Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertemuan dua kolega politikus partai United Malays National Organisation (UMNO) itu berlangsung singkat, dan canggung. Tan Sri Muhyiddin Yassin datang memenuhi panggilan Perdana Menteri Datuk Seri Najib Tun Razak ke kantornya di Putrajaya, pusat pemerintahan federal Malaysia, Selasa pagi pekan lalu. Muhyiddin, Wakil Perdana Menteri, tiba sekitar pukul 12.00. "Apakah ini soal reshuffle?" tanya Muhyiddin. Najib hanya mengangguk.
Rumor tentang pergantian di kabinet terdengar kencang setelah pidato Muhyiddin dalam pertemuan Ceras UMNO di Kuala Lumpur, Malaysia. Muhyiddin, yang juga Wakil Presiden UMNO, mengisyaratkan perbedaan sikapnya dengan Najib, Presiden UMNO, mengenai kasus 1MDB. Najib menjadi ketua badan pengawas di perusahaan negara yang terbelit utang US$ 11 miliar itu. Muhyiddin juga memintanya membantah aliran dana ke rekeningnya, seperti dilansir The Wall Street Journal pada 2 Juli lalu.
Dalam pertemuan singkat pada 28 Juli itu, Muhyiddin menanyakan apakah ada yang hendak disampaikan kepadanya. Merasa jawabannya tak cukup jelas, ia lantas bertanya apakah namanya tak ada dalam daftar kabinet baru hasil reshuffle. Najib mengkonfirmasi dengan anggukan. Tahu apa arti isyarat itu, Muhyiddin lantas mengucapkan "terima kasih" dan meninggalkan pertemuan pada pukul 12.15.
Sekitar dua jam kemudian Najib Razak menggelar konferensi pers mengumumkan kabinetnya yang baru. Muhyiddin, Menteri Pengembangan Kawasan dan Pedesaan Shafie Apdal, dan Jaksa Agung Abdul Gani Patail, dicoret. Muhyiddin dan Shafie dikenal sebagai pengkritik Najib soal 1MDB. Gani, selain pemimpin penyelidikan kasus 1MDB, adalah anggota satuan tugas khusus kasus 1MDB bersama polisi, komisi antikorupsi, dan gubernur bank sentral.
Dalam konferensi pers, Najib menjelaskan bahwa ia menyatakan bisa menerima perdebatan sengit, kritik, atau bahkan perbedaan pendapat. Tapi itu harus berlangsung dalam rapat kabinet sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan. "Keputusan untuk mengganti Muhyiddin Yassin sangat sulit, tapi kepemimpinan adalah tentang melakukan apa yang Anda anggap tepat," kata pria 62 tahun putra perdana menteri kedua dalam sejarah Malaysia, Abdul Razak Hussein, itu.
Kasus 1MDB menjadi sorotan oposisi Malaysia, Pakatan Rakyat, setidaknya sejak 2010. Tulisan situs berita berbasis di Inggris, Sarawak Report, dan The Sunday Times, edisi 28 Februari 2015, menghangatkannya. Keduanya menyatakan ada dana US$ 700 juta yang dialihkan dari kesepakatan gelap antara 1MDB dan perusahaan energi Saudi, PetroSaudi, pada 2009. Uang itu disebut mengalir ke perusahaan Good Star Limited, yang dikendalikan pengusaha Low Taek Jho alias Jho Low, yang disebut-sebut kolega keluarga Najib.
Gaung kasus itu lebih kencang setelah Mahathir Mohamad, politikus senior UMNO dan perdana menteri Malaysia periode 1998-2003, menyerukan agar Najib mundur karena "salah urus" 1MDB itu, selain soal dugaan keterlibatannya dalam pembunuhan model Mongolia, Altantuya Shaariibuu, pada 2006. Najib membantah dua tudingan Mahathir ini. Untuk mengusut kasus 1MDB, Najib memerintahkan Auditor General melakukan penyelidikan.
Saat penyelidikan Auditor General berlangsung, Sarawak Report dan The Wall Street Journal (WSJ) merilis kabar pada 2 Juli lalu bahwa ada US$ 700 juta yang mengalir ke rekening pribadi Najib di bank swasta di Malaysia, AmBank Islamic. Menurut WSJ, dugaan aliran dana diperiksa satuan tugas khusus 1MDB. Parlemen Malaysia juga membentuk Public Accounts Committee (PAC) untuk mengusut kasus ini.
Muhyiddin mengaku menghubungi Najib saat WSJ melansir berita itu. "Saya mengirim SMS ke Perdana Menteri, mengatakan, 'Sir, ini sesuatu yang serius yang harus Anda bantah'," katanya di depan pertemuan Ceras UMNO pada 26 Juli lalu. Ia juga menyarankan Najib mundur sebagai Ketua Dewan Penasihat 1MDB. Pidato Muhyiddin dijawab dengan siaran pers kantor Perdana Menteri keesokan harinya, yang menyatakan, "Semua pihak, terutama dari pemerintah, termasuk Wakil Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin, harus menunggu temuan penyelidikan yang akan dikeluarkan."
Pada hari yang sama dengan keluarnya "teguran" kepada Muhyiddin itu, kabar reshuffle beredar kencang. Kantor berita Reuters, mengutip situs berita Utusan Malaysia, melaporkan bahwa Najib sudah bertemu dengan Raja Malaysia Sultan Abdul Halim Mu'adzam dan menyodorkan daftar kabinet barunya. Kabar itu tak lagi sebatas rumor saat Najib mengumumkan kabinet baru dan tak ada nama Muhyiddin di dalamnya. Ia menjadi wakil perdana menteri kedua dalam sejarah Malaysia, setelah Anwar Ibrahim pada 1998, yang dicopot di tengah jalan.
Soal dana 2,6 miliar ringgit Malaysia yang diduga mengalir ke rekening Najib, Malaysiakini.com edisi Rabu pekan lalu melansir video 53 detik saat Muhyiddin berbicara dengan tamunya, termasuk Menteri Besar Kedah Mukhriz Mohamad dan mantan anggota dewan tertinggi UMNO, Kadir Sheikh Fadzir. Dalam video, Muhyiddin mengaku sudah mengkonfirmasi soal dana itu dan Najib mengakuinya. Kadir menolak dimintai tanggapan tentang kebenaran isi percakapan dalam video tersebut. "Itu pembicaraan pribadi," katanya kepada Malaysiakini.com.
Mantan Menteri Penerangan Malaysia yang juga eks pemimpin redaksi harian Utusan Malaysia, Zainuddin Maydin, mengakui adanya dana itu. "Sebenarnya memang ada duit US$ 700 juta dimasukkan ke rekening pribadi Najib untuk biaya pemilu raya dari Timur Tengah, tapi itu bukan dari 1MDB," kata pria yang akrab disapa Zam itu kepada Tempo di Kuala Lumpur, Kamis pekan lalu.
Soal benar-tidaknya ada aliran dana itu, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Seri Zahrain Mohamed meminta publik memberi waktu kepada penyelidik untuk menyelesaikan tugasnya. Ia juga membela sikap Najib yang mengganti kabinet. "Jika Anda perdana menteri, Anda memilih anggota yang bisa bekerja sebagai tim. Kalau tidak bisa bekerja sebagai tim, kalau tidak mundur, ya dipecat. Itu saja," katanya kepada Tempo, Kamis pekan lalu.
Dalam kabinet baru, Najib tak hanya memecat Gani, betapapun itu bisa mengancam kelangsungan penyelidikan kasus 1MDB, tapi juga menarik empat anggota PAC dari kubu Barisan Nasional, koalisi partai pemerintah yang dipimpin UMNO. Ketua PAC Nur Jazlan Mohamed diberi jabatan Wakil Menteri Dalam Negeri. Anggota lainnya, Wilfred Madius Tangau, menjadi Menteri Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi; Reezal Merican Naina Merican sebagai Wakil Menteri Luar Negeri; dan Ermieyati Samsudin menjabat Wakil Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. Empat anggota PAC selebihnya berasal dari oposisi.
Kekosongan empat kursi PAC mengancam nasib penyelidikan yang sedang berlangsung, padahal pada Agustus ini sudah dijadwalkan sejumlah pemeriksaan. "Semua proses pemeriksaan yang dijadwalkan pada Agustus, termasuk dengar pendapat 1MDB, akan dihentikan sampai pengganti PAC diumumkan dalam sidang Dewan Rakyat," kata Jazlan. Sidang Dewan berikutnya dijadwalkan pada Oktober.
Lim Kit Siang, tokoh oposisi senior dari Democratic Action Party (DAP), mengibaratkan krisis ini seperti Titanic—kapal pesiar mewah Inggris yang tenggelam di Atlantik Utara pada 15 April 1912—bagi pemerintahan Najib. Pergantian dalam kabinet digambarkannya sebagai "menata ulang perabot di kapal Titanic yang tenggelam". "Setiap upaya untuk menghentikan penyelidikan PAC atas skandal 1MDB akan menjadi bukti terbaik bahwa tujuan utama perombakan kabinet adalah untuk memblokir, menggagalkan, mensabotase, atau menarik investigasi atas skandal keuangan terbesar dalam sejarah bangsa ini," katanya, seperti dikutip freemalaysiatoday.com. Datuk Seri Zahrain Mohamed menampik kekhawatiran oposisi. "Jaksa Agung hanya berganti orang. Penyelidikan akan terus dilanjutkan."
Ketua Solidariti Anak Muda Malaysia Badrul Hisam menyebut krisis terbaru ini sebagai semata "perang internal", karena Najib dan Mahathir berasal dari partai yang sama. "Sikap Mahathir yang menyerukan agar Najib diganti semata untuk menyelamatkan UMNO dan Barisan Nasional," katanya kepada Tempo, Kamis pekan lalu. Ia mengibaratkan mereka yang memutuskan membela Najib atau mendukung sikap Mahathir seperti memilih minuman Pepsi atau Coca-Cola: beda nama, tapi jenisnya sama. "Yang jauh lebih penting adalah pergantian rezim, bukan hanya perdana menteri."
Abdul Manan (Natalia Santi, Imam Masrur, Malaysiakini, The Star, The Rakyat Post)
Laporan Berujung Pergantian
28 Februari.
Situs Sarawak Report dan The Sunday Times menyatakan ada dana US$ 700 juta yang dialihkan dari kesepakatan gelap antara 1Malaysia Development Berhad (1MDB) dan PetroSaudi pada 2009.
2 April.
Eks Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad meminta Perdana Menteri Najib Razak mundur karena terkait dengan 1MDB dan pembunuhan model dari Mongolia, Altantuya Shaariibuu.
9 April.
Najib membantah semua tuduhan terhadapnya melalui siaran stasiun TV3.
2 Juli.
Sarawak Report dan The Wall Street Journal melansir kabar bahwa dana US$ 700 juta yang diduga terkait dengan 1MDB mengalir ke rekening pribadi Najib.
5 Juli.
Najib menggelar konferensi pers dan menyatakan "telah menjadi korban dari serangan tanpa henti".
7 Juli.
Satuan tugas khusus yang menyelidiki kasus 1MDB mengumumkan pembekuan enam rekening bank.
8 Juli.
Penyelidik menggerebek kantor 1MDB.
9 Juli.
Auditor General menyatakan di depan parlemen bahwa hasil temuan sementara tak menemukan ada dugaan skandal di 1MDB.
19 Juli.
Komisi Multimedia dan Komunikasi Malaysia (MCMC) memblokir Sarawak Report.
20 Juli.
Penyelidik menangkap Jerome Lee, 39 tahun, mantan Direktur Investasi 1MDB.
21 Juli.
Penyelidik menangkap Datuk Shamsul Anwar Sulaiman dari Ihsan Perdana Sdn Bhd.
22 Juli.
Singapura mengumumkan pembekuan dua rekening bank yang terkait dengan kasus 1MDB.
23 Juli.
Penyelidik menangkap pemilik perusahaan perdagangan, Ariffin Ismail Shahul Hameed.
24 Juli.
Kementerian Dalam Negeri Malaysia menangguhkan lisensi The Edge Weekly dan The Edge Financial Daily selama tiga bulan karena laporannya tentang 1MDB.
26 Juli.
Wakil Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin berpidato dalam pertemuan Ceras UMNO yang berbicara terbuka tentang 1MDB dan ketidaksepahamannya dengan kabinet dan Najib.
27 Juli.
Kantor Perdana Menteri meminta semua pihak, terutama pejabat pemerintah, khususnya Muhyiddin, tak berbicara sampai hasil penyelidikan 1MDB keluar.
28 Juli.
Najib Razak mengumumkan reshuffle kabinet.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo