Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Profesor Mick Dodson adalah pahlawan bagi orang-orang Aborigin. Penduduk asli dari suku Yawuru, kawasan Australia Barat, ini sangat getol dalam memperjuangkan hak-hak Aborigin yang selama ini seperti dikesampingkan. Sebagai salah seorang komisioner dari Komisi Hak Asasi Manusia dan Persamaan Peluang, ia aktif melancarkan investigasi dengan cara mendatangi dan mewawancarai 777 individu dan organisasi Aborigin untuk mencari bukti adanya stolen generations, generasi yang hilang.
Dodson, lulusan Fakultas Hukum Universitas Monash ini, adalah Direktur Pusat Studi Suku Asli di Universitas Nasional Australia, serta pengacara yang banyak membela hak-hak warga Aborigin. Ia menjadi warga Aborigin pertama di Komisi HAM dan Persamaan Kesempatan (1993-1998).
Di tengah kesibukannya, ia memberikan wawancara kepada Dewi Anggraeni, koresponden Tempo di Melbourne, melalui telepon dari kantornya di Canberra, pada Selasa lalu. Berikut cuplikannya:
Bagaimana tanggapan Anda atas permintaan maaf ini?
Langkah yang bagus. Langkah yang benar.
Reaksi dari komunitas Aborigin?
Hampir semua menyatakan senang dan lega.
Banyak yang pesimistis dan menyebutkan permintaan maaf ini hanya simbolis dan langkah yang tidak akan membawa rekonsiliasi pada negara Australia. Bagaimana tanggapan Anda?
Saya setuju ini simbolis, tapi saya percaya langkah ini jauh melebihi sekadar simbol. Saya melihatnya sebagai batu fondasi besar buat kita melangkah ke depan. Dan ini langkah yang sangat penting kalau kita ingin menyembuhkan luka dan sakit yang diderita bangsa Aborigin.
Masyarakat mana pun punya berbagai simbol masing-masing. Australia tidak terkecuali. Tapi ini adalah awal dari tindakan perbaikan dari hubungan antara bangsa Australia yang Aborigin dan yang non-Aborigin.
Yang meremehkannya sebagai simbol semata itu hanya menunjukkan ketidakpahaman mereka pada isunya. Sejumlah besar rakyat Aborigin telah menderita luka yang sangat dalam, terutama secara psikologis selama beberapa generasi. Permintaan maaf ini akan membuka pintu bagi kita untuk melangkah ke masa depan, meninggalkan masa silam yang pahit.
Anda hadir dalam pertemuan-pertemuan Komisi Hak Asasi Manusia dan Persamaan Kesempatan itu. Apa ini membantu pengertian Anda atas betapa dalamnya luka yang diderita komunitas Aborigin?
Saya kira Anda benar. Saya takkan sanggup menempatkan diri saya dalam posisi orang-orang yang menderita akibat kebijakan itu. Namun, setelah mendengarkan cerita mereka dan apa yang mereka alami, saya terbantu dalam pengertian saya apa arti semua itu.
Apa film Rabbit-proof Fence menggambarkan cerita yang akurat dari situasi waktu itu?
Itu hanya salah satu cerita dari seribu cerita. Apa yang terjadi pada anak-anak Aborigin atas nama undang-undang dan kebijakan dan pelaksanaannya, yang merenggut mereka dari keluarga dan komunitas mereka semata-mata karena warna kulit mereka, bukanlah sesuatu yang dapat dibanggakan Australia. Sesuatu yang membawa malu besar.
Tiap cerita berbeda. Tiap cerita berbingkai situasi berbeda. Dan seperti dalam film itu, banyak anak yang melarikan diri dan mencoba kembali ke keluarga mereka. Kebanyakan tertangkap kembali. Ada juga yang sempat sampai, tapi lantas ditangkap lagi. Tidak ada cerita yang tipikal. Yang tipikal ialah perlakuan tidak layak yang mereka terima.
Menurut Anda, pemerintah benar-benar tulus dalam aksi minta maaf ini?
Benar-benar tulus. Mereka memenuhi janji pada pemilihnya, dan ini langkah besar pertama yang mereka ambil sejak menang pemilu. Dengan ini kita berhak bangga bahwa sebagai negara kita berjiwa cukup besar; kita bersedia minta maaf pada rakyat atas kesalahan kita di masa lalu yang membuat sebagian rakyat menderita.
Ada yang keberatan karena khawatir pemerintah akan kebanjiran tuntutan kompensasi.
Dari permintaan maaf di parlemen? Tidak bisa. Anda ingat, tiap negara bagian sudah meminta maaf di parlemen masing-masing, bahkan ada yang 10 tahun lalu. Tidak ada arus kompensasi. Orang-orang ini hanya takut pada bayangan dalam kegelapan.
Mereka harus melihatnya dalam bentuknya yang jelas: ini suatu pengakuan dan pernyataan respek bagi kaum Aborigin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo