Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah panasnya perseteruan dengan Amerika soal Corona, Cina tetap melanjutkan kesepakatan dagangnya dengan negeri Paman Sam itu. Perkembangan terbaru, Cina menambah jumlah produk yang akan dikecualikan dari perang dagang Amerika Serikat-Cina. Hal itu untuk memastikan kesepakatan keduanya, yang diteken pada bulan Januari, tetap berjalan.
"Kedua negara sebaiknya tetap menjalankan kesepakatan yang sudah ada secara adil dan mutual. Kesepakatan tersebut memberikan keuntungan bagi kedua negara," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian, sebagaimana dikutip dari South China Morning Post, Selasa, 12 Mei 2020.
Dikutip dari South China Morning Post, akan ada 79 jenis produk yang dikecualikan Cina dari perang tarif dagang. Ke-79 produk itu meliputi produk minerba, suku cadang radar pesawat terbang, suku cadang semi konduktor, disinfektan, produk petrokimia, dan masih banyak lagi.
Pengecualian tersebut akan berjalan selama setahun, berlaku sejak 19 Mei 2020. Untuk bisa mendapatkan pengecualian tersebut, importir di Cina harus segera mengajukan aplikasi ke Departemen Bea Cukai dalam waktu enam bulan ke depan.
Pada daftar pengecualian sebelumnya, kebanyakan produk yang dikecualikan adalah produk agrikultur dan peternakan. Beberapa di antaranya adalah kedelai dan daging babi.
Selain menambah daftar produk impor yang dikecualikan, Cina juga berharap Amerika terbuka untuk renegosiasi kesepakatan dagang yang diteken Januari lalu. Hingga berita ini ditulis, Presiden Amerika Donald Trump masih menolaknya karena menurutnya Cina masih kurang banyak mengimpor barang dari Amerika.
Peneliti senior dari China Institute of Contemporary International Relations, Chen Fengying, mengklaim bahwa kesepakatan dagang Cina dan Amerika tidak terancam oleh persteruan kedua negara. Sebab, perseteruan tersebut berada di level retoris saja. Dalam situasi sesungguhnya, kata ia, kedua negara saling membutuhkan satu sama lain mengingat pandemi virus Corona menganggu perdagangan global.
"Cina masih ingin membeli komoditas dari Amerika seperti kedelai dan babi. Pertanyaannya sekarang lebih ke apakah Amerika bisa menyediakannya. Tingginya demand adalah hal tersulit dan ini yang bisa memicu renegosiasi," ujar Fengying soal perang dagang Amerika Serikat-Cina.
ISTMAN MP | SOUTH CHINA MORNING POST
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini