Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengutarakan keinginan bernegosiasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin jika memang itu satu-satunya cara untuk mengakhiri perang Ukraina. Itikad itu disampaikan Zelensky dalam sebuah wawancara dengan wartawan asal Inggris bernama Piers Morgan yang dipublikasi pada Selasa, 4 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Jika itu satu-satunya cara kami bisa mewujudkan perdamaian pada warga Negara Ukraina dan tidak merugikan warga, tetntu kami akan merencanakan hal ini (pertemuan). Namun saya tidak bisa bersikap baik pada Putin karena saya menganggapnya musuh dan sejujurnya saya juga berfikir dia menganggap saya musuh,” kata Zelensky.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ucapan Zelensky itu mencerminkan adanya pergeseran posisi Zelensky. Dulu dia menolak bernegosiasi dengan Putin, bahkan sampai menandatangani sebuah dekrit yang melarang negosiasi dengan orang nomor satu di Rusia itu. Namun pada bulan lalu, Zelenksy mengatakan larangan itu hanya berlaku untuk pejabat Ukraina, bukan dia. Dekrit yang diterbitkan pada 2022, menyatakan segala jenis negosiasi mustahil dilakukan (tanpa menyebut spesifik individu atau lembaga).
Sedangkan pada akhir pekan lalu, Putin menegaskan lagi posisi Zelensky yang kurang legitimasi untuk menandatangani sejumlah kesepakatan karena masa jabatannya sebagai presiden Ukraina berakhir pada Mei 2024 dan tidak ada mekanisme konstitusional yang bisa memperpanjang masa jabatannya. Akan tetapi, Putin mengatakan pihaknya punya itikad untuk mengirim tim negosiasi untuk berbicara dengan Zelensky jika dia membuka pintu
“Masih mungkin bernegosiasi dengan siapapun. Namun dia (Zelensky) tak punya legitimasi untuk menandatangani apapun. Jika dia mau berdialog, maka saya akan mengirimkan orang untuk bernegosiasi dengannya,” kata Putin.
Putin mengatakan dekrit yang diterbitkan Zelensky melarang segala bentuk negosiasi dengan Rusia dan ini telah menjadi sebuah batu sandungan digelarnya pembicaraan kedua negara. Dia meyakinkan akan mengirimkan tim yang terdiri dari ahli hukum untuk menilai otoritas tim negosiasi Ukraina dan menentukan apakah mereka punya status hukum yang kuat untuk menandatangani sebuah kesepakatan.
Sumber: RT.com
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini