Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

10.000 Orang Diperkirakan Jadi Korban Gempa Dahsyat di Myanmar

Korban gempa Myanmar diperkirakan melebihi 10.000 orang menurut USGS. Banyak korban yang belum ditemukan.

29 Maret 2025 | 09.50 WIB

Pencarian korban akibat bangunan yang runtuh setelah gempa bumi dahsyat melanda Myanmar yang terasa sampai di Bangkok, Thailand, 28 Maret 2025. Reuters/Athit Perawongmetha
Perbesar
Pencarian korban akibat bangunan yang runtuh setelah gempa bumi dahsyat melanda Myanmar yang terasa sampai di Bangkok, Thailand, 28 Maret 2025. Reuters/Athit Perawongmetha

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah korban tewas akibat gempa bumi berskala besar di Myanmar diperkirakan bisa menembus lebih dari 10.000 orang, menurut perkiraan lembaga Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) yang dilansir dari 9News. Gempa berkekuatan 7,7 mengguncang Myanmar pada Jumat, 28 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Myanmar berada di wilayah sabuk gempa aktif. Banyak gempa terjadi di daerah yang jarang penduduknya, bukan di kota-kota seperti yang terkena dampak hari Jumat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Di Mandalay, gempa Myanmar dilaporkan merobohkan beberapa bangunan, termasuk salah satu biara terbesar di kota itu. Foto-foto dari ibu kota Naypyidaw memperlihatkan tim penyelamat sedang menarik korban dari reruntuhan beberapa bangunan yang digunakan untuk menampung pegawai negeri.

Pihak berwenang telah menemukan lebih dari 140 orang korban gempa Myanmar. Gempa merobohkan bangunan dan merusak infrastruktur termasuk di negara tetangga Thailand. Gedung pencakar langit yang sedang dibangun di Thailand roboh.

Menurut Reuters, sebagian besar kehancuran terjadi di kota terbesar kedua di Myanmar, Mandalay, yang terletak dekat dengan episentrum gempa. Seorang petugas penyelamat dari Amarapura, kota kuno dan sekarang menjadi kotamadya Mandalay, mengatakan jasad 30 orang telah ditemukan dari blok apartemen bertingkat yang runtuh.

"Saya belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya, kota kami tampak seperti kota yang runtuh," katanya. Ia memperkirakan sekitar seperlima bangunan telah hancur.

"Kami menerima panggilan bantuan dari orang-orang di dalam, tetapi kami tidak dapat membantu karena kami tidak memiliki cukup tenaga kerja dan mesin untuk membersihkan puing-puing, tetapi kami tidak akan berhenti bekerja," ujarnya dikutip dari Reuters.

Jenderal Min Aung Hlaing, pemimpin junta militer Myanmar, mengatakan jumlah korban kemungkinan akan bertambah. Ia meminta bantuan dan sumbangan dari negara lain.

Berbicara di Gedung Putih pada hari Jumat, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan para pejabat di Myanmar. AS akan memberikan beberapa bantuan. "Kami akan membantu," kata Trump kepada wartawan.

Meskipun pemerintah berupaya menutup Badan Pembangunan Internasional AS dan memangkas hampir semua pekerjaan yang tersisa, juru bicara Departemen Luar Negeri Tammy Bruce mengatakan para ahli bencana USAID siap membantu. USAID akan menyediakan barang-barang seperti makanan dan air minum.

"USAID telah menyiapkan tim ahli bencana yang memiliki kapasitas untuk merespons jika terjadi bencana," katanya dalam jumpa pers. "Kami siap bergerak sekarang. Tidak ada dampak terhadap kemampuan kami untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, permintaan bantuan tersebut, jika dan ketika permintaan itu datang."

Pilihan editor: Top 3 Dunia: Gempa Myanmar hingga Dubes Jerman Berburu Takjil

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus