Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Tradisi tahunan Upacara Adat Ngetung Batih di Kecamatan Dongko kembali mencatatkan sejarah dengan pagelaran tari kolosal Turonggo Yakso yang berhasil memecahkan Rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) dengan jumlah peserta terbanyak. Sebanyak 2.708 penari dari berbagai usia, mulai dari pelajar SD hingga SMA, memeriahkan Lapangan Kecamatan Dongko, pada Ahad, 7 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penampilan apik para penari Turonggo Yakso ini menjadi bukti komitmen masyarakat Dongko dalam menjaga dan melestarikan budaya leluhur. "Ini luar biasa, biasanya pemecahan rekor MURI dilakukan oleh tingkat kabupaten, tapi di sini bisa dipecahkan oleh tingkat kecamatan," ujar Perwakilan MURI, Sri Widayati, saat menyerahkan penghargaan rekor dunia ke-11.718 kepada Panitia Ngetung Batih.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sri mengatakan, rekor ini menunjukkan betapa besar perhatian masyarakat terhadap budaya lokal. "Ini adalah langkah positif dalam melestarikan warisan budaya kita".
Ketua Panitia Ngetung Batih, Didit Sasongko mengatakan, persiapan pagelaran tari kolosal ini membutuhkan waktu sekitar satu bulan. "Kami memilih Tari Turonggo Yakso karena ini adalah ikon Kecamatan Dongko dan ikon Trenggalek," kata Didit.
Pemecahan rekor MURI ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Trenggalek khususnya masyarakat Dongko. Diharapkan dengan prestasi ini, tidak ada pihak lain yang berani mengklaim bahwa Tari Turonggo Yakso berasal dari daerah mereka. "Hak paten Turonggo Yakso ini asli dari Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek, bukan dari daerah lain," ujar Didit.
Apalagi, Tari Turonggo Yakso telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda dari Kabupaten Trenggalek. Hal ini semakin memperkuat identitas dan kekayaan budaya Trenggalek yang patut dilestarikan dan dibanggakan.
Kegiatan ini juga mendapat perhatian dari berbagai kalangan. Banyak warga yang datang dari luar Kecamatan Dongko untuk menyaksikan langsung pagelaran tari kolosal ini. "Saya sangat terkesan dengan semangat dan kekompakan para penari. Ini bukan hanya soal jumlah, tetapi juga soal kebersamaan dan kecintaan terhadap budaya," ujar Rudi Hartono, seorang pengunjung dari kecamatan lain.
Penari Turonggo Yakso mengenakan kostum tradisional berwarna-warni dan menampilkan gerakan dinamis, berhasil memukau penonton yang hadir. Semangat dan dedikasi para penari, yang berasal dari berbagai latar belakang, mencerminkan kekuatan dan keindahan kebudayaan Indonesia.
Dengan diakuinya Tari Turonggo Yakso sebagai Warisan Budaya Tak Benda dan pencapaian rekor MURI, masyarakat Trenggalek, khususnya Kecamatan Dongko, diharapkan dapat terus menjaga dan melestarikan budaya ini untuk generasi mendatang.
"Kami berharap ini bukan hanya menjadi rekor yang tercatat, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus mencintai dan melestarikan budaya kita," ujar Didit.
Rekor ini bukan hanya sebuah pencapaian, tetapi juga sebuah tanggung jawab untuk terus mengembangkan dan mempromosikan Tari Turonggo Yakso sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia. "Dengan prestasi ini, kami berharap Tari Turonggo Yakso semakin dikenal dan diapresiasi, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional," kata Didit. (*)