Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

OCCRP Mendapat Ancaman Bom Setelah Merilis Jokowi Finalis Tokoh Korup 2024

OCCRP diserbu pendukung Jokowi setelah merilis daftar finalis tokoh korup 2024. Tempo dikait-kaitkan.

12 Januari 2025 | 08.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Artikel di situs https://www.occrp.org/ yang menceritakan latar belakang nama mantan presiden Joko Widodo terpilih sebagai finalis pemimpin terkorup 2024. Tempo/Gunawan Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Ada 7.200 partisipan yang mengajukan nama Jokowi sebagai tokoh terkorup 2024 ke OCCRP.

  • Pendukung Jokowi pun menyerbu akun media sosial OCCRP untuk protes.

  • Ada 13 kriteria seorang tokoh masuk nominasi terkorup versi OCCRP.

TAK lama setelah merilis daftar finalis tokoh terkorup 2024 yang menyertakan mantan presiden Joko Widodo pada Selasa, 31 Desember 2024, akun media sosial konsorsium jurnalis investigasi, Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP), menerima ancaman. Sesumbar akan mengirimkan bom ke kantor OCCRP, pengancam melampirkan video yang menampilkan pembuatan peledak rakitan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendiri OCCRP, Drew Sullivan, belum menyelidiki lebih jauh profil pengirim ancaman terhadap mereka. Tapi si pengancam mencantumkan “Indonesia” dengan bendera Merah Putih sebagai nama akunnya. Sullivan mengatakan sebagian besar juri mangkel terhadap ancaman tersebut. “Saya akan mencoba mendalami profil pengirim,” kata Sullivan kepada Tempo pada Selasa, 7 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tim OCCRP juga mendapat kecaman dari para pendukung Jokowi. Mereka menyerbu akun OCCRP di pelbagai media sosial setelah Jokowi masuk nominasi. Unggahan OCCRP mengenai pemimpin korup di akun Instagram resminya, @occrp, pada Senin, 30 Desember 2024, misalnya, banyak dikomentari tuduhan bahwa OCCRP sedang memfitnah Jokowi. Walaupun begitu, banyak juga komentar yang mendukung organisasi jurnalis itu. 

Selain menyerbu sejumlah akun media sosial OCCRP, pendukung Jokowi mengirim protes kepada organisasi jurnalis itu lewat surat elektronik. Rin Inori, misalnya, meminta OCCRP memberikan informasi yang berimbang tentang Jokowi. Rin berpendapat bahwa pemilihan tokoh korup seharusnya mengedepankan fakta, bukan berdasarkan voting. “Tanpa bukti yang jelas, akan merusak kredibilitas mereka,” ujar Rin lewat surel pada Jumat, 10 Januari 2025. 

Keriuhan bermula dari woro-woro OCCRP di pelbagai media sosial pada November 2024. Organisasi jurnalis itu menjaring dukungan kepada publik untuk memilih calon pemimpin korup 2024. Ini adalah ajang tahunan OCCRP sejak 2012. Drew Sullivan mengatakan 55 ribu orang berpartisipasi dalam nominasi pemimpin korup 2024. 

Partisipan mengisi semacam kuesioner dalam format Google Forms. Dari 55 ribu partisipan, 40 ribu orang memilih Presiden Kenya William Ruto sebagai pemimpin korup 2024. Sementara itu, Jokowi diusulkan oleh sekitar 7.200 partisipan. Tim OCCRP kemudian memverifikasi satu per satu partisipan yang memilih Jokowi. “Tak ada bot, semuanya orang betulan,” kata Sullivan. 

Dari penjaringan tahap pertama itu, tersaring puluhan calon tokoh korup 2024. Tim OCCRP kemudian menyetorkan nama-nama itu, termasuk Jokowi, ke meja juri. Finalis dan pemenang diputuskan dalam sebuah diskusi panel dewan juri yang terdiri atas wakil masyarakat sipil, akademikus, dan jurnalis. Salah satunya Drew Sullivan. 

Sullivan mengatakan para juri memilih finalis dan pemenang tak berdasarkan seberapa banyak orang memilih seorang tokoh, tapi berdasarkan 13 kriteria. Di antaranya terbukti melakukan korupsi, terlibat organisasi narkotik dan perdagangan orang, serta melemahkan demokrasi. Karena itu, pemenang edisi 2024 adalah mantan Presiden Suriah, Bashar al-Assad. 

Menurut Sullivan, alasan OCCRP memasukkan Jokowi sebagai finalis adalah banyak partisipan yang mengusulkannya. Tim OCCRP memang belum menemukan bukti Jokowi melakukan korupsi atau terlibat dalam jaringan organisasi kriminal. Namun para juri bersepakat memilih Jokowi karena dia berperan dalam pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi. Pertimbangan lain, Jokowi dianggap melemahkan lembaga pemilihan umum dan menekuk aturan lewat Mahkamah Konstitusi untuk memuluskan anak sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, menjadi calon wakil presiden 2024. 

Menanggapi soal dirinya menjadi finalis pemimpin korup versi OCCRP, Jokowi mengatakan banyak pihak yang memfitnahnya. “Sekarang banyak framing jahat tanpa bukti,” ujar Jokowi kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah, Selasa, 31 Desember 2024.

Masuknya Jokowi sebagai finalis tokoh korup 2024 versi OCCRP dikaitkan dengan Tempo. Di media sosial, pendukung Jokowi menuduh Tempo punya andil ataupun berpartisipasi dalam pemilihan tersebut. Pemimpin Redaksi Tempo Setri Yasra mengatakan Tempo tak terlibat dalam pemilihan tokoh korup. Tempo hanya berkolaborasi dengan OCCRP dalam liputan investigasi. 

Tempo pertama kali bersinggungan dengan wartawan OCCRP sewindu lalu dalam proyek Panama Papers yang diampu Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ). Panama Papers merupakan kumpulan dokumen kepemilikan perusahaan cangkang dari kantor pengacara Mossack Fonseca di Panama yang bocor pada 2015. 

Dokumen tersebut berisi nama pengusaha dan tokoh publik dari pelbagai negara yang menyembunyikan aset mereka di negeri suaka pajak. Tempo bersama wartawan investigasi lain, termasuk dari OCCRP, menelusuri dokumen tersebut. Nama mantan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan, serta adik Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, tercatat di sana.

Kolaborasi berikutnya adalah investigasi pengadaan alat uji cepat atau rapid test Covid-19 merek Biozek pada 2020. Kimia Farma membeli Biozek dari Inzek International Trading BV, perusahaan farmasi Belanda. Investigasi Tempo bersama OCCRP menemukan bahwa Biozek diproduksi oleh Hangzhou Alltest Biotech Co Ltd di Cina kemudian dikemas ulang di Belanda. Di luar urusan produksi, penyelidikan Tempo dan OCCRP menemukan akurasi Biozek buruk. 

Setahun kemudian, Tempo kembali berkolaborasi dengan OCCRP mengungkap pembelian properti di Jerman oleh taipan Sukanto Tanoto. Mulanya tim OCCRP mengirimkan dokumen bagaimana pengusaha asal Indonesia itu membeli gedung bersejarah di Jerman senilai Rp 6 triliun lewat perusahaan cangkang di Luksemburg. 

Majalah Tempo edisi 8-14 Februari 2021 yang laporan utamanya berkolaborasi dengan OCCRP mengungkap pembelian properti di Jerman oleh Sukanto Tanoto lewat perusahaan cangkang di Luksemburg. Dok. Tempo

Wartawan Tempo dan OCCRP kemudian menelusuri transaksi tersebut. Jaringan OCCRP di Jerman mereportase gedung tersebut. Di Indonesia, Tempo menemukan pembelian gedung oleh perusahaan cangkang yang terafiliasi dengan Royal Golden Eagle Group milik Sukanto ini tak tercatat di Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan. 

Proyek kolaborasi dengan OCCRP terakhir kali terjadi pada 2024. Wartawan OCCRP berkunjung ke kantor Tempo untuk mengajak terlibat dalam proyek liputan kepemilikan properti di Dubai, Uni Emirat Arab. Dalam proyek yang diberi tajuk Dubai Unlocked itu, tim liputan menemukan bahwa sejumlah terpidana, buron, hingga tokoh politik dari berbagai negara memiliki properti di Dubai. 

Di Indonesia, Tempo satu-satunya media mitra OCCRP. Drew Sullivan mengatakan kerja sama OCCRP dengan Tempo sebatas dalam pemberitaan dan liputan investigasi. Tempo, kata dia, tak ikut serta menentukan tokoh korup versi OCCRP. “Kami hanya sepakat untuk berbagi artikel secara reguler,” ujarnya.

Egi Maulana, Hussein Abri Yusuf, dan Krisna Pradipta berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul Ancaman Bom dari Indonesia

Erwan Hermawan

Erwan Hermawan

Menjadi jurnalis di Tempo sejak 2013. Kini bertugas di Desk investigasi majalah Tempo dan meliput isu korupsi lingkungan, pangan, hingga tambang. Fellow beberapa program liputan, termasuk Rainforest Journalism Fund dari Pulitzer Center. Lulusan IPB University.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus