Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

25 Agustus 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Spanyol
Warga Indonesia Tewas dalam Kecelakaan

SEBANYAK 153 korban tewas dalam kecelakaan pesawat milik Spanair di Madrid, Spanyol, Rabu pekan lalu. Saat akan lepas landas pada pukul 14.04 waktu setempat, pesawat jenis­ MD-82 ini meledak dan hancur berkeping-keping di Bandar­ Udara Internasional Ba­ra­jas, Madrid. Pesawat ini mengangkut 162 penum­pang dan 10 awak.

Inilah kecelakaan udara terburuk selama 25 tahun terakhir di Spanyol. Menurut media massa setempat, pilot melaporkan ada­nya kerusakan pada instrumen pengukur suhu pesawat berumur 15 tahun itu. Belakangan, Menteri Transportasi Spanyol Magdalena Alvarez menyatakan pesawat sempat batal lepas landas untuk pemeriksaan ulang. Pada kesempatan lepas landas berikutnya, terjadilah­ musibah tersebut. Pada 1983, kejadian serupa terjadi di bandara itu dan menewaskan 93 penumpang.

Menurut Alvarez, dari semua korban, sudah 14 yang diketahui jati dirinya. Identifikasi sulit dilakukan karena kebanyakan jasad yang sudah hangus. Tim forensik pun menggunakan data DNA untuk memastikan identitas para korban. Salah satunya adalah Nguni Toka Rondonuwu, warga negara Indonesia. Pria 30 tahun itu bekerja di kapal pesiar milik perusahaan Spanyol. Saudara kembar Nguni, Man­ Rondonuwu, dan kakaknya, Samerot Rondonuwu, yang tinggal di Manado, segera terbang ke Madrid mengurus jenazah dengan bantuan Departemen Luar Negeri Republik Indonesia.

Inggris
Data Tahanan Inggris Hilang

Pemerintah Britania­ Raya mengumumkan hilang­nya data semua tahanan di penjara Inggris dan Wales, Kamis pekan lalu. Kece­la­kaan digital ini terjadi saat PA Consulting, kontraktor yang bekerja untuk Departemen Dalam Negeri, tengah membenahi data para tahan­an di komputer. Dalam proses itu, seluruh data yang ada disimpan dalam sebuah memory stick—yang kemudian hilang.

Akibatnya, lenyaplah catatan detail 84 ribu tahan­an—termasuk nama, alamat, hingga pelanggaran hukum yang mereka lakukan. Lebih buruk lagi, di dalam peranti memori itu juga ada data 33 ribu penjahat yang sudah enam kali atau lebih melakukan tindak kriminal selama setahun terakhir.

Departemen Dalam Negeri kini tengah menginves­tigasi kejadian ini dengan melibatkan kepolisian. Para petinggi PA Consulting ju­ga sedang diperiksa untuk mencegah kemungkinan ­pen­curian data.

Swazi
Ibu Negara Pelesir, Rakyat Marah

Ratusan wanita menyesaki jalan di Mbabane, ibu kota Swazi, Kamis pekan lalu. Para demonstran, yang terdiri atas kalangan profesional hingga warga pedesaan, memprotes perjalanan wisata para ibu negara. Ke-13 istri Raja Mswati III bertamasya ke Eropa dan Timur Tengah dengan pesawat sewa yang dibiayai negara. Para nyonya itu dimanjakan dengan istana megah, pesawat pribadi, dan mobil mewah.

Para demonstran mengirimkan petisi kepada Menteri Keuangan mereka agar dana yang dihambur-hamburkan itu dipakai untuk kepentingan negara. Kerajaan Swazi, yang berpenduduk 1,1 juta jiwa, merupakan salah satu negara termiskin di Afrika. Lebih dari 40 persen warganya terinfeksi HIV/AIDS. Itu sebabnya, para aktivis Positive Living—organisasi nonpemerintah di bidang AIDS—meminta dana tersebut dipakai untuk membeli antiretroviral bagi para penderita penyakit itu.

Berbatasan dengan Afrika Selatan dan Mozambik, Swazi adalah salah satu negara monarki absolut yang masih tersisa di dunia. Raja Mswati III mewarisi mahkota sejak usia 18 tahun, saat ayahnya meninggal. Sebagian besar penduduk negara itu hidup dalam kemiskinan. Sementara itu, Raja dan ke-13 istrinya tak tersentuh.

Amerika Serikat
Florida Diguncang Badai Fay

Badai tropis Fay menerjang pantai Florida, Kamis pagi pekan lalu. Badai yang terjadi ketiga kalinya selama seminggu ini mengakibatkan turunnya hujan deras. Ratusan rumah pun tergenang banjir. Walau tak menimbulkan korban jiwa, kerusakan yang terjadi cukup parah.

Pusat badai terletak sekitar 20 mil timur-tengga­ra pantai Daytona. Badai datang disertai angin dengan kekuatan hampir 60 mil per jam. Menurut Pusat Topan Nasional Amerika Serikat, kekuatan badai ini bertambah saat poros badai masih berada di wilayah perairan. Namun badai diperkirakan akan melemah saat bergeser ke wilayah daratan. Diramalkan, kekuatan badai Fay tak akan bertambah menjadi topan.

Meski begitu, tetap saja ada kemungkinan kecil badai akan mengarah ke selatan dan menguat kembali ke air hangat di Teluk Meksiko. Kalau ini terjadi, badai bisa mengarah ke daerah produsen minyak dan gas alam, termasuk New Orleans, yang dihajar topan Katrina pada 2005. Kini, Presiden Amerika George W. Bush pun menetapkan status darurat di Negara Bagian Florida untuk memudahkan pemberian bantuan bagi para korban.

Thailand
Raja Thailand Terkaya Sedunia

Majalah Forbes terbitan Kamis pekan lalu menobatkan Bhumibol Adulyadej, 80 tahun, sebagai raja terkaya di dunia. Raja Thailand itu diperkirakan memiliki harta US$ 35 miliar (sekitar Rp 339 triliun). Bertakhta selama 62 tahun, sang Raja mendapatkan kekayaannya dari Crown Property Bureau, perusahaan yang mengelola sebagian besar harta keluarganya, termasuk lahan seluas 1.400 hektare di Bangkok.

Di urutan kedua ada Syekh Khalifa, 60 tahun, Presiden Uni Emirat Arab, dengan estimasi kekayaan US$ 23 miliar, yang diperoleh dari cadangan minyak yang melimpah di Abu Dhabi. Posisi berikutnya ditempati Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz, 84 tahun, yang mewarisi kekayaan Dinasti Al-Saud US$ 21 miliar.

Sultan Brunei Haji Hassanal Bolkiah, 62 tahun, yang tahun lalu jadi juara pertama, kini melorot ke posisi keempat, dengan harta hanya US$ 20 miliar. Negeri tetangga Indonesia ini mendulang kemakmuran dari lahan yang kaya akan minyak. Sultan Bolkiah juga mewarisi kekayaan yang tak putus dari dinasti muslim sejak 600 tahun silam.

Filipina
Perjanjian dengan MILF Batal

Pemerintah Filipina akhirnya membatalkan perjanjian damai dengan Front Pembebasan Islam Moro (MILF). Pembatalan dilakukan setelah terjadi pertempuran selama dua pekan antara gerilyawan dan tentara Filipina. ”Pembatalan ini menyakitkan,” kata juru bicara kepresidenan Lorelei Fajardo, Kamis pekan lalu.

Presiden Gloria Arroyo, kata Fajardo, tak akan membiarkan personel bersenjata MILF menyerang untuk menekan pemerintah menandatangani perjanjian apa pun. ”Bahkan jika itu untuk perdamaian,” katanya. Menurut Arroyo, perjanjian dengan kelompok bersenjata hanya akan dilakukan untuk isu pelucutan senjata, demobi­lisasi, dan rehabilitasi.

Dua komandan MILF telah menyerukan perang total terhadap tentara pemerintah. Serangan itu, kata mereka, berkaitan dengan keputusan Mahkamah Agung yang memerintahkan penundaan pe­nandatanganan Memorandum atas Tanah Leluhur pada 4 Agustus lalu. Padahal pemerintah dan MILF telah tiba di Malaysia untuk pe­nandatanganan itu.

Andari Karina Anom (AFP, BBC, AP)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus