Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Jerman, tanpa ragu, memastikan bahwa Alexei Navalny diracun. Kritikus yang vokal menentang Pemerintah Rusia tersebut, menenurut hasil tes di lab, diracun menggunakan Novichok. Selama ini, Novichok kerap digunakan intelijen Rusia untuk mengeliminasi target-targetnya.
Menurut ahli racun syaraf asal Michigan State University, William Atchison, Novichok dikembangkan di Rusia (kala itu Uni Soviet) sepanjang periode 1970an dan 1980an. Adapun racun tersebut didesain untuk memutus atau mengganggu komunikasi antara syaraf dan otot untuk melumpuhkan targetnya.
"Novichok bekerja dalam hitungan menit dengan melumpuhkan otot yang berfungsi untuk pernafasan serta jantung. Namun, dalam beberapa kasus, jika dosisnya kurang, target tidak akan mati namun mengalami kejang, gagal hati, dan kerusakan organ," ujar William Atchison, dikutip dari Al Jazeera, Kamis, 3 September 2020.
Untuk melengkapi pernyataan Atchison, berikut adalah beberapa fakta terkait Novichok yang telah dikumpulkan Tempo dari berbagai sumber:
1. Pendatang Baru
Novichok, secara harafiah, memiliki arti "pendatang baru". Racun tersebut memiliki komposisi yang sedikit banyak mirip dengan racun syaraf lainnya seperti VX dan Sarin. Adapun Novichok diklaim 5-10 kali lebih berbahaya dibanding kedua racun tersebut.
2. Belum Lama Disorot
Walau Novichok sudah dikembangkan sejak lama, sorotan besar terhadapnya didapat di tahun 2018. Kala itu, Novichok disebut digunakan agen Rusia untuk membunuh agen ganda asal Inggris, Sergei Skripal.
3. Dilarang Ada
Dikutip dari Al Jazeera, Rusia diyakini tidak pernah mendaftarkan Novichock atau bahan-bahan pengembangannya ke Organisasi Untuk Pencegahan Senjata Kimia (OPCW). Walau begitu, penggunaan Novichok sudah dilarang oleh OPCW.
4. Dibuat Dari Bahan-bahan Alami
Menurut pakar racun asal Amerika, Amy Smithson, Novichok memungkinkan untuk dikembangkan dengan bahan-bahan kimia alami. Dengan kata lain, penciptaannya bisa relatif tersembunyi, tidak terlacak, dan dikamuflasekan sebagai bisnis yang legal.
5. Rusia Diklaim Memiliki Ribuan Ton
Amerika dan Rusia disebut-sebut sebagai pemilik senjata kimiawi terbanyak di dunia menurut OPCW. Rusia mengklaim sudah menghancurkan seluruh senjata kimiawi, termasuk Novichok, yang mereka punya sebelum bergabung ke OPCW. Menurut laporan Nuclear Threat Initiative di tahun 2014, Rusia disebut memiliki ribuan ton Novichok dalam berbagai bentuk, termasuk varian lamanya.
ISTMAN MP | AL JAZEERA
News Link: https://www.aljazeera.com/news/2020/09/nerve-agent-novichok-200902170314989.html
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini