Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penutupan Pasar Hewan di Kediri untuk Cegah Penyebaran PMK

Kasus PMK semakin menyebar secara masif

10 Juni 2022 | 10.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengambil kebijakan penutupan sementara pasar hewan menyusul kenaikan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Kabupaten Kediri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengambil kebijakan penutupan sementara pasar hewan menyusul kenaikan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Kabupaten Kediri. , langkah penutupan itu harus diambil untuk mengatasi penyebaran kasus PMK semakin meluas dan merugikan banyak warga khususnya peternak.

"Terus terang melihat simbah-simbah menggantungkan hidupnya dengan berjualan kambing maupun sapi, berat bagi saya untuk mengambil keputusan menutup," kata bupati yang kerap disapa Mas Dhito itu pada acara Jumat Ngopi, belum lama ini.

Mas Dhito menuturkan, awal mula terjadi 11 kasus PMK di Kabupaten Kediri pihaknya masih membuka pasar hewan. Pun demikian, lalu lintas hewan ternak dari kabupaten/kota lain yang akan masuk ke pasar di Kabupaten Kediri dilakukan pengecekan ketat di 8 titik check point.

Namun, fakta yang terjadi di lapangan terdapat pedagang mengakali dengan membawa ternak dari luar daerah dan begitu masuk ke Kabupaten Kediri ganti truk pelat AG beserta sopir. Kasus PMK pun semakin cepat menyebar secara masif. Hingga 4 Juni 2022, data Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri terdapat 871 kasus.

"Ini dalam kurun waktu kurang lebih dua minggu, dua minggu yang lalu itu nol kasus terkait kasus PMK," ujar dia.

Menurut Mas Dhito, keputusan penutupan pasar hewan itu untuk saat ini langkah terbaik yang harus dilakukan. Pihaknya telah memperhitungkan matang keputusan itu dengan jajaran Forkopimda dan DKPP Kabupaten Kediri. Penutupan pasar hewan dilakukan selama dua pekan.

"Kurang kebih 3 kali pasaran akan kita tutup jadi kurang lebih 2 minggu. Nanti kita evaluasi setelah itu ada kemungkinan kita buka atau kita lanjutkan kita tutup," ujarnya.

Keputusan penutupan pasar hewan itu tidak serta merta langsung bisa dipahami warga. Eko Widodo seorang peserta mengeluhkan kebijakan itu. Dia beralasan penutupan itu membuat dirinya yang merupakan penjual sate kesulitan mencari hewan kambing.

"Apakah tidak ada jalan lain selain menutup pasar untuk mensejahterakan masyarakat, terutama di desa saya sebagai komunitas peternak," kata penjual sate yang juga peternak itu.(*)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prodik Digital

Prodik Digital

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus