Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Kejar Target Rp 2 Triliun

3 Agustus 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HIDUP masyarakat urban kini tak bisa lagi dipisahkan dari Internet. Tapi tak begitu keadaannya lima tahun lalu, saat Achmad Zaky merintis situs belanja online Bukalapak.com. "Orang masih banyak browsing di warnet. Belum ada smartphone," kata pria 29 tahun ini saat ditemui Tempo di kantornya di Plaza City View lantai 2, Kemang, Jakarta Selatan, Senin siang pekan lalu.

Setahun setelah lulus dari Institut Teknologi Bandung, pada 2010 Zaky mulai membuat platformnya di sebuah rumah toko kecil sewaan. Dia menyediakan wahana bagi para pengguna Internet untuk memajang dagangan mereka atau berbelanja. Sambutannya luar biasa. Ekonomi yang sedang lesu tak terasa di lapaknya, sehingga dia berani memasang target Rp 2 triliun transaksi tahun ini.

Zaky dan situsnya melengkapi sukses sejumlah pemain baru di lahan jualan lewat jaringan. Dalam perbincangan selama hampir dua jam, dia mengaku tak risau oleh persaingan bisnis berbasis online yang kian ketat. "Ruang tumbuhnya masih sangat besar," ujarnya.

Anda memulai Bukalapak ini sendirian?

Tidak, berdua dengan teman saya. Waktu itu 2010, setahun setelah saya lulus kuliah. Kami menyewa satu ruko kecil di Jalan Haji Nawi, Jakarta Selatan. Harganya cuma Rp 2 juta sebulan. Di situ kami bekerja. Di situ juga kami tinggal, sambil mengerjakan proyek-proyek lain pesanan kawan atau dosen.

Marketing kami juga kecil-kecilan, karena semua dikerjakan sendiri. Kami ajak teman-teman kami lewat Facebook dan SMS untuk ikut jualan. Dari situ awalnya banyak dari komunitas sepeda yang gabung.

Kapan mulai berkembang?

Tahun 2011 kami makin optimistis. Ada beberapa kejadian yang membuat kami yakin bahwa Internet itu bisnis masa depan, seperti akuisisi Kaskus oleh Grup Djarum, Pak Chairul Tanjung membeli Detik.com, lalu Yahoo mengakuisisi Koprol, padahal traffic-nya masih di bawah Bukalapak, he-he-he....

Waktu itu Bukalapak sudah masuk 300 website terbesar di Indonesia. Kami juga mulai ditawari suntikan modal dari beberapa pihak.

Sekarang bagaimana kondisinya?

Jauh. Dulu hanya dua orang yang mengerjakan, sekarang sudah 150 orang karyawan kami. Dalam setahun ke depan, kami juga berencana menambah tenaga sampai 300 orang untuk customer support, pengembangan fitur, marketing, dan lain-lain. Kami juga akan menempati kantor baru. Sekarang luas kantor kami hanya 400 meter persegi di lantai dua Plaza City View, Kemang, nanti 1.000 meter persegi ruang di lantai satu juga akan kami pakai.

Dari sisi pengunjung, sekarang ada 1-2 juta orang mengakses Bukalapak setiap hari. Jumlah pelapak (pedagang) kami lebih dari 300 ribu dan ada 2.000- an pendaftar baru setiap hari.

Berapa banyak transaksinya?

Tahun ini target kami Rp 2 triliun. Itu tumbuh sekitar delapan kali lipat dibanding tahun lalu.

Bisa sebesar itu pertumbuhannya?

Ya. Banyak orang bilang pertumbuhan ekonomi melemah, tapi tidak terasa di bisnis ini. Kami masih on track untuk mengejar target itu.

Bagaimana strategi Anda menggaet pasar?

Enam bulan terakhir kami gencar di marketing, termasuk lewat iklan di televisi. Sekitar 50 persen pengeluaran kami habis untuk marketing dan itu terbukti sangat efektif untuk menambah traffic, penjual ataupun pembelinya.

Selain itu, kami terus mengembangkan fitur. Saat booming batu akik, misalnya, kami sediakan segmen khusus untuk bertransaksi. Besar lho nilainya, sampai 20 persen dari total transaksi kami. Nilainya sebanding dengan transaksi telepon seluler.

Dari mana Anda mendapat pemasukan melalui situs ini? Ada persenan yang diambil dari tiap transaksi?

Tidak begitu. Pemasukan kami dari fitur premium. Gambarannya, masak sih dari 300 ribu pelapak itu tidak ada 10 ribu saja yang mau bayar ke kami Rp 100 ribu tiap bulan? Pasti ada, kan? Itu saja berarti sudah Rp 1 miliar per bulan. Itulah yang menutup biaya operasional kami.

Sedangkan bagi pelapak sendiri, dengan fitur premium itu lapak mereka akan lebih eksis, lebih sering tampil di situs kami. Tapi ada seleksinya. Kalau feedback-nya jelek, kami tidak akan kasih fitur premium, walaupun mereka mau bayar. Ini untuk menjaga kepercayaan konsumen terhadap Bukalapak juga.

Bukalapak.com baru mendapat investasi dari PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek)?

Betul. Kami didekati sejak Januari 2014 oleh Adi Sariaatmadja, putra Pak Eddy Sariaatmadja. Awalnya saya ragu juga, karena menduga kalau konglomerat biasanya mau akuisisi, terus kami ditendang. Ternyata tidak. Mereka mau pegang minoritas saja dan tidak akan ikut mengelola. Akhirnya kami sepakat awal tahun ini. Investasi dilakukan melalui anak perusahaan Emtek, PT Kreatif Media Karya (KMK).

Berapa nilai investasinya?

Saya tidak bisa share.

Catatan: Dalam laporan keuangan Emtek, disebut bahwa berdasarkan akta nomor 9 tanggal 9 Januari 2015 yang dibuat di hadapan Aryanti Artisari, KMK mengambil 948.121 saham baru PT Bukalapak.com sebesar Rp 123,7 miliar. Dengan demikian, kepemilikan KMK di Bukalapak.com menjadi 42,74 persen atau 1.407.321 saham.

Kerja sama inikah yang membuat Bukalapak.com beriklan di SCTV, yang juga anak usaha Emtek?

Memang ada rate khusus untuk beriklan di SCTV, karena kami terhitung anak usaha walaupun anak tiri, he-he-he…. Tapi prinsipnya kami masih normal, tidak ada ikatan khusus. Kami juga beriklan di Net TV, karena rate-nya masih terhitung murah.

Persaingan bisnis online semakin ketat. Bagaimana posisi Bukalapak?

Untuk persaingan, saya pikir di Indonesia semua masih tumbuh, jadi belum ada pemenang yang menonjol. Ada riset dari Alibaba yang menyebutkan bahwa tiap orang di Cina rata-rata berbelanja online 52 kali tiap tahun, berarti sekali setiap minggu. Di Indonesia belum ada riset yang spesifik seperti itu. Tapi saya kira, kalau dirata-rata, mungkin baru 1-2 kali dalam setahun. Kalau di Cina transaksi online itu sudah mencapai 10 persen dari nilai transaksi perdagangan konvensional, di sini masih di bawah 2 persen. Jadi ruang untuk tumbuhnya masih sangat besar.

Achmad Zaky

Tempat dan tanggal Lahir:

  • Sragen, Jawa Tengah, 24 Agustus 1986

    Pendidikan:

  • Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung, angkatan 2004

    Karier:

  • Founder Deft Technology (Agustus 2007-Juli 2009)
  • Managing Director Suit Media (November 2009-September 2011)
  • Co-Founder CEO PT Bukalapak.com, (September 2011- sekarang)
  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus