Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemprov Jabar Segera Rumuskan Master Plan tentang Kebencanaan

Sebanyak 60 persen kebencanaan hidrologis terjadi di Jawa Barat.

2 Januari 2019 | 18.03 WIB

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau lokasi bencana longsor yang terjadi di Kampung Cigarehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Rabu, 2 Januari 2019. (Foto: Doc. Humas Pemprov Jabar)
Perbesar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau lokasi bencana longsor yang terjadi di Kampung Cigarehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Rabu, 2 Januari 2019. (Foto: Doc. Humas Pemprov Jabar)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

INFO JABAR - Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sedang menyiapkan master plan atau blue print ketangguhan hidup dengan bencana. Di dalamnya ada edukasi untuk masyarakat tentang kebencanaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan hal itu saat meninjau lokasi bencana longsor yang terjadi di Kampung Cigarehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Rabu, 2 Januari 2019. Hadir pada kegiatan itu Bupati Sukabumi Marwan Hamami, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat Dicky Saromi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Bahkan di Karawang kita sudah mulai ada kurikulum tanggap terhadap bencana. Jadi, itu sudah kami lakukan tanpa harus dilakukan secara formal, sambil diformalkan melalui dokumen yang kita siapkan di 2019," kata dia.

Emil menjelaskan, 60 persen kebencanaan hidrologis terjadi di Jawa Barat. “Oleh  karena itu, kita harus membuat mitigasi bencana untuk mengurangi risiko kebencanaan. Ada atau enggak ada manusia, karakter alamnya memang begitu. Ada manusia menambahi risikonya. Jadi, saya kira kita atur," ujar Emil.

Untuk itu, Emil menginstruksikan seluruh kepala daerah di Jawa Barat agar mewaspadai potensi kebencanaan di daerahnya. Menurut dia, secara geografis, wilayah tengah ke selatan Jawa Barat mempunyai potensi kebencanaan berupa longsor, dan wilayah tengah ke utara mempunyai potensi kebencanaan yaitu banjir.

"Kenapa? Karena secara geologis (Jawa Barat) tengah ke selatan itu miringnya curam. Dari tengah ke utara relatif rata," kata Emil.

Sementara itu, terkait bencana longsor yang terjadi di Kampung Cigarehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, hingga pukul 11.00 WIB, jumlah korban meninggal yang  sudah dievakuasi mencapai 13 orang. Korban hilang 21 orang dan korban yang telah teridentifikasi sebanyak delapan orang.

"Kami akan terus melakukan upaya, tidak akan berhenti sampai yang hilang terus ditemukan," ucap Emil.

Longsor  pada Senin petang, 31 Desember 2018, pukul 17.30 WIB ini, disebabkan hujan deras yang mengguyur desa tersebut. Akibatnya, terjadi aliran permukaan di areal hutan dan persawahan dari perbukitan. Aliran air yang ekstrim itu menyebabkan material perbukitan meluncur menuruni lereng dan menimbun 30 unit rumah dan 32 kepala keluarga (103 jiwa) terdampak.

Sementara itu, BPBD Provinsi Jawa Barat mencatat pada 2018 terjadi 1.560-an bencana di Jawa Barat. Sebanyak 550-an di antaranya merupakan bencana longsor.

"Memang bencana longsor ini di Jawa Barat termasuk bencana yang paling banyak, " kata Emil.

Bagi Emil, 2018 menjadi refleksi agar hidup lebih bijaksana dan arif dengan alam. (*)

 

 

Charles

Charles

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus