Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Petani Buah Naga Banyuwangi Untung Berkat PLN

Electrifying Agriculture memanfaatkan terang lampu untuk meningkatkan produktivitas buah naga.

10 Februari 2022 | 15.09 WIB

Petani Buah Naga Banyuwangi Untung Berkat PLN
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL – Kelompok Petani Buah Naga (Panaba) Banyuwangi merasakan manfaat program Electrifying Agriculture. Program ini digagas oleh PT PLN (Persero) untuk mendukung peningkatan produktivitas petani.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keberhasilan ini berkat Edy Purwoko, Ketua Panaba yang menginisiasi penerapan Electrifying Agriculture kepada rekan-rekannya. Edy rutin mengedukasi para petani untuk memanfaatkan penggunaan lampu untuk meningkatkan produktivitas buah naga. Berkat kegigihan dan komitmennya, Edy meraih Electrifying Heroes Silver Appreciation dalam ajang penghargaan Wirausaha Tangguh 2021 yang digelar PLN.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Edy merupakan salah satu generasi awal petani di Banyuwangi yang membudidayakan buah naga. Dari penuturannya, tanaman buah naga masuk sekitar tahun 2009. Segar dan ranumnya buah naga membuat masyarakat kesengsem. Namun di saat permintaan terus tumbuh, produktivitas tanaman buah naga masih rendah sehingga tidak bisa memenuhi permintaan pasar.

Kemudian, Edy dan beberapa petani lain menemukan satu fenomena. Tanaman buah naga yang berdekatan dengan lampu lebih produktif dan kerap berbuah di luar musim. Entah itu lampu di teras rumah, pekarangan, maupun lampu penerangan jalan. Dari temuannya tersebut, pada 2014 Edy dan sejumlah petani lainnya lantas melakukan percobaan, memasang lampu di kebun-kebun yang berdekatan dengan aliran listrik. "Terbukti, terang lampu itu meningkatkan produktivitas tanaman buah naga. Di antaranya, memperpanjang durasi masa panen," kata Edy.

Produktivitas mereka meningkat dari 14 ton per hektare menjadi 26 ton per hektare. Pendapatan pun meningkat dari Rp 42 juta per hektare per tahun, menjadi Rp 390 juta per hektare per tahun. "Ini termasuk buah naga yang berbuah di luar musim, dengan harga rata-rata tahunan Rp 10 ribu per kilogram," ujarnya.

Melihat percobaannya sukses, para petani lain pun mulai memasang lampu di kebun-kebun yang jauh dari aliran listrik PLN. Meski mahal tapi mereka tetap nekat. Sebab, lampu di kebun terbukti meningkatkan produktivitas nyaris dua kali lipat.

“Petani di Banyuwangi itu dikenal sebagai petani wani, pemberani. Berani modal asal hasilnya setimpal. Di kampung saya ini ada empat gardu induk, itu khusus untuk penerangan lampu di kebun,” ujarnya.

Edy kini memiliki tujuh hektare lahan buah naga. Enam hektare di antaranya telah menerapkan penerangan lampu secara intensif. Hasil penjualan per tahunnya mencapai miliaran rupiah. 

Melihat antusiasme para petani, PLN pun merespons dengan memasang jaringan khusus untuk para petani. Berawal dari Kecamatan Purwokarjo, intensifikasi pertanian buah naga itu kemudian berkembang hingga ke kecamatan lain dan terus meluas hingga saat ini.

Jaringan ini kemudian disusul dengan penerapan Electrifying Agriculture lainnya, seperti untuk pengairan. Sebelumnya, petani menggunakan mesin pompa air berbahan bakar diesel sehingga kebutuhan biayanya cukup tinggi yaitu sekitar Rp 8,9 juta per bulan. "Kini setelah menggunakan listrik PLN, biaya yang dikeluarkan hanya Rp 4,6 juta per bulan," ujar Edy. 
Migrasi alat pertanian ini membuat petani lebih hemat dan tetap produktif. Kini, total produksi buah naga di Banyuwangi meningkat dari 19.068 ton per tahun menjadi 98.436 ton per tahun.  "Kami berharap kolaborasi PLN dan para petani tidak berhenti sampai di sini saja, tetapi semakin erat dan menguntungkan karena membuat petani maju dan sejahtera," ujarnya.

Saat ini, Edy rutin memberikan pembinaan terkait bagaimana cara meningkatkan produktivitas buah naga, baik cara merawat tanaman buah naga maupun cara menggunakan lampu pada saat di luar musim. Dia juga aktif menjadi pembicara dalam berbagai seminar dan sharing session tentang pertanian buah naga, sehingga ilmu tentang buah naga dapat tersebar luas di kalangan petani, terutama petani milenial.
 
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN, Agung Murdifi mengatakan pihaknya siap mendukung pengembangan sektor pertanian modern melalui Electrifying Agriculture. Program ini terbukti mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi sehingga bisa mendongkrak kesejahteraan para petani.

"Kami mendukung dengan memberi kemudahan pemasangan jaringan listrik. Kami berharap program ini juga dapat mendukung target pemerintah dalam mencapai swasembada pangan," ujar Agung. (*)

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus