Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL– Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air dan BBWS Citarum ngebut membangun terowongan kembar Curug Jompong di Desa Lagadar, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tunnel air yang akan menjadi salah satu solusi mengurangi banjir di cekungan Bandung ini diperkirakan selesai akhir 2019. Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Hari Suprayogi menyatakan hal itu saat meninjau proyek pembangunan Terowongan Kembar Curug Jompong atau disebut juga Terowongan Nanjung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Banjir yang sering terjadi di cekungan Bandung, karena wilayah itu merupakan wilayah tangkapan air, hulu Cisanti juga mengalami erosi, ditambah air sungai Citarum dan sungai-sungai di sekitarnya tak mampu menampung air,” ujar Hari.
Tunnel Nanjung ini juga dikunjungi Presiden Joko Widodo beserta Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum dan Bupati Bandung Barat Dadang Naser, pada Ahad, 10 Maret 2019.
Kepada Presiden, Dirjen SDA Hari Suprayogi melaporkan progress pembangunan terowongan Nanjung tersebut. Selanjutnya Jokowi meninjau lokasi pembangunan, lalu memberikan statement-nya kepada wartawan, kemudian meninggalkan lokasi menuju Kota Bandung.
Hari Suprayogi mengatakan kepada wartawan, untuk mengendalikan banjir di wilayah cekungan Bandung (Dayeuh Kolot, Baleendah, Rancaekek, Bojongsoang), upaya yang dilakukan pemerintah antara lain, menormalisasi Sungai Citarum selebar 60 meter di Kawasan hulu, membangun embung Gedebage, membangun kolam retensi Cieunteung serta membuat sodetan di sungai Cisangkuy, dan sekarang membangun terowongan Nanjung, sebutan lain Curug Jompong.
Terowongan kembar Curug Jompong di Desa Lagadar, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, diperkirakan selesai pembangunannya pada akhir 2019.
Tunnel air ini, lanjut dia, dapat mengurangi 13 persen luas genangan air atau 700 hektare di cekungan Bandung. Jika diasumsikan satu hektare lahan dihuni oleh 20 ribu Kepala Keluarga (KK), maka dengan adanya tunnel air ini jumlah KK yang berhasil diselamatkan dari banjir sekitar 14 ribu KK.
Data Ditjen SDA mencatat, luas genangan air di Kabupaten Bandung mencapai 3.461 hektare. Dengan dibangunnya terowongan kembar ini, maka berkurang menjadi 2.761 hektare. Terowongan dibuat dua sehingga disebut terowongan kembar yang panjangnya masing-masing 230 meter dengan diameter 8 meter.
“Sekarang progres pembangunannya baru mencapai 22 persen. Tunnel kanan sudah mencapai panjang 97 meter dari 230 meter, sedangkan yang kiri 100 meter. Tunnel yang dibangun sejak November 2017 ini, Insya Allah sebelum Desember tahun ini selesai,” kata Hari.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWS) Citarum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Bob Arthur Lombogia menambahkan, terowongan ini dapat mempercepat aliran air masuk ke Sungai Citarum. Sehingga, luas dan ketinggian genangan air di wilayah cekungan bisa dikurangi.
"Kita bikin terowongan ini agar airnya lancar, air yang datang dari hulu secara cepat dapat mengalir ke daerah hilir, ke Waduk Saguling. Sehingga jika se belumnya genangan air di daerah banjir bisa mencapai 5 - 7 hari, bisa berkurang menjadi 2 hari," kata Bob.
Dari pantauan di lokasi, terowongan kembar di sisi Sungai Citarum ini terus dikebut pembangunannya. Tampak dua terowongan seperti tapal kuda ini sudah berdiri. Beberapa pekerja terlihat bekerja keras. Alat-alat berat pun tiada henti mengeruk bukit. Bukit cadas dipapras dan digali membuat terowongan air sepanjang 230 meter yang kelak dapat atasi banjir di cekungan Bandung. (*)