Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah aktivis Tibet, termasuk Students for a Free Tibet dan Tibet Initiative Germany, pada Jumat, 21 Januari 2022, menuntut agar Allianz menghentikan sponsor untuk pesta olahraga Olimpiade musim dingin Beijing 2022. Alasannya dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan Cina serta perlakuan negara itu pada kelompok-kelompok minoritas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para pengunjuk rasa diantaranya melakukan aksi duduk di depan kantor Allianz di Ibu Kota Berlin, Jerman. Mereka membawa spanduk diantaranya bertuliskan ‘Allianz, hentikan pertandingan genosida’.
Sejumlah massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Islam (AMI) menggelar aksi didepan Kedutaan Besar China, Jakarta, Jumat, 14 Januari 2022. Mereka meminta pemerintah Indonesia untuk berbicara menentang genosida yang terjadi pada muslim Uighur di Xinjiang, memboikot Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing serta menghentikan deportasi terhadap pencari suaka Uighur kembali ke Tiongkok. TEMPO/Muhammad Hidayat
Tenzin Zoechbauer, Direktur Eksekutif Tibet Initiative Germany, mengatakan adalah hal yang tidak bisa diterima bahwa sebuah perusahaan asal Jerman seperti Allianz, yang mengiklankan diri sebagai seorang penyelamat bagi kehidupan manusia, tidak mengambil tindakan atau posisi terhadap situasi HAM di Cina.
Unjuk rasa di Berlin ini, juga menuntut agar Jerman ikut melakukan boikot diplomatik resmi pada Olimpiade musim dingin Beijing 2022.
Dalam aksi protes tersebut, dua aktvits melakukan aksi merantai diri ke pintu gedung Allianz. Menjawab aksi protes ini, Allianz mengatakan telah melakukan kontak dengan Tibet Initiative selama beberapa bulan untuk menjelaskan bahwa kemitraan Allianz dengan Olympic dan Paralympic Movement adalah sebuah komitmen jangka panjang yang dibuat jauh sebelum Olimpiade Beijing 2022 digagas.
“Bagi kami sebagai sponsor, nilai-nilai dari Olympic dan Paralympic Movement adalah yang terpenting. Komitmen kami masih tetap ada,” kata Juru bicara Allianz, menanggapi aksi protes tersebut.
Cina mengambil alih kendali di Tibet pada 1950 dengan menyebutnya sebagai sebuah pembebasan damai. Semenjak itu, Tibet telah menjadi salah satu area yang paling dikekang di Cina. Beijing menyangkal telah melakukan kesalahan dan mengatakan intervensi negara itu di Tibet telah mengakhiri penghambaan feodal terbelakang.
Sumber: Reuters
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.