Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Pesona Kampung Patin Wisata Terbaik di Riau

Saat ini Desa Wisata Koto Masjid menjelma sebagai sentra perikanan yang mampu menghasilkan panen ikan patin 15 ton per hari.

13 September 2021 | 15.47 WIB

Gubernur Riau Syamsuar (kanan) saat mengunjungi Puncak Kompe. (ANTARA/HO-Diskominfotik Riau)
Perbesar
Gubernur Riau Syamsuar (kanan) saat mengunjungi Puncak Kompe. (ANTARA/HO-Diskominfotik Riau)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

INFO NASIONAL – Menparekraf Sandiaga Uno berkunjung ke Kampung Patin atau Desa Wisata Koto Masjid di Kabupaten Kampar bersama Gubernur Riau Minggu 12 September.  Desa Wisata Koto Masjid sempat viral di media sosial lantaran menjadi salah satu desa dari Riau yang berhasil menembus 50 besar nominasi Anugerah Desa Wisata (ADWI) 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Adalah Suhaimi pelopor Kampung Patin yang telah bertambah menjadi destinasi wisata. Berbagi kebahagiaan dan kesejahteraan memang menjadi niat awal Suhaimi setelah melalui proses panjang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejarah Desa Wisata Koto Masjid adalah desa yang tenggelam. Direlokasi dari proyek PLTA Danau Koto Panjang pada 1989-1992. Warga desa di sini hanya memanfaatkan sektor perkebunan karet yang bergantung pada cuaca.

"Kalau hanya berharap dari perkebunan karet peluangnya sedikit. Kami mencoba mencari komoditas baru, memilih teknologi, dan pembinaan yang tepat. Alhamdulillah akhirnya terpilih komoditas ikan patin," kata Suhaimi, Sabtu 11 September 2021.

Seiring waktu berjalan, kehadiran Kampung Patin justru memberikan dampak yang luar biasa bagi kemajuan desa. Saat ini Desa Wisata Koto Masjid menjelma sebagai sentra perikanan yang mampu menghasilkan panen ikan patin 15 ton per hari.

Kini ada 160 hektar cakupan kolam ikan yang menopang ekonomi warga di Kampung Patin. Hampir setiap rumah di sini terdapat kolam ikan. Satu rumah minimal ada satu kolam patin, sehingga Desa Koto Masjid memiliki motto ‘’Tiada Rumah Tanpa kolam’’.

Nilai tambahnya adalah wisata alam dan wisata edukasi. Putaran uang di desa ini dari hasil panen ikan bisa mencapai Rp 190 juta  per hari.

Karena ada bonus destinasi wisata, sejumlah pelajar, mahasiswa, akdemisi, kelompok tani, dan aparatur pemerintah, datang melihat inovasi perikanan sembari berwisata.

Produk UMKM di sini adalah hasil olahan ikan patin yaitu, ikan asap atau dikenal dengan salai patin, nugat, kerupuk, bakso, abon, siomay, empek-empek,dankerupuk kulit.

Desa ini juga banyak menyerap tenaga kerja. Ada 32 usaha pakan ikan dan 60 kepala keluarga yang bekerja. Sejumlah warga lainnya menjadi suplier bahan baku pakan 35 -40 ton sehari."Belum lagi yang bekerja pada bagian pengolahan. Disini ada 12 pondok pengasapan ikan salai patin. Ditambah lagi warga yang bekerja memanen ikan. Harapan kami di desa ini zero pengangguran," ujar Suhaimi.

Suhaimi mengungkapkan , warga di Kampung Patin tidak hanya menjual produk UMKM, pelet, benih, dan ikan segar. Namun, juga memfasilitasi kegiatan pelatihan pembenihan ikan, cara pembuatan pakan ikan, dan pengolahan ikan. "Dengan pelatihan ini, orang bisa rutin datang sekaligus beriwisata alam," katanya.

Sejumlah warga dari Sumbar ketika menuju Kota Pekanbaru, terkadang singgah dan berbelanja di desa ini. Suhaimi bersama warga desa lainnya juga melayani konsumen melalui media sosial dan beberapa agen. Bahkan ia telah menjadi vendor filet ikan patin Aerofood Catering Service (ACS).

Melalui media digital, kata Suhaimi, produknya sudah terjual ke Sumbar, Sumut, Aceh, Bengkulu, Palembang, hingga Jakarta. "Seluruh bahan baku hingga produk yang sudah jadi banyak laku habis terjual. Bahkan kalau habis, kita ambil produk dari daerah lain, jadi ada multiplier efek," kata Suhaimi.

Desa Koto Masjid dengan luas wilayah 425,5 hektar dihuni  2.324 jiwa penduduk dengan jumlah 728 kepala keluarga, mayoritas bersuku Melayu. Puncak Kompe, Sungai Gagak dan Lembah Aman adalah destinasi wisata alam yang menjadi andalan di desa wisata ini. Tersedia fasilitas untuk menginap. Ada 18 homestay dan beragam kuliner yang dapat dinikmati oleh para wisatawan yang berkunjung.

Kepala Dinas Pariwisata provinsi Riau, Roni Rakhmat menyebutkan, saat ini di Desa wisata Kampung Patin telah terbentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis). "Pokdarwis Desa Koto Masjid terdiri dari pokdarwis Puncak Kompe, pokdarwis Sungai Gagak, serta penggiat-penggiat wisata yang mengelola kelompok kerajinan tangan dan kuliner," ujarnya.

Menurutnya, pemerintah sangat mendukung keberadaan desa wisata. Pemerintah pusat memberikan stimulus berupa dana desa sedangkan, Gubernur Riau juga memberikan program Bantuan Keuangan Khusus desa. Roni optimistis Desa Koto Masjid Kampung Patin ini bisa menjadi desa wisata terbaik. Ini telah terbukti menjadi satu-satunya desa wisata di Riau yang masuk 50 besar dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021.(*)

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus