PEMERINTAH Muangthai siap melancarkan program Thainisasi terhadap lebih dari 12.000 Cina Kuomintang (KMT) di negeri itu. Bangkok tengah memecahkan masalah yang tak kunjung terselesaikan dalam 30 tahun belakangan ini. Tapi ada sasaran lain: menghancurkan bisnis narkotik yang dikelola sisa-sisa pengikut Chiang Kai Sck di wilayah obat bius yang kesohor dengan nama "Segi Tiga Emas". Rencana kabinet PM Prem Tinsulanonda yang diputuskan pertengahan Juni itu mungkin tak mudah dilaksanakan. Salah satu masalah ialah perlucutan senjata sisa pasukan KMT - Cina nasionalis - yang tersebar di 13 perkampungan, di Provinsi Chiang Rai, Chiang Mai, dan Mae Hong Son, dekat perbatasan dengan Burma dan Laos. Kata seorang perwira Daerah Militer III yang kini bertugas mengawasi orang-orang KMT itu "Kita tak perlu memakai kekerasan." Cina KMT memasuki Muangthai lewat Burma, ketika melarikan diri setelah kaurn komunis pimpinan Mao Zedong merebut kemenangan di Daratan Tiongkok, 1949. Mereka dikenal dengan sebutan Pasukan ke-3 dan ke-5, masing-masing dipimpin Jenderal Lee Wen-huan dan Jenderal Tuan Shi-wen. Bersama mereka turut serta familinya dan masyarakat Yunan, Cina Selatan. Berdiam di wilayah utara Muangthai sejak awal 1950-an, orang-orang KMT ini hidup eksklusif, memiliki pasukan bersenjata dan tak tunduk terhadap segenap ketentuan hukum Muangthai. "Bagaikan negara dalam negara," kata ketua Dewan Keamanan Nasional, Prasong Soonsiri, tentang mereka. Pengakuan soal keterlibatan dalam perdagangan oplum dan narkotik pernah diberikan Jenderal Tuan Shi-wen - yang meninggal 1980 - beberapa tahun lalu. "Kami harus melanjutkan perlawanan terhadap komunis," katanya, "dan untuk bertempur, kami memerlukan senjata. Untuk membeli senjata, kami memerlukan uang. Di pegunungan ini, hanya opiumlah yang dapat jadi duit." Tapi bukan hanya itu yang membuat Muangthai risau. Pasukan bersenjata yang menjaga perkampungan mereka berani mencegah polisi Thai yang akan melakukan pemeriksaan. Sekolah dasar dan menengah yang mereka dirikan, dengan sekitar 600 murid, telap mempertahankan kebudayaan Cina. Taiwan menyokong sekolah ini dengan bantuan dana. Buku pun didatangkan dari sana, dan guru-gurunya dididik di Taipeh. Banyak pula warga Thai keturunan Cina yang mengirim anaknya belajar ke sekolah itu. Selain akan melaksanakan sensus, Bangkok juga bakal mengirim guru-guru bahasa Thai ke perkampungan mereka untuk mengajarkan bahasa nasional. Konon, kemampuan berbahasa Thai ini akan jadi syarat untuk mendapatkan kewarganegaraan Muangthai. Sekarang baru 5.000 Cina KMT yang mendapatkan kewarganegaraan itu, antara lain anggota pasukan yang turut menumpas pemberontakan komunis di Muangthai Utara awal 1970-an. Tapi belum banyak yang membaur dengan orang Thai setempat. Bagi Muangthai, selain soal pembauran, masalah narkotik tampaknya juga amat penting. PM Prem dalam hal ini berhadapan dengan desakan negara-negara Barat, untuk memberantas perdagangan heroin di wilayah utara negeri itu. Kegagalan Unit 04 Komando Tertinggi yang dulu pernah ditugaskan untuk itu, konon, tak terlepas dari hubungan mereka yang sangat erat dengan orang-orang KMT. Bisnis narkotik tetap hidup atas kerja sama dengan beberapa pejabat yang korup.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini