Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Marcos Jr Klaim Tak Campuri Penangkapan Rodrigo Duterte, Sesuai Aturan Interpol

Marcos Jr. menyatakan penangkapan Rodrigo Duterte telah sesuai dengan aturan interpol.

12 Maret 2025 | 17.37 WIB

Mantan presiden Filipina Rodrigo Duterte saat menyampaikan pesan selama rapat umum proklamasi untuk kandidat senator dari partai politiknya PDP-Laban menjelang pemilihan paruh waktu, di Club Filipino di San Juan, Metro Manila, Filipina, 13 Februari 2025. REUTERS/Eloisa Lopez
Perbesar
Mantan presiden Filipina Rodrigo Duterte saat menyampaikan pesan selama rapat umum proklamasi untuk kandidat senator dari partai politiknya PDP-Laban menjelang pemilihan paruh waktu, di Club Filipino di San Juan, Metro Manila, Filipina, 13 Februari 2025. REUTERS/Eloisa Lopez

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., buka suara soal penangkapan Rodrigo Duterte. Bekas pemimpin Filipina tersebut ditangkap oleh Pengadilan Kriminal Internasional atau ICC di Manila pada Selasa, 11 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Duterte dikirim ke Den Haag pada Selasa beberapa jam setelah ia ditangkap di Manila sebagai bagian dari penyelidikan terhadap perang melawan narkoba yang menjadi ciri kepemimpinannya. Duterte, mantan wali kota dan mantan jaksa yang memimpin Filipina dari 2016 hingga 2022. Ia ditangkap pada Selasa pagi, menandai langkah terbesar dalam penyelidikan ICC terhadap dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan selama tindakan keras antinarkoba yang menewaskan ribuan orang dan menuai kecaman di seluruh dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dilansir dari Reuters, Marcos mengatakan ia tak mencampuri penangkapan Duterte oleh ICC. "Kami tidak membantu Pengadilan Kriminal Internasional dengan cara apa pun. Penangkapan dilakukan sesuai dengan aturan Interpol," ujarnya, Selasa, 11 Maret 2025.

Pesawat yang membawa Duterte sedang dalam perjalanan ke Den Haag, Belanda. "Ini memungkinkan mantan presiden menghadapi tuntutan kejahatan terhadap kemanusiaan terkait dengan perang berdarah melawan narkoba," kata Ferdinand Marcos Jr dalam konferensi pers.

Penangkapan Duterte menandai perubahan mengejutkan bagi keluarga Duterte yang berpengaruh. Pada 2022, keluarga Duterte dan Marcos berkoalisi membentuk aliansi tangguh untuk memenangkan pemilu. Namun keduanya berselisih paham, yang berpuncak pada pemakzulan Sara Duterte bulan lalu oleh majelis rendah yang dipimpin oleh loyalis Marcos.

Sinyal dari Marcos bahwa ia akan mematuhi jika surat perintah penangkapan dikeluarkan untuk Rodrigo Duterte. Padahal sebelumnya ia bersumpah tidak akan membantu ICC.

Investigasi polisi di Filipina berjalan sangat lambat. Baik Duterte maupun komandan polisi tertingginya belum didakwa melakukan kejahatan di tingkat lokal.

ICC pada hari Selasa mengatakan Duterte didakwa dengan kejahatan pembunuhan terhadap kemanusiaan dan bertanggung jawab pidana atas dugaan pembunuhan terhadap sedikitnya 43 orang antara tahun 2011 hingga 2019. Surat perintah penggeledahan tersebut menyatakan para hakim merasa yakin bahwa ada alasan yang cukup untuk menyimpulkan bahwa Duterte adalah kepala regu pembunuh yang beroperasi saat ia menjabat sebagai wali kota Davao City bagian selatan. Ia lalu mengawasi penegakan hukum Filipina saat menjadi presiden.

Leila de Lima, mantan menteri kehakiman yang dipenjara di bawah Duterte, beberapa bulan setelah dia memimpin penyelidikan Senat atas pembunuhan tersebut, mengatakan keluarga korban berani membawa Duterte ke pengadilan. "Suara kalian penting, keberanian kalian penting," katanya.

Pilihan editor: Trump: Serangan ke Diler Tesla Masuk Kategori Terorisme Domestik!

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus