SERAYA bercucuran air mata, Imelda Marcos berkisah tentang jasa-jasanya menyelamatkan jiwa Aquino. Hadirin tampak terpukau hingga mereka kemudian menyanyikan lagu selamat ulang tahun bagi kupu-kupu besi yang genap berusia 55 tahun itu, pekan silam. Kejadian kecil itu kemudian jadi berekor panjang. Orang mulai curiga terhadap komisi pengusut yang dipimpin Corazon Agrava. Bukankah Agrava sendiri yang menganjurkan koor ulang tahun itu pada saat berlangsungnya sidang tertutup untuk mendengarkan kesaksian Imelda? Sikap yang diperagakan Corazon itu disindir Salvador Laurel di Tokyo. Di hadapan para wartawan, tokoh oposisi UNIDO itu berkata, "Komisi Agrava akan membersihkan nama baik rezim Marcos." Ia didukung oleh pendapat umum di Manila, yang juga semakin meragukan integritas komisi pengusut bentukan Marcos, November tahun lalu, sesudah dua komisi yang serupa gagal dan meletakkan jabatan. Tugas komisi adalah menghimpunkan dan menyelidiki semua bukti yang ada kaitannya dengan pembunuhan bekas senator Benigno Aquino, pemimpin oposisi yang tewas di lapagan terbang Manila, 21 Agustus tahun lampau. Dari 118 dengar pendapat, Komisi sudah mencatat 185 kesaksian di Manila, Tokyo, dan AS. Masyarakat, yang mulanya terkesima oleh kesungguhan kerja Komisi dan sikap tegas Agrava yang tidak membeda-bedakan saksi sipil atau militer, belakangan kecewa. Terutama sesudah kesaksian beberapa perwira tinggi. Ada kecenderungan bahwa Komisi tak berusaha menggali tuntas kesaksian mereka. Buktinya: Sesudah menanyai begitu banyak saksi, Komisi belum berhasil mengungkapkan betulkah Rolando Galman yang membunuh Aquino seperti resmi dituduhkan militer, atau orang lain. Dari Imelda, Komisi cuma dapat cerita tentang "nasihat" yang diberikan istri Presiden Marcos itu kepada Aquino di Boston, AS, supaya tidak pulang ke Manila. Alasannya, ada usaha pembunuhan terhadap Aquino. Tapi Salvador Laurel mengajukan fakta lain. Berdasarkan rekaman pembicaraan antara dia dengan Aquino terungkap bahwa Imelda pernah memperingatkan, "Jika Aquino pulang juga, dia akan dibunuh." Kata dibunuh jelas memberatkan Imelda yang sebelum ini luas diberitakan berkunjung ke Boston khusus untuk membujuk Aquino membatalkan niatnya pulang ke Manila. Lepas dari soal apakah pita rekaman itu autentik atau tidak, yang pasti PM Cesar Virata dalam kesaksian di hadapan Komisi Agrava mengakui bahwa pembicaraan antara Laurel dan mendiang Aquino memang ada. Tapi ia mengaku tidak tahu-menahu tentang "nasihat" Imelda. Hal lain yang menarik dari keterangan Virata ialah keyakinannya bahwa Marcos sakit pada saat pembunuhan Aquino terjadi. Ini bisa ditafsirkan bahwa Marcos tidak sepenuhnya mengendalikan tampuk pemerintahan, atau bahkan tidak tahu-menahu adanya rencana pembunuhan terhadap Aquino. ADAKAH Virata bermaksud melindungi Marcos dan secara tidak langsung memojokkan Imelda? Agaknya tidak. Walau kebijaksanaan Virata selalu ditentang Imelda, integritas tokoh ini tidak pernah diragukan. Virata memang tangan kanan Marcos, tapi dia lebih dikenal sebagai orang bersih di tengah-tengah aparat pemerintahan yang korup. Virata pula yang di harapkan bisa menertibkan ekonomi Filipina yang morat-marit karena utang US$ 25 milyar. Sebelum menghentikan pengusutan, Komisi Agrava telah minta izin pada Corazon Aquino agar mayat suaminya boleh dibongkar. Ini mereka anggap perlu karena dua dokter swasta menyatakan, tokoh oposisi itu mungkin saja ditembak dua kali - jadi bukan sekali seperti yang resmi disebutkan. Tapi janda itu menolak. Sebelumnya, ia sudah menandaskan bahwa komisi itu tidak pernah berhasil menyingkapkan sebab-musabab kematian suaminya. Mengapa? Ny. Corazon Aquino tentu punya alasan-alasan. Yang pasti, andai kata mau, komisi itu dapat memanfaatkan teknik penelitian balistik untuk menyingkapkan misteri pembunuhan Aqumo. Komisi ini juga semestinya dapat mengorek keterangan lebih banyak, terutama dari saksi militer yang berada di lapangan terbang saat kejadian yang naas itu. Tapi hal ini tidak mereka lakukan. Padahal, Komisi akan menyiarkan hasil penelitian 21 Agustus mendatang - genap satu tahun meninggalnya Aquino.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini