Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

<font size=2 color=#FF6600>Pembunuhan</font><br />Misteri Secarik Kertas

Pembunuh Ketua Partai Demokrat Arkansas mencatat nomor telepon asing di secarik kertas. Bermotif agama dan politik?

25 Agustus 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rabu, 13 Agustus, itu seharusnya jadi hari yang biasa bagi Timothy Dale Johnson. Berangkat meninggalkan rumahnya di kawasan Searcy, timur laut Little Rock, Arkansas, pria 50 tahun itu biasanya langsung menuju Toko Target. Di toko itu ia bekerja sebagai penjaga gudang dengan jam kerja malam.

Tapi, pagi itu, segalanya berubah. Johnson datang lebih awal. Tak langsung ke gudang, ia justru menulis sesuatu di tembok toko: ”Target dipimpin orang dungu.” Makian itu membuat Johnson dipanggil manajer toko. ”Kami hanya bertanya, apakah dia ada masalah,” kata Brie Heath, yang mewakili Target. Alih-alih bicara, Johnson justru menyerahkan tanda pengenalnya dan meninggalkan toko. Gusar atas kelakuan sang pegawai, manajer toko kemudian memanggil polisi.

Berkendara selama beberapa menit dengan truk rongsoknya menuju Little Rock, Johnson kemudian membuat sejarahnya sendiri. Ia mendatangi markas Partai Demokrat Arkansas, menyatakan bersedia jadi tenaga sukarela, lalu menembak Ketua Partai Bill Gwatney berkali-kali. Sekretaris Gwatney menelepon 911 dan berteriak-teriak dengan suara cemas, ”Tolong! Tolong! Ketua partai kami ditembak.” Luka yang sangat parah membuat pria 48 tahun itu tewas beberapa jam kemudian.

Kematian Gwatney mengguncang kubu Demokrat. Laki-laki yang sudah 10 tahun mengabdikan hidupnya untuk politik itu tewas hanya beberapa minggu menjelang konvensi nasional Partai Demokrat di Denver. Konvensi Demokrat itu mengukuhkan secara ­resmi Barack Obama sebagai calon ­partai yang akan bertarung dengan John McCain dari Republik menuju Gedung ­Putih.

”Kami benar-benar sedih mendengar kabar Bill Gwatney,” kata mantan Presiden AS Bill Clinton. Pasangan Clinton bermukim lama di Little Rock. Clinton, yang pernah menjabat Gubernur Arkansas, dikenal sebagai teman dekat Gwatney.

Obama mengaku kaget. Gwatney adalah delegasi super dari Partai Demokrat. Selama kampanye pencalonan di tingkat Partai Demokrat, Gwatney mendukung Hillary, yang menang dalam prapemilihan Arkansas.

Sehabis menembak, Johnson melengkapi harinya yang tak biasa itu dengan mampir di Arkansas State Building Convention. Ia mengarahkan senapannya ke seorang pegawai. ”Saya baru saja dipecat,” ucapnya.

Tiga puluh menit kemudian, setelah berkendara ke arah Sheridan, 45 kilometer selatan Little Rock, sejarah Johnson berhenti. Polisi membungkamnya. Laki-laki penyendiri itu tewas di rumah sakit karena luka tembak.

Tak ada yang menduga hidup Johnson berakhir seperti itu. Tetangganya mengingatnya sebagai ”pria yang tak terlalu banyak bicara, hati-hati, dan sopan”. Saban pagi, laki-laki yang tak menikah itu membawa anjingnya berjalan-jalan di sekitar rumah. Kadang, ia menawarkan jasa pada para tetangga untuk membawa anjing mereka jalan-jalan.

Ketika menggeledah kediamannya, polisi menemukan secarik kertas catatan post-it dengan nama Gwatney di sana dan nomor telepon entah milik siapa. Polisi menemukan botol-botol berisi pil antidepresan dan 16 pucuk senapan. Johnson adalah anggota klub menembak Cleburne County Shooting Club. Ia dikenal sebagai penembak ”di bawah rata-rata yang tak akan membuat Anda terkesan karena kemampuannya”. Polisi juga menemukan rangkaian kunci mobil dengan logo dealer milik Gwatney.

Sepekan sejak penembakan, polisi belum menemukan kaitan antara catatan dengan nama Gwatney dan nomor telepon yang tertera di sana. ”Nomor telepon itu bisa jadi milik siapa saja,” kata Letnan Terry Hastings dari kepolisian Little Rock. Angka-angka misterius itu tak cocok dengan nomor telepon markas Demokrat, rumah Gwatney, dan dealer mobil milik Gwatney.

Polisi membantah rumor di Internet yang menyebut motif pembunuhan Gwatney. ”Teori-teori itu tak bisa dipertanggungjawabkan, tapi Anda bisa apa untuk menahannya?” kata ­Hastings. ”Mereka mau menyebutnya konspira­si Kennedy, panggilan suci, atau apa pun, terserah mereka yang duduk di belakang komputer itu.” Beragam milis, blog, dan chatting online berteori tentang motif tindakan Johnson, dari politik hingga agama.

Serangan terhadap Gwatney merupakan insiden kedua dengan target politikus Partai Demokrat. Pada November 2007, pria yang mengaku membawa bom mengambil alih kantor kampanye Hillary di Negara Bagian New Hampshire. Ia menyandera lima orang sebelum akhirnya menyerah.

Angela Dewi (afp, ap, cnn, NY Times)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus