Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seperti sejumlah daerah lain, Provinsi Riau akan menggelar pemilihan gubernur (pilgub Riau 2018). Menjelang hajatan pemilihan kepala daerah tersebut, sejumlah lembaga mengungkapkan keinginannya akan sosok gubernur idaman. Salah satunya Ikatan Alumni Universitas Riau (IK Unri).
Ketua Ikatan Alumni Universitas Riau (IK Unri) Wilayah Jabodetabek Djonieri berharap gubernur Riau terpilih nanti bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi tanpa bergantung migas. Sebab, sejak dulu provinsi Riau hanya berorientasi dan berfokus pada kekayaan sumber daya alam. Padahal masih banyak potensi yang bisa dikembangkan. Apalagi, ketersediaan minyak bumi di Bumi Lancang Kuning itu tidak akan bertahan dalam waktu lama.
Baca: Pilgub Riau 2018 tanpa Calon Independen
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Djonieri, gubernur yang nantinya terpilih bisa mengembangkan pertumbuhan ekonomi tidak lagi tergantung kepada migas. "Bisa mengembangkan infrastruktur serta sumber daya manusia yang berkualitas," kata Djonieri saat mengukuhan pengurus Ikatan Alumni Universitas Riau wilayah Jabodetabek, di Dapur Indonesia, Jakarta, Jumat malam, 22 Desember 2017.
Jika dilihat, pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau jauh di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. Padahal Riau memiliki potensi sumber daya yang melimpah. Sehingga memiliki gubernur yang visioner menjadi suatu keharusan pada pilkada 2018 nanti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya tiga gubernur Riau ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi karena terlibat kasus korupsi. Tentu masyarakat Riau, termasuk IK Unri ini, kata dia, sangat berharap agar Gubernur terpilih di pilkada 2018 adalah pemimpin yang visioner dan mampu mengelola kekayaan yang ada.
Baca: PAN Usung Bupati Siak Syamsuar di Pilgub Riau 2018
Djonieri berharap hal itu bisa membuat masyarakat Riau sejahtera. Ia juga mengungkapkan bahwa Riau memiliki potensi sumber daya yang besar, salah satunya di bidang pariwisata. Untuk itu, IK Unri, di bawah gubernur yang baru, Riau bisa berkomitmen untuk bisa mendatangkan 1 juta wisatawan mancanegara.
Tidak hanya itu, dalam diskusi 'Mencari Gubernur yang Visoner' yang turut digelar saat acara pengukuhan tersebut, perkebunan kelapa sawit juga disebut menjadi potensi besar di Riau. Namun, ke depan bisa menjadi ancaman jika tidak dikelola dengan baik.
Menurut dia, masyarakat belum tahu bagaimana cara mengelola pohon sawit menjadi pengganti kayu yang bisa digunakan. Berdasarkan data yang disampaikan dalam diskusi tersebut, hampir 50 persen perkebunan di Riau dikuasai oleh korporasi. Sehingga, ia melanjutkan, hal ini perlu menjadi catatan bagi pemerintah daerah.
Begitu juga dengan angka pengangguran yang tinggi di Provinsi Riau. Jumlah masyarakat miskin di Riau juga tinggi yakni sekitar 7,67 persen. Sehingga dalam menghadapi bonus demografi 2020 mendatang, perguruan tinggi diminta tidak hanya menghasilkan pengangguran. "Yang penting, meningkatkan kualitas universitas sebagai tempat bagi masyarakat menuntut ilmu," ujarnya.
Peningkatan kualitas universitas ini, kata dia, akan menghasilkan sumber daya yang berkualitas. Sehingga akan berdampak pada peningkatan perekonomian. "Itu harus menjadi prioritas peningkatan sumber dayanya gubernur yang baru," lanjut Direktur OJK pusat itu.
Dalam diskusi itu turut hadir Sekretaris Daerah Riau Ahmad Hijazi yang juga selaku ketua umum DPP IK Unri. Ia menyebut harus ada sinergitas antar peguruan tinggi dengan wilayah tersebut. Sebab, katanya, daerah yang maju didukung oleh perguruan tinggi yang bagus pula. "Dimensi yang perlu kita dorong adalah partisipasi alumni," ujarnya.
TIKA AZARIA