Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL — Penghargaan kerap jadi simbol prestise belaka, berakhir sebagai penghias dinding yang mengukir kenangan manis. Kementerian Ketenagakerjaan tak mau terjebak dalam stereotip demikian. Melalui penghargaan Paramakarya 2019 kepada 30 perusahaan terpilih se-Indonesia, ajang ini menjadi pemicu meningkatkan produktivitas agar sanggup bersaing secara global.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Produksi harus dipicu terus dan digerakkan secara nasional untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan pada akhirnya kesejahteraan SDM bisa didapatkan. Serta, seperti yang selalu kita harapkan, akan mensejajarkan Indonesia dengan negara lainnya,” ujar Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah saat makan malam bersama 43 nominator Paramakarya di Kantor Kemenaker, 27 November 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri yang pernah mengajar SMA di Surabaya ini, memaparkan, peningkatan produktivitas sejatinya telah dilakukan pemerintah dengan sejumlah cara. Kemenaker turut berperan aktif, salah satunya melalui ajang Paramakarya.
Anugerah Paramakarya, berlangsung sejak 1994, merupakan penghargaan produktivitas tertinggi yang diberikan kepada perusahaan setiap dua tahun sekali. Skema penilaiannya cukup panjang, diamati selama tiga tahun berturut-turut. Pemerintah kabupaten mencalonkan perusahaan dengan kategori kecil, menengah, dan besar. Melalui proses audit dan presentasi, gubernur menetapkan perusahaan usaha kecil, menengah dan besar sebagai penerima penghargaan Siddhakarya.
Semua perusahaan penerima Siddhakarya dikompetisikan di tingkat nasional, melalui proses serupa hingga akhirnya terpilih 30 perusahaan terbaik. Para penerima penghargaan ini sesuai kategorinya, yakni perusahaan besar, perusahaan menengah, dan perusahaan kecil. Tahun ini, sebanyak 205 perusahaan di tingkat provinsi mengerucut menjadi 43 perusahaan sebagai nominator.
Setelah proses penilaian yang melibatkan 15 juri melalui penilaian administrasi dan penilaian teknis menggunakan Malcolm Baldrige Criteria, diperoleh hasil 30 perusahaan penerima penghargaan Paramakarya, terdiri atas 5 perusahaan besar, 9 perusahaan menengah, dan 16 perusahaan kecil.
Trofi Paramakarya tahun ini diberikan oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Istana Negara, 28 November. Menurut Menteri Ida, inilah perwujudan kepedulian pemerintah dalam memotivasi dunia usaha agar terus meningkatkan prinsip-prinsip efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ramah lingkungan.
Sebagai bentuk kepedulian selanjutnya, Kemnaker akan membimbing semua penerima Paramakarya agar usahanya semakin berkembang. “Banyak pengusaha yang sudah melakukan inovasi pada produknya. Sebagian sudah ekspor, dan yang belum akan kami dorong,” ujar Ida.
Menteri Ida juga memaparkan urgensi peningkatan produktivitas dunia usaha di negara ini. “Dibandingkan produktivitas negara-negara di Asean, rasanya kita cukup sedih karena Indonesia masih di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand. Bahkan, jika dibandingkan dengan Jepang, pekerja di sana mampu menghasilkan output hampir empat kali lipat dari nominal uang yang dihasilkan di Indonesia dengan durasi yang sama,” katanya.
Produktivitas dunia usaha yang dibawah negara tetangga menjadi tantangan besar Kemenaker dan stakeholder terkait, serta penerima penghargaan Paramakarya. Sebab itu, Menteri Ida berharap 30 perusahaan ini menjadi katalisator bagi rekan pengusaha lainnya.
“Perusahaan yang berhasil meningkatkan produktivitasnya perlu dipacu terus, dan paling penting ditularkan pada perusahaan lainnya agar gerakan peningkatan produktivitas semakin masif. Kami berharap perusahaan bapak dan ibu (penerima penghargaan Paramakarya) menjadi bagian penting dari jejaring kelembagaan gerakan nasional peningkatan produktivitas dan daya saing dengan negara lain,” kata Menteri Ida. (*)