Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Hun Sen berulang kali melontarkan kata-kata kasar dan ancaman memenjarakan pemimpin oposisi yang menjadi eksil, Sam Rainsy dan tokoh-tokoh oposisi lainnya sehubungan keberadaan mereka sebagai eksil hingga keinginan mereka untuk pulang ke tanah air mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut 3 kutipan pernyataan amarah Hun Sen terhadap Rainsy dan para oposisi yang eksil di sejumlah negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Hun Sen saat bertemu dengan para buruh garmen pada akhir Desember 2018.
"Saya sedang bersiap memborgol dan mengirim ke penjara orang yang bersiap pulang ke Kamboja. Jika anda berani seperti permintaan anda, anda bukan manusia tapi binatang, anjing," kata Hun Sen seperti dilansir dari South China Morning Post dan AP, 26 Desember 2018.
Hun Sen menanggapi pernyataan Rainsy kepada para pendukung CNRP, partai oposisi yang dia dirikan, di Paris pada 16 Desember 2018 bahwa dirinya akan pulang ke Kamboja tahun 2019.
Rainsi meninggalkan Kamboja pada tahun 2016 setelah didakwa pencemaran nama baik karena menuding pemerintahan Hun Sen terlibat pembunuhan aktivis politik. CNRP dibubrkan pada November 2017 dan 118 anggota partai dilarang berpolitik.
2.Hun Sen akan menangkap dan memenjarakan Sam Rainsy, tapi tidak untuk orang-orang lain yang ikut.
"Jika mereka datang dengan 100 orang, kami akan menangkap sedikit di antara mereka yang telah menjadi terdakwa. Selebihnya dapat masuk karena kami tidak berhak melarang siapapun masuk ke Kamboja. Kami menyambut anda dengan borgol," kata Hun Sen sebagaimana dikutip dari Khmer Times, 30 Juli 2019.
3. Hun Sen marah besar terhadap postingan dirinya di Facebook milik Sam Rainsy yang dianggap menghina karena menayangkan foto kepala Hun Sen terpenggal.
"Kau bajingan (Rainsy) mengutk hidupku. Saya tidak akan memaafkan ini. Saya mengatakan kepada pengacara saya untuk mempelajari apa yang telah diposting di Facebook di mana ia telah menghina saya dengan kepala saya terpotong," kata Hun Sen penuh marah di hadapan para pekerja garmen di provinsi Koh Kong, seperti dikutip dari Khmer Times, 13 Maret 2019.