Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

<font size=2 color=#FF0000>Kurt M. Campbell:</font><br />Terorisme Bukan Hanya Ancaman bagi Barat

30 Mei 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUDAH beberapa kali Kurt M. Campbell melawat ke Indonesia. Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Bidang Asia Timur dan Pasifik ini terakhir datang dua pekan silam. ”Salah satu tujuan kedatangan saya adalah menelaah kemajuan kemitraan komprehensif,” katanya. ”Kita mengalami kemajuan yang luar biasa.”

Dalam kunjungan yang singkat, Campbell menyisihkan waktu untuk menerima Purwani Diyah Prabandari, Sunariyah, serta fotografer M. Fadli dari Tempo, Jumat dua pekan lalu. Dengan lugas dia menjawab berbagai pertanyaan tentang kebijakan luar negeri Amerika.

Amerika gencar dalam perang terhadap teroris. Bagaimana kerja sama antiterorisme dengan Indonesia saat ini?

Berjalan dengan sangat baik. Tidak hanya dengan Indonesia, tapi juga dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Kami memiliki keyakinan yang sama bahwa terorisme bukan hanya ancaman bagi Barat, tapi juga negara-negara lain di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Amerika mengumumkan telah menewaskan pemimpin Al-Qaidah, Usamah bin Ladin. Tapi masih banyak keraguan kebenaran informasi tersebut, karena Amerika tidak memberikan bukti yang kuat....

Menurut saya, Presiden memilih untuk sangat berhati-hati dengan tidak merilis foto-foto Usamah yang telah tewas, karena dia dan penasihatnya menganggap itu bisa memicu sentimen yang sangat negatif di antara masyarakat yang sangat kami hargai, setidaknya Indonesia. Menurut saya, ini merupakan keputusan yang sangat bertanggung jawab.

Kenapa Amerika masuk Pakistan, kemudian melakukan penyergapan dan pembunuhan tanpa memberi tahu otoritas Pakistan? Bukankah ini melanggar kedaulatan Pakistan?

Saya tidak akan bicara tentang perinciannya. Tapi saya katakan bahwa peristiwa 11 September 2001 adalah kehilangan terbesar yang dialami Amerika Serikat sejak berdirinya. Bahkan lebih besar daripada sebuah babak pertempuran dalam perang saudara, atau satu pertempuran di Perang Dunia Kedua. Insiden tersebut merupakan ledakan yang sangat menghancurkan. Dan saya pikir, sikap kami jelas bahwa kami akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk mendapatkan keadilan. Operasi khusus tersebut dilakukan dengan sangat hati-hati dan bertanggung jawab. Saya dan pemerintah mengakui bahwa ini akan menjadi masalah dan tantangan dalam konteks hubungan Amerika dan Pakistan.

Dalam masalah Timur Tengah, Presiden Obama menyatakan dukungannya terhadap negara Palestina berdasar perbatasan 1967 dengan beberapa pertukaran, tapi ditolak oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Apa yang akan dilakukan Washington?

Saya tidak akan mengomentari Perdana Menteri Netanyahu karena saya belum mendengarnya. Tapi saya memperhatikan pernyataan Presiden Obama. Menurut saya, Presiden memutuskan untuk mendukung proses di Timur Tengah yang mengakui martabat kemanusiaan dan pentingnya proses menuju demokrasi. Pidatonya juga menekankan beberapa ide baru, bagaimana membawa momentum yang lebih bagus bagi proses perdamaian Timur Tengah. Pidato tersebut sangat penting dan saya pikir akan bergaung tak hanya di Timur Tengah, tapi juga Indonesia, Malaysia, dan negara-negara kunci lain di Asia Tenggara.

Bagaimana dengan bersatunya Fatah dan Hamas, padahal Amerika memandang Hamas sebagai kelompok teroris?

Menurut saya, semua orang paham bahwa bersatunya (Fatah dan Hamas) menjadi tantangan baru. Komitmen kami terhadap keamanan Israel masih sangat kuat, dan kami akan terus melakukannya.

Bagaimana pula dengan jutaan orang Palestina yang kini hidup di luar perbatasan 1967, yang sebenarnya melanggar aturan internasional?

Semua memahami, dan Presiden menegaskan dalam pidatonya bahwa masih ada perincian masalah yang besar yang belum terselesaikan. Ada status Yerusalem, apa yang akan dilakukan dengan pengungsi, juga masalah warga Palestina yang tinggal di luar perbatasan 1967. Saya pikir semua mengakui, jika kita tidak melakukan penyelesaian yang adil, sangat tidak mungkin tercapai proses perdamaian di Timur Tengah.

Kenapa ada perbedaan respons terhadap krisis politik di wilayah Arab. Respons ke Libya jauh lebih keras dibanding ke negara-negara lain?

Presiden Obama menegaskan dalam pidatonya, setiap orang atau negara memiliki kondisi dan karakter yang berbeda. Dan kondisi yang berbeda memerlukan respons yang sangat hati-hati.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus