Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Suara Muhammad Saleh, 30 tahun, terdengar renyah di telinga Khairul Baria, 59 tahun. Rasa kangen Baria begitu mendalam terhadap anak kesayangannya yang sedang menuntut ilmu agama di Pesantren Darul Haditz beraliran Salafi di Dammaj, Yaman, itu. "Mak, ada dua perempuan yang mau (nikah) sama aku. Satu orang Indonesia dan satunya orang Yaman," ujar Baria, meniru perkataan anaknya ketika meneleponnya pada 25 November lalu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo