Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pancasila, Toleransi, dan Gotong Royong untuk Perdamaian Dunia

Di hadapan Paus Fransiskus dan sejumlah tokoh dunia, Megawati Soekarnoputri membawa Pancasila 

9 Februari 2025 | 00.00 WIB

(dari kiri) Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri; Menteri Luar Negeri Gambia, Mamadou Tangara; Wakil Perdana Menteri Italia, Antonio Tajani; Ratu Rania al-Abdullah dari Yordania; Pemimpin Umat Katolik, Paus Fransiskus dalam acara “World Leaders Summit on Children’s Rights” di Vatikan, Italia, pada Senin, 3 Februari 2025. Dok. PDIP
Perbesar
(dari kiri) Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri; Menteri Luar Negeri Gambia, Mamadou Tangara; Wakil Perdana Menteri Italia, Antonio Tajani; Ratu Rania al-Abdullah dari Yordania; Pemimpin Umat Katolik, Paus Fransiskus dalam acara “World Leaders Summit on Children’s Rights” di Vatikan, Italia, pada Senin, 3 Februari 2025. Dok. PDIP

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Megawati Soekarnoputri duduk bersama sejumlah tokoh dunia dalam acara "World Leaders Summit on Children's Rights" di Vatikan, Italia, pada Senin, 3 Februari 2025. Di sebelahnya, Menteri Luar Negeri Gambia, Mamadou Tangara; Wakil Perdana Menteri Italia, Antonio Tajani; Ratu Rania al-Abdullah dari Yordania; Pemimpin Umat Katolik, Paus Fransiskus; Imam Besar Al Azhar Mesir Ahmed El-Tayeb; dan dipandu oleh Sekretaris untuk Hubungan dengan Negara-negara, Msgr. Paul Richard Gallagher.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Megawati mendapatkan undangan dari panitia World Leaders Summit untuk menjadi pembicara di forum global itu. Dalam lawatan tersebut, Megawati didampingi putranya, M. Rizki Pratama; putrinya yang juga Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Puan Maharani; Bendahara Umum PDIP, Olly Dondokambey; Ketua DPP PDIP Bidang Luar Negeri, Ahmad Basarah; Ketua DPP PDIP, Bintang Puspayoga; Guru Besar Fakultas Hubungan Internasional Universitas St.Petersburg, Connie Rahakundini Bakrie; dan Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Rima Agristina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Forum "World Leaders Summit on Children's Rights" mengupas pandangan sejumlah pemimpin dunia tentang hak-hak anak, terutama anak korban perang, Megawati menyampaikan pesan mengenai kepedulian dan kemanusiaan yang dikaitkan dengan hak anak di masa kini. Di hadapan Paus Fransiskus, Megawati menawarkan Pancasila sebagai gagasan untuk menanamkan nilai toleransi dan gotong royong untuk anak-anak.

Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini menjelaskan, bangsa Indonesia percaya dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila akan sangat penting di dalam membentuk kepribadian dan jati diri bangsa. Apalagi jika hal itu bisa ditanamkan oleh anak-anak di seluruh dunia. "Mereka akan menjadi pemimpin masa depan yang akan mengarungi dunia yang kompleks dan majemuk dengan berpegang teguh pada nilai-nilai kemanusiaan, kesetaraan, dan keadilan,” kata Megawati dalam pidatonya

Megawati mengutip pernyataan Presiden Pertama RI sekaligus sang ayah, Soekarno bahwa melalui pendidikan, anak-anak mampu bermimpi tanpa batas. "Bung Karno berpesan kepada para pemuda Indonesia, 'Gantungkan cita-citamu setinggi langit. Sekiranya engkau jatuh, maka kau akan jatuh di antara bintang-bintang di angkasa raya'," kata Megawati menirukan pesan Bung Karno. "Beliau juga pernah berkata, 'Berilah aku sepuluh pemuda, maka aku akan mengubah dunia'."

Ketua Umum PDIP ini pun berharap, seluruh komitmen dalam menjaga anak-anak dapat menjadi jalan yang menyatukan seluruh bangsa. "Kita harus saling membangun rasa percaya dan bekerja sama untuk memenuhi hak-hak mereka, untuk membangun dunia di mana setiap anak dapat tumbuh dengan sehat, berpendidikan, dan bebas dari rasa takut," katanya.

Megawati mengajak para tokoh dunia untuk mencermati isu digitalisasi dan perubahan iklim yang mengancam kelangsungan hidup umat manusia dan Bumi demi generasi penerus dan masa depan seluruh bumi. "Kepada merekalah seluruh pemimpin dunia harus berjanji untuk mewujudkan Bumi yang lebih berkelanjutan, lestari, adil, damai, dan menjadi milik seluruh umat manusia tanpa diskriminasi," katanya.

Agenda "World Leaders Summit on Children's Rights" ini, menurut Megawati, mampu memperkuat hubungan setiap negara untuk lebih memperhatikan anak-anak di seluruh dunia. Terlebih, Megawati melanjutkan, anak-anak sekarang menghadapi tantangan yang tidak mudah, seperti perubahan iklim, kerawanan pangan, ketidakadilan digital, pertarungan geopolitik, dan kesenjangan sosial-ekonomi. Di tengah tantangan global saat ini, anak-anak justru dihadapkan pada minimnya perhatian, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan dihantui rasa takut.

"Saya percaya, Children’s Right yang dibahas di Roma ini memiliki legitimasi historis dan akan memperkuat harapan baru bagi masa depan anak-anak kita," katanya. "Sebab di Roma inilah nilai-nilai cinta kasih, kemanusiaan, keadilan, dan keberpihakan pada yang miskin selalu menjadi pegangan dalam menghadapi berbagai tantangan zaman."

Pada kesempatan itu, Megawati Soekarnoputri menjabarkan bagaimana Indonesia melindungi anak-anak. Konstitusi telah menjamin hak setiap anak untuk bertahan hidup, tumbuh, dan terlindungi dari kekerasan dan diskriminasi. Amanat konstitusi ini, salah satunya diimplementasikan melalui pembentukan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada 20 Oktober 2002, saat Megawati menjabat sebagai Presiden kelima RI.

Sebagai negara besar yang memiliki lebih dari 17 ribu pulau, Megawati mengatakan, Indonesia kerap menghadapi bencana ekologis. Kondisi tersebut, menurut dia, mempengaruhi akses terhadap pendidikan, kesehatan, pangan, gizi, serta kerusakan tatanan kehidupan seperti infrastruktur sekolah. "Dampaknya, anak-anak yang miskin dan terpinggirkan menjadi semakin rentan," kata dia. Ditambah lagi dengan kesenjangan digital yang menciptakan "penjajahan" bentuk baru.

Di sela agenda "World Leaders Summit on Children's Rights", Megawati menghadiri pertemuan "Unbroken 5P Kids Alliance" di Museum San Salvatore in Lauro, Roma, pada Ahad malam, 2 Februari 2025. Untuk diketahui, 5P bermakna lima pilar utama kehidupan, yakni Peace (Perdamaian), Prosperity (Kesejahteraan), People (Manusia), Planet (Planet), dan Partnership (Kemitraan).

Sejumlah menteri, duta besar, para pejuang kemanusiaan aktivis "The Unbroken Kids Alliance", dan anak-anak korban perang di Palestina dan Ukraina hadir dalam pertemuan ini. Megawati berjumpa dengan sejumlah anak korban perang, di antaranya Roman Roman Oleksiv. Megawati juga berdialog dengan petugas kemanusiaan dari Konfederasi Nasional Misericordie Italia yang banyak melakukan tugas kemanusiaan di Palestina dan Ukraina.

Saat jamuan makan malam, Megawati berada satu meja dengan mantan Wakil Presiden Amerika Serikat, Al Gore, dan Menteri Luar Negeri Vatikan, Kardinal Pietro Parolin. Megawati sempat bercakap-cakap dengan Al Gore mengenai kebakaran yang terjadi di Los Angeles, California, Amerika Serikat. Al Gore menjelaskan perihal kondisi cuaca yang tidak menentu di wilayah California Selatan tersebut.

Menurut Al Gore, kebakaran itu menimbulkan masalah yang sangat besar dan mengerikan, karena kekeringan dan ada masalah dalam sistem air untuk pemadaman kebakaran. Sebab itu, menerima penghargaan Nobel Perdamaian 2007 tersebut mengapresiasi pidato Megawati yang menyinggung perubahan iklim sebagai persoalan global, khususnya dalam menyelamatkan anak-anak.

Pada Selasa, 4 Februari 2025, Megawati Soekarnoputri bertemu Presiden Global Scholas Occurrentes, José María del Corral. Dia meminta kesediaan Megawati menjadi penasihat di organisasi yang didirikan oleh Paus Fransiskus, yang memberi perhatian terhadap pendidikan dan kebudayaan di kalangan anak muda lintas negara dan lintas agama di Kantor Pusat Global Scholas Occurrentes di Vatikan.

"Saya merasa terhormat diminta membantu Scholas Occurrentes," ujar Megawati seraya menyatakan siap kembali ke Vatikan untuk berdiskusi tentang pendidikan dan kemanusiaan. Mendengar itu, Jose Maria mengatakan, "ini rumah anda, Madame."

Jose Maria menjelaskan Paus Fransiskus mendirikan the Universidad del Sentido atau University of Meaning, sebuah universitas otonom baru yang berkantor pusat di Vatikan dan dikelola Scholas Occurrentes. Dia menawarkan serratus beasiswa bagi pelajar Indonesia yang ingin bergabung. Megawati Soekarnoputri mengapresiasi peran Scholas Occurrentes dalam mencerdaskan anak-anak muda melalui pendidikan yang inovatif dan membebaskan, serta memupuk toleransi sejak usia dini. 

Presiden kelima RI, Megawati Sukarnoputri berpidato dalam acara “World Leaders Summit on Children’s Rights” di Vatikan, pada Senin, 3 Februari 2025. Dok. PDIP

Be Strong, Be Careful

Bekas luka masih terlihat jelas di tubuh Roman Oleksiv. Anak lelaki berusia sembilan tahun itu mengalami luka bakar hampir separuh tubuhnya akibat serangan rudal Rusia di Kota Vinnytsia, Ukraina, pada 2022. Oleksiv yang saat itu masih berusia 7 tahun menjadi saksi serangan yang menewaskan ibunya dan 27 orang lainnya, serta mengakibatkan lebih dari 200 orang terluka.

Oleksiv bertemu dengan Megawati Soekarnoputri dalam acara Unbroken Kids Alliance, aliansi yang menaungi anak-anak korban perang Palestina dan Ukraina. Acara itu berlangsung di Museum San Salvatore in Lauro, Roma, pada Ahad malam, 2 Februari 2025. 

Megawati memeluk dan menepuk hangat pundak bocah yang sudah pulih dari luka bakar 45 persen di tubuhnya itu. "Be strong, be careful," kata Megawati menyemangati Roman Oleksiv yang kini menjadi penyintas perang. Megawati juga sempat berbincang dengan ayah Oleksiv, Yaroslav. 

Pada kesempatan itu, Megawati memberikan sambutan dalam bahasa Inggris. Dia mengapresiasi apa yang dilakukan aliansi untuk anak-anak korban perang Gaza dan Ukraina ini. "Saya sangat bangga dan terhormat berada dalam forum sangat luar biasa ini," kata Presiden kelima RI, itu. "Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga masa depan anak-anak di belahan dunia manapun mereka berada, karena mereka adalah harapan masa depan peradaban dunia."

Megawati dan Puan Maharani, bersama para pihak yang terlibat dalam gerakan Unbroken Kids Alliance, membubuhkan tanda tangan sebagai komitmen bersama untuk menyelamatkan hak anak yang menjadi korban perang di berbagai belahan dunia. Megawati juga menerima sebuah lukisan tentang anak kecil saat menyaksikan perwakilan dari berbagai organisasi meneken komitmen kerja sama dalam penyelamatan hak anak. 

Iklan

Iklan

Artikel iklan

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus