagaman, agar seluruh masyarakat bisa mendapatkan ruang, waktu, ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. 

Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Indonesia Tuan Guru Bajang (TGB) HM Zainul Majdi, memuji Ganjar Pranowo sebagai figur yang punya komitmen kuat menjaga keberagaman bangsa. "Salah satu yang menonjol, Ganjar punya komitmen sangat kuat terhadap keberagaman, terhadap nilai-nilai fundamental sebagai suatu bangsa," ujarnya, 

Menurut TGB, dia bersama Ganjar berkomitmen untuk menjadikan perbedaan di Indonesia menjadi modal sosial untuk kekuatan bangsa. Perbedaan bukan menjadi sesuatu yang dipertentangkan dan dihadapkan satu dengan yang lain, tetapi menjadi satu modal untuk berkolaborasi.

Ganjar juga mengajak kalangan muda, khususnya pelajar dan mahasiswa, menjaga kerukunan antarumat beragama. Kerukunan bisa diwujudkan bila semua umat beragama saling menghormati dan toleransi. “Aku titip untuk menjaga kerukunan. Tidak hanya agama, tapi juga hal-hal sosial agar bangsa ini bisa berjalan dengan baik. Siapa lagi yang bisa merawat negara ini kalau bukan kalian pemuda,” ujarnya. 

Bangsa Indonesia yang terdiri dari banyak suku dengan budaya, agama dan keberagaman. “Setiap individu memiliki agama dan kepercayaannya masing-masing. Dalam perbedaan tersebut, selalu ada cara untuk menjaga kebersamaan,” kata Ganjar.

Perbedaan agama, menurut Ganjar, bukan untuk dipaksakan. “Kalau sampai dipaksakan akhirnya tidak akan jadi baik dan indah, oleh karena itu keindahan inilah yang akan bisa membawa bersama menjadi baik segalanya,” tuturnya. 

Iklan

Iklan

Artikel iklan

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus