Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah gencatan senjata, pasukan Israel dan Hamas kembali terlibat pertempuran di Gaza pada Jumat, 15 Desember 2023. Pasukan Israel melancarkan serangan darat yang lebih kuat terhadap hamas. Selain itu, Empat orang tewas dalam serangan udara Israel terhadap sebuah rumah di Rafah dan tank-tank Israel menembaki sasaran di timur kota dekat perbatasan Mesir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam serangan itu, Israel mengumumkan bahwa pasukannya telah menghancurkan pusat komando dan kendali Hamas di distrik Sheijaia yang diperebutkan di Kota Gaza dan melakukan “serangan yang ditargetkan” terhadap infrastruktur militan di Khan Younis. Israel telah menjatuhkan ribuan ton amunisi sejak 7 Oktober 2023 lalu, menewaskan hampir 20 ribu warga Palestina di Gaza yang terkepung dan mengalami krisis layanan kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, pada 14 Desember 2023, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan bahwa Israel akan berperang dengan Hamas sampai meraih kemenangan mutlak dan sampai Hamas bisa dihancurkan.
Pada 18 Desember 2023, Israel mengatakan banyaknya jumlah korban sipil adalah konsekuensi dari kampanye intens Israel untuk menghancurkan kelompok militan Hamas di Gaza dan membalas strategi perang kota yang mereka lakukan.
Alasan kuat di balik motif penghancuran Hamas adalah karena serangan mendadak lintas batas yang dilakukan Hamas, kelompok yang didukung Iran dan menguasai Gaza, yang pejuangnya menyerbu komunitas Israel di dekatnya, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang pada 7 Oktober.
Israel juga menuding Hamas melakukan kejahatan perang dalam serangan tersebut. “Ini adalah kejahatan perang, kejahatan perang yang terdokumentasi secara terang-terangan,” kata Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan menjelang pertemuan tertutup pertemuan Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 negara, Minggu, 8 Oktober 2023..
Selain itu, alasan lainnya adalah Israel mengklaim telah terjadi pemerkosaan terhadap sejumlah perempuan dalam serangan pada 7 Oktober. Pihak berwenang Israel mengatakan mereka telah mengumpulkan banyak kesaksian tentang perkosaan dan kejahatan seksual dari para saksi dan petugas pertolongan pertama yang hadir selama atau setelah insiden terjadi.
Polisi Israel juga mengutip gambar yang diduga diambil oleh kelompok pejuang Hamas yang menunjukkan keadaan korban perempuan. Tudingan ini turut dilontarkan oleh juru bicara kementerian luar negeri Amerika Serikat, jubir Gedung Putih hingga mantan menteri luar negeri AS Hillary Clinton.
Seperti dilansir Reuters pada Selasa 5 Desember 2023, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller menuding Hamas terus menyandera perempuan Israel karena mereka tidak ingin mereka mengungkapkan apa yang mereka alami selama disandera.
ANANDA RIDHO SULISTYA | REUTERS | NABIILA AZZAHRA | NBC NEWS
Pilihan Editor: Sandera Israel Sebut Ibunya Tewas oleh Tentara Israel