Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Steve Witkoff, utusan khusus Presiden terpilih Donald Trump untuk wilayah Timur Tengah pada Selasa, 7 Januari 2025, berharap bisa mendapat laporan positif soal pembebasan sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza sebelum Trump dilantik sumpah jabatannya pada 20 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya rasa kami sedang membuat banyak kemajuan, saya tak banyak omong karena saya rasa mereka sudah melakukan tugas dengan baik di Doha,” kata Witkoff.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Doha telah menjadi tuan rumah sejumlah negosiasi gencatan senjata untuk perang Gaza, termasuk pembebasan sandera yang diculik Hamas dalam serangan 7 Oktober 2023. Qatar bersama Mesir dan Amerika Serikat telah menegosiasikan perdamaian antara Israel dan Hamas. Witkoff mengatakan sedang mempertimbangkan untuk terbang ke Doha selambatnya pada Rabu malam, 8 Januari 2025.
“Saya rasa kami punya kemajuan yang sangat bagus dan saya sangat berharap pada acara pelantikan nanti, ada kabar baik yang bisa disampaikan atas nama presiden,” kata Witkoff.
Trump, presiden terpilih Amerika Serikat dari Partai Republik, berulang kali mengatakan neraka akan pecah di timur tengah jika Hamas tidak membebaskan sandera pada saat dia menjabat sebagai presiden Amerika Serikat periode kedua.
“Itu tidak akan bagus buat Hamas (jika tak membebaskan sandera) dan sejujurnya itu tidak baik bagi siapa pun,” kata Trump.
Seorang pejabat Hamas yang tidak disebutkan namanya mengatakan Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, telah menyetujui pembebasan para sandera “sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan tahap pertama”. Pertukaran awal akan mencakup sandera perempuan, anak-anak, lanjut usia dan sandera yang sakit.
Reuters mengutip seorang pejabat Hamas, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan kesepakatan gencatan senjata akan bergantung pada persetujuan Israel terhadap gencatan senjata permanen dan penarikannya dari Gaza. Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu, 5 Januari 2025, mengatakan Hamas belum memberikan daftar tawanan yang mungkin akan dibebaskan.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Kementerian Luar Negeri Pastikan WNI Selamat dari Gempa Nepal
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini