Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penugasan datang dua bulan sebelum Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada serentak berlangsung di 27 November 2024. Taufik Kurniawan dilantik menjadi Penjabat Wali Kota Probolinggo, Jawa Timur, pada 24 September 2024. Tiada seorang yang dia kenal, pun tiada kata selain “siap” untuk menerima amanah memimpin daerah berjuluk “Bumi Banger”, itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada pesan khusus saat Taufik dilantik menjadi Penjabat Wali Kota Probolinggo. Instruksinya, mengawal pilkada Kota Probolinggo agar berjalan lancar, tertib, dan aman. “Tugas lainnya adalah melaksanakan roda pemerintahan dan pembangunan dengan baik,” kata Taufik yang sebelumnya bertugas di Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) kepada Tempo di kantornya, Rabu, 4 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak ada bekal koneksi ataupun peta politik lokal. Taufik mulai memimpin Kota Probolinggo bak kertas putih. Seputih itu juga dia beserta jajarannya berupaya menjaga muruah sebagai aparatur sipil negara (ASN). “Hingga sekarang, tidak ada laporan tentang ketidaknetralan ASN,” ujarnya.
Sejak hari pertama bertugas di Kota Probolinggo, Taufik langsung bertemu dengan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), yakni komandan distrik militer, kepala kepolisian resor, kepala kejaksaan negeri, ketua pengadilan negeri, dan ketua dewan perwakilan rakyat daerah. “Saya ingin dapat diterima dengan ikhlas dan meminta dukungan dalam menjalankan tugas di sini,” ujar Taufik. Semua pihak berkomitmen supaya pilkada terselenggara dengan baik dan saling menjaga netralitas ASN.
Taufik menjaga jarak dengan pasangan calon kepala daerah dan terus mengingatkan netralitas kepada ASN, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Dia menyeleksi betul setiap undangan, mencegah kunjungan ke tempat-tempat yang berpotensi diterjemahkan mendukung pasangan calon tertentu, atau kampanye terselubung. Dia juga berjarak secara personal dengan elite politik lokal agar tidak mudah diintervensi.
Contoh, saat deklarasi pilkada damai bersama para pasangan calon kepala daerah, Taufik sekadar bersalaman. Dia menyadari, ada usaha dari pasangan calon tertentu yang ingin bertemu dengannya atau sekadar meminta nomor kontaknya. “Tidak saya kasih karena berkomitmen menjaga netralitas,” ujarnya. Dan sinergi dengan aparat keamanan juga membantunya dalam memfilter kunjungan serta memonitor ASN.
Pj. Wali Kota Probolinggo, Taufik Kurniawan.
Kepada ASN Kota Probolinggo, Taufik selalu mengingatkan supaya menjaga netralitas. Hindari kegiatan “abu-abu” yang dikemas dalam bentuk pengajian atau kegiatan sosial. Dia juga menerbitkan surat edaran yang menegaskan pelanggaran disiplin apabila ada ASN yang datang ke kegiatan tertentu tanpa izin pimpinan. “Saya kumpulkan kepala organisasi perangkat daerah dan menekankan terus perihal netralitas,” ujarnya. “Jadi logikanya, begitu netralitas tercederai, otomatis pasangan calon juga tercederai.”
Tak hanya menjaga netralitas ASN, hari-hari menjelang pencoblosan, Taufik juga mengawal aktivitas di Komisi Pemilihan Umum Kota Probolinggo. “Kami memberikan dukungan dengan mengawal tahapan pilkada,” ujarnya. Bentuk pengawalannya, mengawasi rekapitulasi penghitungan di tingkat kota, mulai dari kedatangan surat suara, pendistribusian, pengecekan ke Tempat Pemungutan Suara, sampai patroli yang melibatkan Satuan Polisi Pamong Praja, aparat Komando Distrik Militer, Kepolisian Resor, dan Brigade Mobil Kepolisian Daerah Jawa Timur.
Setelah hari pencoblosan, Taufik tak lagi membatasi kegiatan. Sekarang, agendanya adalah cooling down. Dia meminta pasangan calon kepala daerah menjaga silaturahmi dengan tokoh masyarakat dan mengkampanyekan sudah saatnya masyarakat Kota Probolinggo bersatu. “Tidak ada lagi perselisihan, mari kita bangun Kota Probolinggo,” katanya.