Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin ISIS yang terbunuh, Abu Bakr al Baghdadi, berubah menjadi seorang ekstremis setelah dia ditangkap oleh otoritas AS pada 2004, kata jandanya, Asma Mohammed, kepada Al Arabiya dalam sebuah wawancara eksklusif pada Kamis, 15 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dia bukan pria yang sama yang pernah tinggal bersama saya sebelumnya,” katanya tentang perilaku pria tersebut pada tahun-tahun setelah dibebaskan dari tahanan AS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mohammed menikah dengan al Baghdadi pada 1999, ketika dia sedang mengejar gelar master di sebuah universitas Islam.
“Dia adalah orang normal yang tidak memiliki pemikiran ekstremis. Dia terbuka,” jelasnya.
Al Baghdadi dipenjara selama satu tahun, dan setelah dibebaskan, Mohammed yang kini menjanda mulai memperhatikan perubahan dalam perilakunya.
Pada 2014, ISIS, yang dipimpin oleh al Baghdadi, menguasai sebagian besar Irak dan negara tetangga Suriah.
Selama pemerintahannya, mereka melakukan banyak serangan teroris di wilayah yang mereka kendalikan serta di seluruh dunia.
Pasukan yang didukung AS mengalahkan ISIS di Irak pada 2017, dan dua tahun kemudian di Suriah. Pada 2019, Washington mengumumkan bahwa pasukan AS telah membunuh al Baghdadi dalam operasi di barat laut Suriah. Namun, sisa-sisa kelompok tersebut terus menyerang warga sipil dan pasukan keamanan di kedua negara.
Al-Baghdadi dan para pejuangnya “terobsesi” dengan perempuan dan mengubah “kekhalifahan” di bawah kendali mereka menjadi “negara untuk perempuan,” kata jandanya dalam wawancara.
Mohammed mengatakan bahwa ISIS melanggengkan berbagai bentuk pelecehan terhadap perempuan, termasuk perbudakan seksual dan pernikahan paksa.
Al Baghdadi menahan lebih dari 10 wanita Yazidi sebagai “budak”, dan bahkan pernah menikah dengan seorang gadis berusia 13 tahun, kata jandanya.
“Al Baghdadi dan organisasinya dipimpin oleh keinginan mereka yang melampaui batas kemanusiaan,” kata Mohammed, seraya menambahkan bahwa suaminya “memanjakan” keinginannya setelah deklarasi kekhalifahan.
Dia mengatakan suaminya juga menikahkan putrinya yang berusia 12 tahun dengan seorang pria berusia 23 tahun pada masa pemerintahannya.
Mohammed juga membenarkan bahwa dia pernah bertemu dengan pekerja bantuan Amerika Kayla Mueller setelah dia ditangkap oleh ISIS dan ditahan sebagai budak al Baghdadi.
Pada 2017, kelompok tersebut mengumumkan bahwa warga negara AS tersebut tewas dalam serangan udara Yordania, sebuah klaim yang dibantah oleh pihak berwenang AS.
Janda tersebut membantah memiliki informasi apa pun tentang interaksi Mueller dengan pemimpin ISIS tersebut, namun menyatakan keraguannya mengenai narasi kelompok tersebut tentang kematian Mueller.
AL ARABIYA