Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SERANGAN terhadap pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, dan keluarganya seperti tak pernah pupus. Belum selesai tuduhan sodomi terhadap Anwar, giliran putri sulungnya, Nurul Izzah, dituding sebagai pembocor rahasia negara. Sejak hari pertama Ramadan, sinyal serangan itu sudah muncul di situs sosial Twitter.
Nurul dituduh tak patriotik lantaran bicara kepada media di Indonesia tentang kapal selam Prancis yang dibeli Tentara Diraja Malaysia yang bermasalah secara teknis. Tudingan itu diucapkan Menteri Pertahanan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi dan bekas Ketua Angkatan Muda Keadilan Muhammad Zaid yang kini menjadi pendukung pemerintah. ”Saat itu saya cuma menjawab pertanyaan wartawan,” ujarnya.
Dalam wawancara dengan Kompas, Nurul mengkritik pemerintah Malaysia karena memberikan komisi sangat besar kepada Syarikat Perimekar Sdn., Bhd., lebih dari 500 juta ringgit, untuk pembelian kapal selam itu. Hal serupa sebetulnya sudah disampaikan dalam sidang Dewan Rakyat dengan sang menteri. ”Semua ini sudah diketahui publik, bahkan dunia,” ujarnya kepada wartawan Tempo Yophiandi.
Mengapa Anda dituduh membocorkan rahasia negara?
Isu utama sebetulnya bukan lantaran saya bercakap dengan media. Tapi saya merujuk pada pernyataan terbuka Menteri Pertahanan, yang menjawab masalah yang dihadapi soal kapal selam yang dibeli Kerajaan Malaysia. Hal itu dinyatakan menteri di parlemen pada Maret 2010. Soal ini sudah diketahui umum sebelumnya, lalu bagaimana bisa ini mengguncang pertahanan negara? Saya juga tak punya maklumat terperinci tentang pergerakan di laut Tentara Diraja Malaysia. Saya hanya menjawab pertanyaan wartawan saat itu. Mereka sudah dengar itu, karena sudah dipublikasi dari rapat di Dewan Rakyat. Jadi jangan menghina kecerdasan orang lain.
Bukankah Komisi Antirasuah Malaysia juga sedang menyelidiki kasus ini?
Komisi berlebihan sebesar 500 juta ringgit seharusnya tak diberikan kepada Syarikat Perimekar Sdn., Bhd., yang adalah syarikat anak emas, dalam pembelian kapal selam tersebut. Kasus ini sedang diselidiki Komisi Antirasuah Malaysia. Isu sebenarnya bukan pertahanan negara, melainkan soal ekonomi. Tapi jadi melebar dan dipakai untuk menyerang saya. Mereka tak berani berhadapan dengan kebenaran dan melawan rasuah habis-habisan. Saya juga menyatakan perlu kesediaan menyidik kasus ini karena pihak Prancis sedang menyidik hal yang sama. Semua ini sudah diketahui umum. Lalu bagaimana saya bisa dikambinghitamkan?
Pemerintah menggunakan wawancara Anda untuk menjelekkan oposisi?
Ketika saya diwawancarai media dari Indonesia, isu ini sudah diketahui dunia lewat media sebelumnya. Sehingga saya tak melihat ini adalah perkara. Jadi ini bukan hal besar. Saya melihat ini sebetulnya serangan menjelang pemilihan umum. Ini menjadi indikasi karena pemilu semakin dekat. Mereka mau menyerang kredibilitas siapa saja pemimpin oposisi. Karena rata-rata kan pemimpin UMNO, Barisan Nasional, sering melawat ke Indonesia, tapi mereka tak punya isu yang menyerang mereka. Namun kepada saya, mereka menyerang untuk mengelak dari masalah sebenarnya, yaitu komisi yang berlebihan, politik uang, mengurus ekonomi yang tak cakap.
Anda tak capek meladeni mereka, kritik Anda soal korupsi dan ekonomi dibelokkan menjadi membocorkan rahasia negara?
Saya ini seorang patriot, saya sayang negara saya. Tentu, saya akan terus bicara tentang manajemen ekonomi yang tak cakap dilakukan pemimpin negara, dalam hal ini membeli kapal selam. Ini bentuk constructive engagement. Tak ada perkara lain yang saya sebut di tanah air saya ulangi di Indonesia. Kita jangan jadi hipokrit, kita wajib mengkritik kerajaan. Karena kami, rakyat Malaysia, ingin hasil yang terbaik.
Anda siap menghadapi jerat hukum?
Tak ada masalah. Saya malah baru saja memberikan nomor telepon saya kepada penyelidik untuk menyelidiki pernyataan saya. Saya tak akan lari dari prinsip saya dan pernyataan yang saya berikan. Tapi sayangnya, sebelum polisi menyelidik, sudah dilemparkan tuduhan, fitnah kepada saya. Saya rasa ini tak adil. Mereka tak menghormati prosedur hukum. Sudah membuat laporan polisi ya sudah diam saja. Kalau Anda sudah mempengaruhi jalannya penyelidikan, mana ada profesionalisme.
Bagaimana dengan ayah dan keluarga Anda?
Ayah baik-baik saja, sehat. Ya, kami di Malaysia sepertinya sudah biasa diserang begini. Bukan kami saja, juga pemimpin oposisi yang lain. Ayah kan juga diserang kalau pergi ke luar negeri, disebut macam-macam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo